Lihat ke Halaman Asli

Rigby, Mengepak Asa Bermusik di Era Industri Format Digital

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1427575910690078260

[caption id="attachment_357894" align="aligncenter" width="300" caption="Rigby, Band asal Jogja dalam acara Meet The Labels(dokpri)"][/caption]

Piringan hitam pernah merajai di jagad musik dunia dan juga tanah air sebagai media ekpresi musisi, maka nama nama seperti The Beatles pun mampu menyihir jutaan penggemarnya di seluruh dunia dengan lagu lagu yang diputar di sebuah alat bernama piringan hitam, lalu muncul juga era kaset pita yang dalam tiga dekade bertahan di industri musik, dan pita kaset menjadi sebuah media bagi para musisi untuk menyampaikan pesan bermusik mereka kepada khalayak, namun pada akhirnya pula takdir menentukan akhir dari zaman keemasan pita kaset.

Di era milenium, di saat teknologi digital mulai menggantikan peran pita kaset, di saat begitu mudahnya mendapatkan akses di internet, perlahan lahan pita kaset pun seolah digulung zaman, dan sekarang era baru di industri musik telah dimulai, era internet dengan segala keunggulannya, mau tak mau para musisi pun harus berdamai agar bisa bertahan di industri musik, dengan segala daya dan upaya.

Begitu pula yang dialami Rigby, sebagai grup band yang lahir di era kekinian, pemuda pemuda asal Jogja ini tumbuh disaat industri musik digempur dengan aneka teknologi yang begitu cepat berkembang, perlu kiat khusus bagi group yang juga finalis 10 besar Meet The Labels tahun 2013, tetap eksis menghasilkan karya di era industri digital, mungkin pita kaset adalah masa lalu, kini era internet dan inilah sebuah tantangan yang ingin dijawab oleh pemuda pemuda asal kotagudeg Jogja.

Industri musik di era internet bukan tanpa celah untuk bisa mengepak asa dalam bermusik, dengan semangat kekompakan, Andika Yusuf sebagai vokalis, Dodi Darmadi diposisi gitaris, Akhsan Haspalian di posisi keyboard dan Lalu Ispandy Akbar sebagai penggebuk drum, Rigby melakoni petualangan musik mereka memanfaatkan internet agar musik mereka lebih dikenal.

Meski harus melawan aral yang melintang namun mereka tetap optimis menatap masa depan di era yang sangat kompetitif karena di era internet, apapun bisa terjadi, mulai dari mudahnya membajak sebuah karya lagu hingga harus pintar pintar melakukan strategi pemasaran dan juga tips mendulang fans dari sebuah media sosial semacam facebook atau twiter.

Dalam acara Kompasiana Ngulik yang diselenggarakan pada tanggal 27 Maret 2015, untuk kali pertama saya hadir di acara ini, betapa senangnya saat nama saya tertera sebagai peserta ngulik, walau sedikit deg degan namun acara ngulik perdana berlangsung seru, Rigby tampil ciamik dengan mendendangkan lagu jawaranya yaitu Tuhan Jangan Lama Lama, sebuah lagu dengan balutan unsur Rock, Blues dan Pop, sepintas suara vokalis Rigby ini mirip Duta Sheila On 7, musiknya pun easy listening dan yang pasti enak didengar.

Indonesia yang memiliki penduduk cukup besar, dan masyarakat pada umumnya diperkotaan melek internet, inilah ceruk pasar yang ingin dibidik Rigby untuk meningkatkan branding band, adalah sebuah kenyataan bahwa pengguna internet di Indonesia yang begitu besar, angka pengguna internet di Indonesia diatas angka 25 juta adalah pasar potensial yang dapat dimanfaatkan untuk menangguk peruntungan di industri musik, dan Rigby memanfaatkan celah tersebut, bahkan single andalan bertitel Tuhan Jangan Lama Lama, telah hadir di iTunes,'jualan' lagu di iTunes memang sebuah keniscayaan bagi para musisi di seluruh dunia dan juga Indonesia tentunya. Selain iTunes, secara genial Rigby pun memanfaatkan radio sebagai medium untuk memperkenalkan group band yang memiliki logo mahkota ini dan juga punya arti harfiah yaitu penguasa di literasi Inggris kuno, sinergi dengan radio radio sangat memungkinkan karena radio merupakan teman keseharian manusia pada umumnya, dan acara acara on air pun menjadi agenda Rigby.

Dengan jumlah stasiun yang terbentang dari Sabang hingga Merauke promo radio adalah ujung tombak dari upaya meraih eksistensi, selalu ada jalan dan itu dilakukan oleh Rigby, di setiap era, di setiap masa, selalu ada hal hal yang baru, dan kini Rigby berada di era internet, di era digital, tantangannya pun pasti berbeda dengan generasi sebelumnya. Ada banyak jalan untuk menaklukan pasar di era internet, Rigby memanfaatkan radio sebagai mitra dalam mengembangkan karier bermusik.

Disebagian kota besar, banyak sekali nama nama besar stasiun radio, dan ini merupakan hal yang sudah biasa berpromosi di radio radio, dengan tingkat mobilitas masyarakat perkotaan yang relatif lebih respon terhadap kehadiran radio, maka radio merupakan ajang yang tepat bagi Rigby untuk mengenalkan diri, tak heran di beberapa kota terutama Jogjakarta, banyak radio memutar single terbaik Rigby yaitu Tuhan Jangan Lama Lama, dan hebatnya single ini diterima dengan sangat baik oleh para pecinta musik.

Hal yang tak bisa dianggap enteng adalah memasukan klip ke youtube, yap di era digital ini, kehadiran youtube adalah sebuah berkah tersendiri, sebuah situs yang bermarkas di San Bruno ini, dengan memunculkan karya musik, bukan tak mungkin ketenaran akan datang, kita lihat betapa seorang Justin Bieber yang sekarang begitu terkenal, awalnya adalah artis youtube, dan Rigby pun mempunyai klip ciamik yang nangkring di youtube, dan sampai saat ini klip Rigby telah dikunjungi hampir lima ribuan pengunjung, sebuah prestasi yang harus diperhitungkan mengingat Rigby adalah pendatang baru di industri musik tanah air.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline