Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Saleh

mengajar penting tetapi lebih penting belajar

Kedisiplinan

Diperbarui: 18 Desember 2015   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu pengalaman berharga yang saya lalui setelah diberi kesempatan ke negara seberang (Singapura), ada hal unik yang saya temukan selama 2 hari berkeliling di kota tersebut, yaitu waktu menggunakan travel Mr. Ali tidak pernah sekalipun ia membunyikan klakson mobil, dan waktu parkir kadang mobil ditinggalkan begitu saja sementara mesin masih aktif. Saya mencoba menggali informasi yang dia katakan bahwa itulah bagusnya mobil singapura karena klaksonnya orisinil "jarang digunakan", saya tanya alasannya, ia memberi komentar: 'buat apa diklakson, boleh jadi yang didepan kita juga ada hambatannya, dan orang-orang yang lalu lalang pada kebanyakannya ingin cepat-cepat. Dan kalau parkir itu aman, knp? karena di sekitar sini banyak cctv, jadi bila ada yang berbuat jahat akan dengan mudahnya ketahuan. Saya pikir boleh jadi karena CCTV?

Setelah berjalan menelusuri berbagai sarana yang ada, baik sarana transportasi, sarana pendidikan, sarana hiburan, sarana umum, dll tidak saya temukan "sampah" yang berserakan. Sehingga dalam pikiran saya orang singapura sangat cinta kebersihan, peduli terhadap kenyamanan dan keamanan lingkungan, hingga tidak salah kalau menjadi salah satu negara yang terbersih dan teraman di dunia.

Berdasarkan pengalaman tersebut, saya beranggapan bahwa apa yang dilakukan oleh warga singapura merupakan pribadi yang mencerminkan Kedisiplinan, terlepas dengan adanya CCTV, adanya denda yang begitu besar bagi yang melanggar. Kedisiplinan bisa terwujud dengan diawali dengan pembiasaan. Ada slogan yang mengatakan: biasakanlah yang benar dan jangan membenarkan yang biasa.

Sikap ini dapat digolongkan pada sosok manusia yang memiliki mental spiritual yang tinggi, bukan mental religius. Manusia yang memiliki nilai-nilai spiritual yang tinggi dapat timbul kesadaran dalam dirinya untuk dapat melakukan aktivitas dengan berlandaskan pada etika, norma, nilai-nilai hakekat keagamaan bukan hanya sekadar simbol, label tetapi terimplementasi dalam kehidupan. #semoga_bermanfaat#




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline