Lihat ke Halaman Asli

Salam Rahmad

brain food

Cat-Calling: Pelecehan Berkedok Candaan

Diperbarui: 5 April 2019   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta -- "Digoda atau diperlakukan tidak senonoh ketika berada di jalan atau transportasi umum adalah perlakuan yang tidak menyenangkan dan hal yang paling menyakitkan," hal itu disampaikan oleh IM (22) salah seorang korban yang bekerja sebagai karyawati yang mengalami pelecehan seksual  dari oknum (kejahatan seksual) ketika dalam perjalanan ke tempat kerjanya dengan menggunakan moda transportasi kereta api jurusan Bogor-Angke 2018 lalu.

"Pada saat kejadian itu saya sangat kaget banget, dan hanya bisa diam karena itu moment yang paling menyedihkan dalam hidup saya. Pelaku menggunakan kesempatan dalam kesempitan kayak gak punya otak," tegas IM saat dimintai keterangan di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta (Sabtu, 16/03/2019).

Korban juga menuturkan bahwa ia sempat menghindar dari pelaku supaya tidak berdekatan lagi posisinya dengan IM. Namun kenyataannya, pelaku tetap saja mengikuti IM kemanapun IM bergerak.

Tak hanya perempuan, lelaki pun tak luput dari perilaku Cat-Calling. Bentuk pelecehan yang dialami dapat berupa tindakan diteriaki atau bersiul dengan keras yang bernada pelecehan. 

Cat-Calling sendiri bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, baik itu di keramaian ataupun tempat sepi yang tidak mengenal siang maupun malam. Hal ini terjadi pada MA (19), AP (20), dan FC (19), yang ketiganya berprofesi sebagai mahasiswa di salah satu universitas di bilangan Jakarta. 

AP mengaku seringkali mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan ketika dirinya sedang berada di tempat keramaian dan tempat sepi jika ia berjalan sendirian tanpa ada yang menemaninya.

"Kalau jalan sendiri atau sama teman-teman cewek semua dan ngelewatin beberapa cowok suka di Cat-Calling-in, gitu," ungkap AP saat di temui di kediamannya di daerah Bogor, Jawa Barat (Jumat, 15/03/2019).

Tak jarang, banyak perempuan yang merasa geram dengan perlakuan oknum-oknum tersebut dan tidak sedikit juga yang merasa takut.

"Biasanya pasang muka ketus atau ilfeel," sambung AP.

Berbeda dengan AP, MA justru merasa takut bila ia menjadi sasaran oknum Cat-Calling tersebut.

"Kalau jadi mangsanya (oknum), gue spontan jalan cepat sambil nunduk. Karena gak berani ngelawan atau nyamperin oknum itu karena mereka rame, gak sendiri," ujar MA ketika di jumpai di kediamannya di daerah Jakarta Timur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline