Lihat ke Halaman Asli

Mak, Aku Lapar..

Diperbarui: 20 Oktober 2016   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siang itu.....teramat panas

Siang itu ....pekat asap menutupi cakrawala

Siang itu.....raungan mesin pemburu kayu menutupi suara alam

Siang itu....aku terdiam dalam kepasrahan

Aku duduk dalam dekapan mamak...terasa geli dan gatal untaian rambut mamak di telingaku

Dudukku terasa tak nyaman...dekapan sila tak bernyali...

Pandangan nanar...sinaran kelam...dan hembusan nafas yang berhembus diiringi dentumam detak jantung yang takut

Aku masih memeluk mamak...aku masih merasa nyaman dalam takut yang menerpa..

Suara buldozer menggema di kejauhan...mematahkan setiap batang kayu penopang alam tempat aku berdiam selama ini..

Pelukan ku semakit erat...aku takut..tangan emak semakin kuat dalam rangkulanku..." mak...kenapa pohon pohon itu di tebang? " Mak masih terdiam...emak hanya membisu

" mak...kenapa harus banyak asap di sini...? ..mataku perih mak...nafasku sesak...kenapa hutan kita jadi gelap mak..? " mak hanya bisa terdiam..tak menjawab...tak bersuara...tapi mata emak terlihat berbahasa...mata emak seperti bertutur...raut wajah emak seperti mengibur...tapi hiburan yang terasa semu...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline