Lihat ke Halaman Asli

Rencana Tuhan Indah, Bukan?

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kantor Pelayanan Pajak ini letaknya jauh dari pemukiman warga, tidak ada kendaraan umum yang lewat melintasi jalan menuju KPP ini. Hanya mereka yang memiliki kendaraan pribadilah yang akan cepat sampai menuju ini. ckck

Kalau bukan karena surat perjanjian bersedia ditempatkan di seluruh Indonesia yang telah saya tandatangani, ini bukanlah sebuah pilihan saya untuk datang ke salah satu daerah yang ada di Riau. Sayamerasa berat untuk menerima itu sebagai kenyataan dalam hidup saya. Berat rasanya untuk meninggalkan hubungan pertemanan yang sudah lama terjalin dengan begitu harmonisnya. Sedih rasanya ketika harus meninggalkan mereka semua dan pergi saling berpencar ke tujuan kami masing-masing.

Saat-saat terakhir bertemu mereka dalam acara kecil yang mendadak juga diadakan sebelum saya pergi meninggalkan mereka, disitu saya berusaha untuk tetap tegar dan tidak menitikan air mata, secara saya adalah seorang pria yang sedang menjaga image, kan malu juga kalau nangis di depan mereka. Mereka bisa berfikir aneh tentang saya. Sok kuat ajalah yahh. *penuh rahasia

Setelah acara selesai, saya pamit pulang ke kosan karena harus packing, saya melambaikan tangan saya dan melihat mereka untuk yang terakhir kalinya, namun saya yakin ini bukan benar-benar yang terakhir bakalan ada pertemuan lagi untuk kami.

Yang sedihnya setelah mereka berbailik dari pintu dan mengunci gerbang, beberapa langkah dari gerbang kemudian langkah saya tehenti dan saya mulai menitikan air mata. Saya usap sebagian air mata saya kemudian kembali ke depan pintu gerbang, saya melihat mereka sudah berlalu dan semakin deraslah air mata ini mengalir bak ciliwung yang dilanda banjir.

*saya rasa cerita ini mulai merujuk ke arah drama yak… :D :D

Awal dari perjalanan saya dimulai dari membeli tiket pesawat dari Jakarta ke Pekanbaru, dan dilanjut dengan kendaraan umum, orang daerah sini menyebutnya superben. Jarak tempuh dari ibukota provinsi Riau ke kota kecil Pangkalan Kerinci ini lamanya kurang lebih satu setengah jam. Dengan melintasi jalan yang kebanyakan di sisi kanan-kiri jalan terdapat rawa dan jarang permukiman warga tapi jalan menuju Pangkalan Kerinci ini cukup bagus dan layaklah untuk dilalui.

Semuanya ini saya lakukan demi menjalankan tugas yang sudah dipercayakan oleh Negara kepada saya dan apa boleh buatsaya harus menjalaninya dengan semangat dan selalu berpikiran positif, yah seperti yang pernah terlintas di kepala saya saat merasa sedih dan gak kerasan mengingat Pangkalan Kerinci.

“mungkin karena masih di awal saja, lama kelamaan nanti juga akan terbiasa”.

“maksud Tuhan baik, kok”, padahal dalam hatinya sedang kacau :’(ahh.. yah sudalah.

Nasib saya bisa dibilang baik lah dibanding mereka yang di luaran sana. Belum tentu mereka yang setelah lulus nantinya akan dipekerjakan langsung dan diangkat jadi CPNS Kementerian Keuangan, yah walaupun harus melewati Tes Kompetensi Dasar juga sih. Huhh inilah salah satu keunggulan anak STAN, banyak melalui tes-tes yang membuat setiap anak STAN itu kuat karena tekanan batin itu lah, dah kebal batin semuanya. Mulai dari tekanan kecil hingga Drop Out itu lohh..

Sebelum saya menginjakkan kaki di daerah ini, teman saya sempat menghubungi salah satu pegawai KPP Pangkalan Kerinci yang kebetulan ialah Alumni STAN. Setibanya di Pangkalan Kerinci atau yang biasa disebut masyarakat sekitar “Pangker”.Kami dijemput oleh senior yang penempatan definitivenya di Pangker, sungguh kaget saya melihat mereka. Otak saya mulai berfikir tentang kebaikan hati mereka. “Kok bisa mereka sebaik ini yah.?”, dan setelah tiba di kontrakan mereka, sempat terjadi kecelakaan percakapan yang membuat saya kaget. Dan mulai berfikir ntah apa-apa lah, “mereka kok kuat disini?, mereka kok tahan disini?”. Asal mereka itu jauh loh, mereka berasal dari Pulau dimana STAN Pusat berada. Sedihnya mereka waktu pertama kali datang ke sini, gak kebayang deh. Mereka cerita juga tentang pengalaman awal mereka ke sini.

Hari pertama saya untuk bekerja di KPP Pratama Pangkalan Kerinci, Saya datang terakhir dengan mengendarai motor dinas senior karena salah satu dari mereka sedang diklat, jadi dari pada motornya nganggur mending dipake. Sudah ada banyak OJTers yang berada di KPP, mereka sudah berkumpul di depan pintu kantor.

Total kami yang OJT di KPP Pangker ada 10 Orang dengan spesifikasi 8 Alumni STAN yang terbagi dari 4 STAN Bintaro dan 4 BDK Pekanbaru, sisanya lulusan S1 yang diterima Kemenkeu melalui jalur umum. Ini masih menyangkut hari pertama saya OJT di Pangker, di hari pertama ini seluruh kasi yang ada di KPP tersebut pada ikut RAKORDA, lalu kami disambut oleh para pegawai dan berkenalan satu persatu, setelah itu lupa semua dehh namanya.

Setelah perkenalan itu kami tidak melakukan apa-apa kecuali mendaftarkan absen melaluifinger print. Lalu, karena baik hatinya para pegawai pajak ini, kami mencari kosan dulu ditemani satah satu pegawai karena sebagian dari kami ada yang Pulang Pergi dari Pekanbaru ke Pangkalan Kerinci. Para pegawai juga takut terjadi hal yang tidak diinginkan karena sebelumnya sudah ada pegawai yang mengalami kecelakaan lalu lintas. *bayangkan aja PP dari Pekanbaru ke Pangker, Jauh gilakk.. Pake motor lagi..

Dari awal pertemuan kami dengan para pegawai pajak di Pangker ini sudah kelihatan sekali kalau mereka adalah orang yang peduli dengan teman sekantor. Mereka sempat bercerita tentang kecelakaan yang terjadi di lalu lintas bahwa mereka sebagian besar sepakat untuk terlambat bareng-bareng bahkan sampai gak masuk kantor karena duka yang mereka alami. Mereka menunggu dari pagi sampai jam 9 malam. Itu sih cerita mereka ceritamu? :p . Pokoknya kekeluargaan mereka sangat eratlah satu sama lain, saling jemput jika ada salah satu dari mereka yang kendaraannya tiba-tiba mogok di tengah jalan.

Sore menjelang pulang kantor, saya sedang duduk di sofa di dekat subbang umum sambil membuka laptop saya,. Kemudian seorang bapak tua asal Padang dengan gaya anak muda, dia salah satu pegawai di Seksi Pengawasan dan Konsultasi berapalah, saya dah lupa dia di Waskon berapa. Dia datang dan duduk di sofa bersama saya sambil mengeluarkan kotak kertas yang ada tulisannya “merokok membunuhmu”. Kami melakukan percakapan, dia menanyakan seputar nama, asal, pendidikan saya, yah semua yang umum dia tanyain.

Tapi dengan tiba-tiba dia berbicara seolah pak Mario Teguh, dia memberikan saya motivasi. Saya sebagai pendengar yang baik yang saya lakukan adalah menyimak bukan menyemak. Dia bilang “Nanti nak, kalau ada kesempatan kuliah ajah lagi, jangan pernah berhenti dalam pendidikan. Dah buka sikka kan? Nah di situ banyak penguman beasiswa. Kamu ditempatkan disini ada maksud yang baik,rencana Tuhan itu Indah, gak mungkin Tuhan menempatkan kita di tempat yang tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Jalani ajah dengan semangat. Penempatan di sini bisa dibilang lebih baik lah dibanding tempat-tempat yang lainnya.”

Seminggu telah saya lalui di seksi Pelayanan tepatnya di TPT Front Office….

Saya pun mulai beradaptasi ………………………………………………….. dan berdoa tentang maksud baik Tuhan.

[caption id="" align="aligncenter" width="590" caption="Kantor Pelayanan Pajak ini letaknya jauh dari pemukiman warga, tidak ada kendaraan umum yang lewat melintasi jalan menuju KPP ini. Hanya mereka yang memiliki kendaraan pribadilah yang akan cepat sampai menuju ini. ckck"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline