Lihat ke Halaman Asli

Perihal Semesta

Diperbarui: 31 Mei 2023   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fb: Ama Mukadar


Tuhan menciptakan segala yang ada pada kita dengan cerita yang berbeda-beda. Ada yang telah meninggalkan karena merasa tersakiti, ada yang ingin pergi tetapi belum sanggup merangkul kehilangan, ada yang saling mencintai tapi tidak dapat untuk memiliki, ada yang jatuh cinta dengan begitu menggebu-begu. Dengan aturan yang berbeda-beda. 

Ada sepasang kekasih yang saling melarang karena alasan cemburu, ada yang saling membiarkan karena alasan manusia memiliki hak atas dirinya sendiri, ada yang saling mencaci dengan kata-kata yang kurang baik, ada yang saling menghargai yaitu selalu bermesraan dengan kata-kata yang sopan dan penuh manja.

Dan masih banyak lagi. Semua itu adalah cara Tuhan mengenalkan diri kita kepada manusia lain. Semua itu di rekam menjadi cerita untuk pandangan orang lain. Mulai dari langkah kaki kita, pola pikir kita, sifat kita dan lainnya.
Begitulah elemen-elemen yang akan kita terima oleh semua kejadian yang diberikan semesta. Tetapi masih banyak orang yang belum berani menghadapi dan mereka lebih memilih untuk tetap mundur. Mereka mengalah oleh keadaan karena takut. Padahal dunia ini, berbagai kejadian dan peristiwa akan selalu kita alami. Merupakan konsekuensi yang logis dari pada kehidupan ini. Artinya bahwa, semakin kompleks kehidupan yang terus berubah dari waktu ke waktu, kita mestinya harus siap menghadapi dan menyikapi kejadian dan kenyataan yang terjadi.
Kejadian dan peristiwa hidup yang kita hadapi bukan serta merta muncul begitu saja, tetapi  karena adanya hukum universal yang bekerja. Kejadian dan peristiwa ini adalah akibat dari hasil perbuatan yang telah kita lakukan sebelumnya.
Kebahagiaan maupun penderitaan timbul sebagai akibat dari pikiran kita dalam menyikapinya. Sehingga hidup yang tidak kekal ini membuat kondisi yang menyenangkan dan kondisi yang tidak menyenangkan datang silih berganti. Jika pikiran kita dapat melihat segala sesuatu sebagaimana adanya sebagai suatu proses maka pikiran kita akan dapat menanggapi berbagai kejadian dan peristiwa dengan cara yang lebih bijaksana.

BAGIAN II NOVEL "Perihal Semesta Dan Ruang Rahasia Trmpat Kau Berteduh"  

Penulis : Salma Mukadar




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline