Lihat ke Halaman Asli

Salim Rahmatullah

Scholarship Hunter

Lailatul Qadr Aisyah untuk Ibu

Diperbarui: 30 Mei 2018   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: kabarmakkah.com

Aisyah termenung dalam kamarnya, wajahnya Nampak murung, sangat sedih.  Mengapa tidak, Ia  tak menyangka, ibu yang sangat meyayanginya selama ini, marah begitu besar. Aisyah merasa sangat sakit, air matanya saja sudah kering, karena menangis sejak tadi pagi. "ibu maafin Aisyah bu, ibu maafin Aisyah bu," ucap Aisyah sambil menangis.

Keteledoran Aisyah memang sangat menyakitkan bagi sang Ibu, cincin pernikahan peninggalan satu-satunya sang suami, hilang karena dibawa pergi tarawih Aisyah. Entah, kenapa Ibunya Aisyah begitu tidak rela, cincin pernikahan yang diberikan almarhum suami hilang. Konon sih, perasaan cinta mendalam dan pengorbanan yang dilakukan bapaknya Aisyah untuk memberikan cincin kawin tersebut sangat berat.

Di tengah kesedihan Aisyah, sebuah pesan masuk ke ponselnya. Pesan singkat dari sang guru, prihal acara untuk mengkuti diskusi singkat mengenai malam Lailatul Qadr. Aisyah tampak sangat senang, berkat pesan itu ia tampak mengingat sesuatu, dan memiliki ide untuk mengembalikan cicin kawin sang ibu yang ia hilangkan ketika tarawih di masjid.

"Lailatul Qadr kenapa aku melupakan malam seribu bulan yang penuh keberkahan ini," ucap  Aisyah membathin. "bertemu dengan malam laillatul qadr akan mengubah sikap ibu kepadaku, karena aku akan mengembalikan cincin kawin ibu," tambah Aisyah membathin.

Malam lailatul qadr, memang sangat populer di kalangan umat Muslim. Malam ini hanya ada di dalam bulan ramadhan. Ialah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam ini juga malam yang sangat misterius, karena sangat sulit untuk bertemu dengan malam ini. Para ulama tempo dulu banyak mengulasnya dalam kitab- kitab seputar ramadhan. Para penceramah juga tidak pernah absen menjadikannya tema ceramah- ceramah ketika bulan ramadhan. Malam ini populernya diperkirakan ada pada 10 malam terkahir ramadhan, di malam-malam ganjil. Malam yang cerah bertaburan bintang, air yang membeku, pohon yang berjalan, dan lain-lain, disebut-sebut sebagai tanda dari malam lailatul qadr.

Satu hal yang menarik Aisyah, hingga sumringah setelah mengingat malam ini adalah, segala doa yang dipanjatkan di malam lailatul qadr, akan dikabulkan oleh Allah swt. Ia sudah memiliki ide untuk berusaha agar bisa bertemu malam lailatul qadr. Aisyah ingin berdoa pada malam lailatul qadr, agar cincin kawin ibunya ketemu, bagaimana pun caranya, ia berharap cincin kawin ibunya kembali. Meski kalau membaca riwayat dan kisah-kisah seputar malam lailatul qadr, malam ini sangat sulit ditemukan, Aisyah tetap bertekad dan bersemangat untuk bertemu dengan malam Lailatul Qadr.

Sejak itu, ia kemudian rajin beribadah, ia sering terjaga setiap malam, shalat tahajud, mengaji, selalu menjadi malam- malam Aisyah. Ia terus menanti kehadiran malam lailatul qadr. Satu, dua, tiga hari, Aisyah terus memperbanyak ibadahnya, hingga tida terasa, intenstitas ibadah yang tinggi sudah dia lakukan selama seminggu. Tetapi, lailatul qadr belum juga ia temukan. Ia tetap tidak berputus asa.

Ia lalu berfikir, mungkin ia ibadahnya baru sebatas kuantitas, tetapi tidak berkualitas. Ia lalu semakin khusyu beribadah, sayangnya sampai di malam terakhir puasa, Lailatul Qadr tak jua mendatangi Aisyah. Di malam terakhir, ia pun menghabiskan waktunya untuk memikirkan kembali, kenapa usaha yang ia lakukan ternyata tak membuahkan hasil, lailatur qadr yang dinantikan tidak kunjung data.

Ingin rasanya ia protes terhadap Tuhan, namun ia tidak bisa, karena ternyata di balik malam lailatul qadr yang tak kunjung datang, ia telah bertransformasi menjadi sosok wanita  shalehah, karena kuantitas dan kualitas ibadahnya selama ramadhan ini. Ia pun mengurungkan niatnya untuk berdoa, agar cincin kawin ibunya kembali , mengikhlaskan, dan tetap berhusnudhan kepada Allah swt.

Pagi harinya, saat tengah membuka lemari, Aisyah sangat terkejut, karena cincin kawin yang selama ini dicari- cari, berada di lemarinya. Entah, darimana datangnya cincin itu, jelasnya setiap hari Aisyah pasti membuka lemari, tetapi tidak ditemukan. "Ahamdulillah Ya Allah, Alhamdulillah." Aisyah berfikir ini sangat ajaib, ia lalu menyimpulkan Tuhan tak perlu menunggu lailatul qadr untuk mengabulkan doa hambanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline