Hidup bisa kita nikmati sekalipun kita masih menyandang status sebagai karyawan. Tidak ada yang melarang kita untuk menikmati hidup. Siapapun berhak untuk menikmati hidup termasuk anda. Adalah salah besar jika ada yang beranggapan bahwa hidup baru bisa dinikmati ketika kita sudah kaya raya. Jika memang hidup baru bisa dinikmati setelah kita kaya raya, bagaimana jika seandainya sebelum kita kaya raya Tuhan sudah memanggil kita? Bagaimana seandainya sebelum kita kaya raya, berbagai macam penyakit menggerogoti tubuh kita? Bagaimana seandainya sebelum kita kaya raya, kita hidup bergantung dari obat yang diberikan oleh dokter? Apakah penghasilan yang kita dapat selama hidup hanya untuk membayar dokter saja? Pertanyaan --pertanyan tersebut harus kita jawab dengan jujur, agar kita dapat menikmati hidup sekarang juga tanpa harus menjadi kaya raya terlebih dahulu.
Lalu bagaimana caranya kita menikmati hidup? Pertanyaan ini banyak sekali jawabannya dan tergantung dari sisi mana anda melihatnya. Ketahuilah bahwa yang namanya kenikmatan hidup itu sifatnya relatif. Sama seperti kita melihat sebuah arti kepuasan. Bagi sebagian orang penghasilan sebesar sepuluh juta rupiah setiap bulannya sudah dianggap cukup, tapi bagi sebagian orang lainnya penghasilan sebegitu belumlah ada artinya bagi kehidupannya.
Nah, dari sini saja sudah jelas bagi kita bahwa manusia sesungguhnya tidak pernah merasa cukup. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi juga kebutuhan hidupnya. Buat kalangan tertentu, mempunyai satu buah rumah, satu buah mobil, sedikit tabungan dan penghasilan tetap setiap bulannya sudah dianggap cukup. Tapi bagi sebagian orang kelas menengah keatas lainnya hanya punya satu rumah saja, satu mobil saja dan sedikit tabungan belumlah puas. Ada keinginan terus-menerus yang mendorong dirinya untuk selalu berusaha, berusaha dan berusaha terus untuk mendapatkan harta lainnya entah itu emas, tanah, deposito, reksa dana , saham dan lain sebagainya. Punya satu ingin dua, punya dua ingin tiga, punya tiga ingin empat begitu seterusnya. Hal demikian itu adalah wajar-wajar saja sepanjang kita mampu untuk meraihnya. Namun apabila kita tidak mampu meraihnya bukankah itu sama artinya dengan kuda yang tertutup matanya tapi terus dilecut untuk berlari karena mencium bau rumput di hidungnya?
Ketika kita sudah menyadari bahwa kepuasan itu relatif adanya, akankah kita terus menerus memburu yang namanya kepuasan sampai tiba saatnya Tuhan memanggil kita? Lalu kapan kita bisa menikmati hidup? Tidak bisakah kita menikmati hidup sekarang ini walaupun status kita masih sebagai orang gajian?
Jawabannya adalah.... Bisa! Kita bisa menikmati hidup saat ini walaupun status kita masih sebagai orang gajian. Banyak cara untuk menikmari hidup. Cara itu terkadang malah tidak membutuhkan biaya yang banyak untuk mendapatkannya, asalkan kita tahu apa yang membuat kita senang dan bahagia bila kita melakukannya tanpa ada paksaan
Untuk mengetahui kesenangan kita, berikut ini ada tips yang mungkin berguna bagi anda yaitu:
- Cari tahu apa kesukaan kita
Kesukaan, kesenangan atau hobi bisa berupa memelihara binatang piaraan, merawat kendaraan, merawat tanaman, membaca, traveling, berkebun, menulis dan lain sebagainya. Kesenangan tadi tidak sepenuhnya mengeluarkan biaya besar untuk menjalankannya. Menulis misalnya, tidak memerlukan biaya yang banyak untuk melakukannya. Yang anda perlukan untuk menulis adalah anda hanya diminta untuk membaca dan jeli melihat fenomena yang terjadi disekeliling anda. Topik tulisan bisa berupa fiksi maupun non fiksi berisi pengamatan sosial kemasyarakatan, tempat-tempat wisata, pengalaman anda , cerita pendek bahkan novel sekalipun. Hanya saja kita harus tahu trik dan caranya menjalankan kesenangan tadi. Untuk mengetahui bagaimana trik menjalankan kesenangan tadi ada baiknya anda mencari informasi sebanyak-banyaknya bisa melalui membaca, melalui internet, melalui teman dan sebagainya.
- Cobalah menjadi diri sendiri
Jangan pernah selalu menjadi orang lain sehingga kita merasa asing dengan diri kita sendiri.