Penulis 1: Salama
Penulis 2: Ahmad Wahidi S.Ag.,SIP.,M.Pd.I
Salamaputry8@gmail.com
Universitas Islam Negri Raden Fatah Palembang
ABSTRAK
Implementasi ilmu-ilmu keagamaan dalam era globalisasi dan pluralisme agama sangat penting untuk membangun keterpaduan spiritual dan akademis. Pendekatan holistik dan integratif tidak hanya berfokus pada aspek teologis dan spiritual, tetapi juga menggabungkan berbagai disiplin ilmu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode holistik integratif, mencakup dimensi sosial, budaya, psikologis, dan historis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini meningkatkan kualitas pendidikan, keterpaduan kurikulum, pengembangan karakter dan etika, keterlibatan siswa, kolaborasi sosial, serta keterampilan berpikir kritis dan reflektif. Implementasi melibatkan pendidikan kurikulum terpadu, metode pengajaran interdisipliner, dan penelitian kolaboratif. Meskipun terdapat tantangan seperti resistensi terhadap perubahan dan keterbatasan sumber daya, solusi melalui sosialisasi, pelatihan, dan investasi dalam pengembangan kurikulum dapat mengatasi hambatan tersebut. Dengan demikian, pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan individu yang seimbang dalam berbagai aspek kehidupan.
Kata Kunci: Pendidikan holistik, integratif, ilmu-ilmu keagamaan, globalisasi, pluralisme agama, pengembangan karakter, keterpaduan kurikulum, interdisipliner, penelitian kolaboratif
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi dan pluralisme agama, implementasi ilmu-ilmu keagamaan menjadi sangat penting untuk membangun keterpaduan spiritual dan akademis. Ilmu-ilmu keagamaan tidak hanya berfokus pada aspek teologis dan spiritual, tetapi juga memerlukan pendekatan holistik dan integratif yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Dalam konteks ini, pendekatan holistik dan integratif dalam implementasi ilmu-ilmu keagamaan dapat membantu membangun keterpaduan spiritual dan akademis, serta meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap agama dan keberagamaan.
Pendekatan holistik dan integratif dalam implementasi ilmu-ilmu keagamaan memerlukan kerjasama antara berbagai elemen, seperti orang tua, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Kematangan pribadi dan lingkungan anak berkembang akan membentuk kesiapan bersekolah pada anak dan hal ini tidak terlepas dari bagaimana pola asuh orang tua terhadap anaknya. Selain itu, guru atau ustadz memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, dengan melihat hal tersebut maka dalam pembelajaran holistik integratif disini, ustadz harus terus belajar mengembangkan pengetahuannya dan memiliki wawasan luas agar mampu mengintegrasikan antar disiplin ilmu.
Pendidikan Islam yang bersumber pada al-Qur'an, al-Hadits dan ijtihad haruslah mengembangkan ilmu yang bersifat holistik dan integratif. Konsep ilmu dalam al-Qur'an bersifat umum dan total dalam pengkajiannya, dan hadits juga memberikan anjuran untuk memeliki ilmu dunia dan akherat. Sedangkan ulama melakukan ijtihad dalam berbagai aspek ilmu pengetahuan, itulah sebabnya gelar ulama dalam Islam berarti orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas, sistematis, logis dan konprehensif.