Lihat ke Halaman Asli

Dakwah Lapangan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Ibu Anita

Diperbarui: 13 Januari 2022   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyerahan Bantuan kepada ibu Anita, dokpri

Para mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) yang berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA), telah selesai melaksanakan kegiatan dakwah lapangan Pemberdayaan Keluarga Dhuafa pada Sabtu, 20 November 2021 lalu. Kelompok tersebut diketuai oleh Mahlival Al Malik dan anggotanya yaitu Ahmad Sofi Nurfiqih, Ayyub Yanuar Fauzi, Ditha Puteri Tiara Maghfiroh, dan Salfa Astiara Nadhifa. Kegiatan tersebut terintegrasi dari mata kuliah Kemuhammadiyahan dengan dosen pengampu ibu Dr. Heni Ani Nuraeni, S.Ag., MA.

Pemberdayaan Keluarga Dhuafa merupakan kegiatan penggalangan dan penyaluran dana yang disalurkan dalam bentuk pembuatan usaha ataupun bentuk lainnya untuk diberikan kepada keluarga dhuafa yang membutuhkan. Salah satu keluarga dhuafa yang layak mendapatkan bantuan tersebut yaitu keluarga ibu Anita, seorang janda yang memiliki dua orang putri yaitu Dewi dan Jihan. Pekerjaan beliau sehari-hari yaitu memulung dan pendapatannya hanya berkisar 25-40ribu rupiah per-harinya. Keprihatinan pun semakin bertambah setelah mengetahui putri bungsunya yang bernama Jihan memiliki riwayat penyakit paru-paru dan mengharuskannya untuk rutin minum obat. Dari penghasilan memulung yang jauh dari kata cukup, setidaknya untuk biaya berobat putri bungsunya tersebut beliau telah mendapatkan bantuan BPJS sehingga dapat sedikit mengurangi beban yang sedang beliau hadapi.

Kegiatan ini memiliki beberapa tahapan, dari mulai penyusunan laporan awal, mencari target, silaturahmi pertama sampai ketiga, penggalangan dana, pembelian bahan dan penyerahan bantuan, serta penyusunan laporan akhir. Pada saat sedang silaturahmi pertama dan kedua, kelompok tersebut bertanya mengenai semua permasalahan yang selama ini sedang beliau hadapi.

Dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa keluarga beliau sedang menghadapi permasalahan ekonomi yang sangat sulit sehingga beliau sangat membutuhkan pemasukan tambahan selain dari hasil memulung. Katanya, dahulu beliau sempat berjualan nasi uduk namun karena terus mengalami kerugian dan adanya keterbatasan modal yang dimiliki, akhirnya beliau pun harus berhenti berjualan. Maka dari itu, kelompok tersebut memberikan bantuan kepada beliau berupa alat dan bahan untuk membuat warung nasi uduk sederhana yang dapat sedikit mencukupi kehidupan sehari-hari.

Dengan dilakukannya kegiatan Pemberdayaan Keluarga Dhuafa tersebut, mengharuskan mahasiswa untuk dapat terjun langsung serta ikut andil dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh sebuah keluarga dhuafa. Tujuannya agar mereka dapat merasakan bagaimana sulitnya para keluarga dhuafa yang sedang berjuang mengais rezeki demi mempertahankan hidup yang tentunya semakin sulit pada keadaan pandemi seperti saat ini. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat semakin terbuka mata hatinya dan menyadari bahwa ternyata di sekeliling mereka masih banyak orang yang harus dibantu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline