peta perbatasan Turki-Iran kompas.com Menurut laporan dari Ankara,Turki tetap membeli gas alam dari republik islam Iran,ujar Menteri Energi Turki Taner Yildis Rabu 26 Desember 2012 kepada wartawan di Ankara.Kepada kantor berita Anatolia Rabu 26 Desember 2012 Menteri Energi Turki ,Taner Yildis menegaskan pula bahwa Turki tetap akan melanjutkan kerjasama ekonomi dan perdagangannya dengan rejim Syiah Teheran tersebut,meskipun negara-negara Barat pimpinan AS semakin memperketat sanksinya terhadap Republik islam Iran terkait isu-isu nuklirnya itu. Republik Islam Iran merupakan pemasok gas kedua terbesar dunia setelah Rusia ,dan bagi Republik Turki turtur Taner Yildis lagi Teheran merupakan pemasok 18 sampai 20 persen gas alam yang di konsumsikan Turki,ujarnya kepada kantor berita Anatolia,Rabu 26 desember 2012.Dalam menghadapi Turki ini,AS dan sekutunya memang dihadapkan dalam situasi sulit. Turki diganjal oleh negara-negara EU hingga sampai sekarang Turki tidak menjadi anggota Kesatuan Eropa tersebut, meskipun merupakan salah satu negara anggota NATO.Sekiranya Turki tidak didukung oleh AS mungkin saja Turki tidak pernah menjadi anggota NATO ,kemungkinan karena secara geografis Turki amat strategis berhadapan dengan Rusia,Suriah dan Iran.Kemungkinan faktror itu merupakan salah satunya sehingga AS membiarkan saja Turki melanggar sanksi anjuran AS sendiri.Sebagaimana halnya AS dengan Pakistan,Korea selatan,India yang dibiarkan saja memasok enerji dari Teheran. Terkait dengan hubungan Turki dan Republik Islam Iran itu ,Teheran mengecam Turki memasang rudal patriot di wilayah perbatasannya dengan Suriah apalagi sekitar 1000 personil tentara NATO sekarang berada di kawasan tersebut.Namunpun demikian Republik islam Iran sedang menjajaki supaya Turki juga mengijinkan Teheran mengoperasikan jaringan TV-nya dengan menggunakan satelit Turki.Secara strategi politik dan militer,kemungkinan saja Teheran menggunakan satelit Turki kedepan bukan hanya bagi kepentingan TV-nya saja tetapi bisa saja bagi kepentingan militer .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H