Rotter & Mischel menjelaskan tentang teori belajar kognitif pada manusia. Rotter juga menciptakan Locus of control sebgai ekspektasi umum yang merujuk pada keyakinan manusia bahwa mereka dapat atau tidak dapat mengontrol hidup meraka. Teori ini menjelaskan tentang pentingnya memahami beberapa perilaku yang timbul dari faktor eksternal dan internal yang sudah kita terima. Faktor eksternal itu sendiri merupakan kontrol luar yang sering muncul pada masa anak-anak hingga remaja. Sedangkan faktor eksternal itu tersendiri merupakan kontrol diri yang sering muncul saat kita sudah dewasa.faktor internal lebih bisa kita kendalikan saat kita dihadapkan pada suatu masalah yang sulit, dan kita mamapu memecahkan masalah tersebut dengan kontrol diri yang kita miliki, beda dengan usia anak-anak dan dewasa yang masih sulit memutuskan suatu pilihan yang masih kuat kaitannya dengan dorongan lingkungan yang sudah dia terima, sehingga kontrol diri yang dia miliki masih tergolong lemah.
Mengingat terntang meunculnya suatu perilaku pada individu itu sendiri, Rotter membagi 2 perilaku menjadi spesifik dan umum. spesifik itu sendiri lebih mengacu pada diri kita sendiri, sedangkan yang umum lebih kepada lingkungannya. Adapun perilaku spesifik terbagi menjadi 4 bagian yaitu : potensi perilaku, ekspektasi, nilai penguatan, dan situasi psikologis. Saya tertarik menjelaskan tentang potensi perilaku, karena presenter menjadikan saya sebagai contoh dalam menjelaskan pengertian tersebut. pada awalnya saya masih kebingungan memahaminya.dan pada intinya saya tahu bahwa potensi perilaku menghasilkan indikator perilaku yang menjadi penguatan bagi dirinya.
Mischel sendiri menciptakan sisitem kepribadian kognitif-afektif yang mengidentifikasikan bahwa perilaku manusia pada umumnya dibentuk oleh interaksi dari sifat kepribadian yang stabil. Pada pemahaman ini, individu menggunakan encoding dia untuk membentuk perilaku yang akan di ekspektasikan. Saat mahasiswa mendapatkan informasi akan diadakannya Kuis mendadak. Kognisi mereka akan bermain disisni, satu sisi lain menanggapi bahwa itu merupakan info penting yang mereka terima, dan mereka langsung bergegas belajar untuk persiapan Kuis yang akan diberikan. Ada kalanya yang satu juga berfikiran pasrah dan acuh tak acuh lebih pilih diam dan main hand phone sampai datangnya Kuis yang diberikan. Ini artinya, kognitif yang diterima akan menghasilkan afektif pada tiap individu dengan berbeda. Tergantung bagaimana mereka menerapkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H