Pemahaman standar yang mainstream di masyarakat terkait puasa adalah menahan diri dari makan dan minum sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Demikian, kebiasan sarapan pagi dan makan siang harus ditinggalkan, tentu , hal ini tidak mudah. Untuk menyiasatinya, anda perlu melakukan pengaturan waktu dan pola makan, sehingga anda pun tidak kewalahan berpuasa.
Kewajiban agama Islam ini pun sudah diatur dengan baik, sehingga rasa lelah anda bisa terbayar dengan mengikuti pola aturan yang telah ditetapkan berbagai mazhab fikih yang anda dianut. Ada waktu untuk menahan rasa lapar dan haus, ada waktu juga untuk anda memasok asupan, agar tetap berenergi; ada buka dan ada juga sahur.
Semisal sahur, dalam hadis Rasulullah saw, umat muslim yang akan menjakankan puasa dianjurkan untuk sahur, alasannya di dalam sahur terdapat keberkahan. Demikian, melewatkan sahur, berarti melewatkan keberkahan yang terkandung di dalamnya. Uniknya, ketika berbuka, ajaran agama menganjurkan untuk menyegerakan berbuka ketika matahari telah terbenam, sementara sahur diminta untuk mengakhirkan. Logika sederhananya, jelas, dianjurkan berbuka agar segera mendapatkan energi, lalu, dianjurkan mengakhirkan sahur, agar energi yang didapat dari makanan, tidak mudah habis.
Baik, sebagaimana telah disinggung sebelumnya, karena puasa adalah menahan diri dari makan dan minum, maka tubuh anda butuh simpanan energi yang cukup. Demikian, sahur adalah kunci, atau gerbang, waktu dimana anda harus mengkonsumsi makanan bergizi yang bernutrisi. Idealnya memang seperti itu, makanan dengan porsi tertentu, mengandung nutrisi, dan membuat anda kuat menjalani puasa.
Lalu, bagaimana jika hanya mengkonsumsi segelas energen atau segelas susu, apa cukup untuk membuat kuat menjalani puasa? Jawabannya kuat- kuat saja, karena intinya ada pada pola makan dan kebiasaan yang dijalani selama ini. Sama halnya denganku, yang hanya sahur dengan segelas energen, tapi tetap bekerja selama puasa, toh aku kuat-kuat saja.
Mungkin anda bertanya, kok bisa ya? Bisa- bisa saja. Ini memang tidak biasa bagi setiap orang pada umumnya, lagi-lagi tergantung kebiasaan. Keseharianku memang sudah bekerja berat. Puasa juga bukan hal baru, karena di luar bulan ramadhan, aku juga sudah sering berpuasa tanpa sahur, dan masih tetap bekerja pula. Jadi, ini memang faktor kebiasaanku selama ini. Belum lagi aku adalah orang yang malas untuk bangun, jadi untuk efisiensi waktu, agar waktu tidur cukup lama, meminum segelas energen adalah favoritku ketika sahur. Hal lain juga adalah, aku tida suka bergadang, jadi tida terlalu menghabiskan energi.
Masih tidak percaya? Faktor kebiasaan mungkin tidak cukup menjawab penasaran anda. Kunci keduanya, sekalipun hanya segelas energen, namun aku tetap bisa kuat beraktifitas, karena berbuka puasaku yang sangat super. Porsi berbuka berlebih, nasi, lauk- pauk, buah- buahan semuanya ada. Jadi, bisa dibilang aku sudah sahur sejak dari berbuka, hehehhehe. Selesai tarawih pun, aku masih sempat ngemil cemilan dan buah- buahan, kalau sudah begini, apa iya aku harus tambah nutrisi atau simpanan energi ketika sahur tiba? Bisa kelebihan nutrisi dong.
Demikian, intinya pada kebiasaan dan pola makan yang anda bangun. Jadi, sahur bagiku, cukup energen saja. Toh, aku sudah menjalakan anjuran hadis, untuk tetap makan sahur, meski hanya segelas air putih. Jika anda tertarik, ayo bangun kebiasaan seperti saya, siap jadi konsultan kok. Tidur anda pulas, namun tetap efisien, kuncinya energen. Heheheh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H