Sahur kali ini tampak berbeda, Kareem yang biasanya sahur sendiri di rantauan, kini tidak kesepian lagi. Kareem sudah pulang dan berkumpul bersama keluarganya, ada Annisa adik Kareem yang comel, ada Rahman, kakak Kareem yang jahil, dan tentunya ada bapak dan ibu nya Kareem. Karena ini sahur pertama Kareem di rumah, ibunya pun memasak masakan khas, kesukaan seluruh keluarga. Udang dan cumi yang digoreng dengan sambal, bumbu rahasia keluarga Kareem.
Kareem yang sudah paham kebiasaan keluarganya ini tidak tinggal diam, saat waktu sahur tiba, Kareem segera melonjak dari tempat tidur, cuci muka dan segera menuju meja makan. Ia ingin segera melancarkan trik jitunya, karena tahu cumi dan udang sambel masakan ibu di sahur pertamanya di rumah. Namun, saat sampai di meja makan, ia terbelalak, ternyata ada bapak sedang duduk dengan nasi putih yang telah terhidangkan di depannya.
"waduh, ada bapak, rencana bisa gagal nih," ucap Kareem dalam hati. Kareem pun mondar- mandir memikirkan cara yang tepat agar bisa beraksi. Melihat anaknya mondar- mandir si bapak nampaknya paham, "Reem ngapain mondar- mandir, sini duduk tunggu kakak sama adikkmu," ucap si Bapak. Bapak kareem lalu batuk- batuk dan segera belari ke kamar mandi.
"josss, ini momen yang tepat," pikir Kareem. Begitu bapaknya masuk kamar mandi, Kareem langsung menuju meja makan, menyendok dua sendok sambal udang dan cumi, lalu menutupnya dengan dua sendok nasi, sampai tidak terlihat. Tanpa sepengetahuan Kareem, si bapak ternyata mengintip kelakuan Kareem, sambil menahan tawa, si bapak berdehem menuju meja makan.
"wah Reem, kakak sama adikmu lama juga ya," ucap bapak memulai percakapan. "Iya nih pak, apa kita mulai aja?" tanya Kareem. "ooo....jangan dong, toh ibumu juga masih masak yang lain di dapur," ucap Bapak Kareem sembari menampakkan wajah senyum.
Gelagat bapak membuat Kareem curiga," apa si bapak tahu ya, aku sudah ambil lauk," ucap Kareem dalam hati. Tiba- tiba ibu muncul "lah Reem ini sambal cumi sama udang kok berkurang, kita belum pada makan loh," tanya ibu setelah melihat sambal cumi dan udang yang hidangkan berkurang. "tahu bu, tanyak bapak tuh" timpal Kareem. "Lah kok bapak Reem, ibu aja nih yang kayaknya ngayal, orang memang masakannya Cuma segini" sahut bapak. "nggak mungkin pak, ibu masak banyak kok" jawab ibu.
"owh lauknya berkurang, pasti ulah Kareem nih," sahut Rahman dan Aisyah sembari berjalan menuju meja makan. "apaan, bapak tuh" jawab Kareem kesal. "walah kok bapak sih Reem, padahal bapak lihat loh tadi Kareem numpuk lauk dulu sebelum nasi," jleeebbbbb,,,,,Kareem nggak bisa ngomong apa- apa lagi, "sini kakak cek" ucap Rahman. Kareem segera menjaga nasi yang sudah disendok agar tidak diperiksa sang kakak. "iya-iya deh, Kareem ngaku, ambil lauk duluan," ucap Kareem sambil menampakkan mimik malu.
"makanya Reem, jangan suka gitu, gak baik tahu," ucap Bapak. Tetapi baru selesai ngomong, Aisyah langsung mengangkat udang dari tumpukan nasi bapak menggunakan sendok, "Yah, bapak juga ternyata" ucap Annisa sambil ketawa. "Yah, bapak ketahuan juga," ucap bapak malu. Semua pun jadi tertawa melihat reaksi bapak yang ternyata melakukan trik yang sama dengan Kareem. "Aisyah, uang bulanan bapak potong yah, karena udah bongkar kedok bapak," ucap bapak. "yah, kok gitu pak, ah bapak mah" rengek Aisyah.
Sementara ibu, "bapak ini seharusnya jadi contoh yang baik, malah begitu juga," ucap ibu. Eh, Bapak dan Kareem malah kompak menjawab, "salah ibu sih, masaknya enak." Ibu pun tersenyum- senyum. "iya deh, nanti ibu masak yang banyak, biar kalian nggak usah pakai cara seperti ini, yuk sahur," ucap ibu. "okay bu, terima kasih," jawab Bapak, Kareem, Rahman, dan Aisyah Kompak.
Itulah cerita Kareem, memang jika berbicara ramadhan, tentu tidak lepas dari ibadah. Hampir seluruh muslim berlomba- lomba untuk memperbanyak Ibadah di bulan berkah. Mulai dari shalat rawatib, tarawih, tahajud, hingga bersedekah, semua dilakukan mengingat amal perbuatan di bulan ini dilipatgandakan. Tidak terkecuali kelurga Kareem, keseharian di bulan ramadhan penuh dengan ibadah, dari buka sampai buka lagi, selalu beraroma ibadah.
Namun meski pun begitu, ada satu momen yang tidak pernah Kareem dan keluarga lupakan, dan itu selalu berulang di bulan ramadhan. Entah, tidak tahu kenapa, mau adik, kakak, Kareem, bapak, kecuali ibu Kareem, sama saja, melakukan hal yang sama ini. Mungkin karena suasana kumpul bersama secara lengkap hanya bisa dilakukan selama ramadhan. Jadi, romantisme hal-hal jahil ini hanya bisa dilakukan saat ramadhan saja.