Lihat ke Halaman Asli

Bahasa Indonesia dan Kita

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bahasa Indonesia.Ya bahasa yang sering kita gunakan
dalam kehidupan sehari-hari untuk sarana saling berkomunikasi.Hampir kebanyakan
warga negara Indonesia menggunakannya namun ada juga yang terkadang masih banyak
menggunakan bahasa daerahnya masing-masing.Hal itu wajar dikarenakan negara Indonesia
merupakan negara kepulauan yang dimana di bumi Indonesia ini memiliki banyak
sekali keanekaragaman dalam budaya termasuk bahasa. Selain itu adanya faktor bahasa ibu pun menjadi alasan
mengapa masih ada warga negara Indonesia yang masih saja menggunakan bahasa
daerahnya masing-masing karena bahasa Indonesia lahir ditengah-tengah
beragamnya bahasa daerah dari suku-suku yang berbeda dan cara pengucapan serta
dialek yang berbeda pula.Ada sekitar ±
748 bahasa daerah yang dimiliki negara Indonesia.Hingga pada akhirnya dengan
adanya sumpah pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 maka
ditetapkanlah bahwa bahasa Indonesia
menjadi bahasa nasional Negara Indonesia.

Tentunya
kita harus merasa bangga akan semangat juang para pahlawan dan pemuda-pemudi
kita di masa lampau karena dengan usaha dan jerih payah merekalah kita bisa
menjadi seperti ini.Seharusnya kita bisa menghormati jasa-jasa mereka dengan
cara tetap mempertahankan sesuatu yang sudah mereka perjuangkan termasuk salah
satunya menjaga bahasa Indonesia kita.Namun kenyataannya sungguh berbeda."Kita".Ya
terkadang kitalah yang membuat sesuatu itu berubah."Kita" yang dimana terdiri
dari sekumpulan manusia yang beranekaragam,bermacam-macam karakter,dan dengan
pola pemikiran yang tentunya berbeda pula.Dalam hal budaya,kini kita lebih
senang mengikuti trend budaya lain dari pada budaya milik kita sendiri bahkan
yang lebih menyedihkan lagi bahwa kebudayaan kita perlahan-lahan hilang di telan
zaman bahkan ada juga kebudayaan kita yang di jiplak negara lain.Begitu pula
dalam hal bahasa,kini kita lebih sering disuguhkan dengan trend-trend bahasa
gaul yang terkadang membuat kita geleng kepala.Entah itu bahasa yang diucapkan
oleh remaja-remaja di sekolah,di jalan-jalan,di mall bahkan di acara
televisi.Semuanya seakan-akan ikut terbawa dalam budaya bahasa gaul yang lebih
terkesan aneh dan agak kasar tanpa memikirkan apa efek dari penggunaan bahasa
itu.

Seperti
istilah dalam bahasa gaul yang saat ini lagi trend yaitu
"Chemumut,unyu-unyu,kamseupay,lebay,elo gue end,dll".Semuanya itu adalah budaya
bahasa gaul yang tanpa kita sadari sudah menggerus kebudayaan asli kita dalam
berbahasa Indonesia yang baik dan benar.Sepertinya fenomena bahasa gaul sudah
melanda di segala lapisan masyarakat bahkan anak kecil pun juga banyak yang
ikut terbawa dalam arus penggunaan bahasa gaul tersebut.Mereka sama sekali
tidak merasa risih bahkan kelihatannya mereka merasa bangga jika menggunakan
bahasa gaul tersebut.Mungkin agar terlihat lebih gaul dan tidak kuper dalam
pergaulan.Bahkan mungkin bagi mereka juga jika menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar contonhnya seperti penggunaan kata "aku" atau " saya" itu
akan terlihat kuper dan tidak gaul.Mereka lebih sering menggunakan kata "gue"
dan "elo" dalam percakapan mereka sehari-hari.Namun jika kita mau merenungkan
sejenak akan perbedaan dua istilah tersebut yaitu "aku" dan "gue" keduanya
memiliki rasa yang berbeda.Maksudnya kata "aku" tersebut terasa lebih sopan
didengarnya berbeda dengan kata "gue" justru terasa agak kasar.Bukankah memang
seharusnya kita menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai
identitas jati diri kita.Sebagai bangsa Indonesia yang besar dan berkebudayaan.
Dan bukankah dulu para pemuda-pemudi kita telah bersumpah untuk berbahasa yang
satu bahasa Indonesia.Namun justru kitalah yang secara sadar dan tidak sadar
sudah mulai melupakan hal itu.Dengan begitu berarti kita sudah mulai lupa akan
semangat perjuangan para pahlawan dan pemuda-pemudi kita di masa lampau.Kitalah
yang mengacaukannya.

Disamping
itu kita juga kerap kali menyerap bahasa asing dan mencampuradukkannya dengan
bahasa Indonesia,entah itu lewat percakapan ataupun lewat lirik lagu.Mungkin
agar terlihat lebih keren atau karena alasan go internasional.Semuanya itu akan
membuat perubahan secara nyata dalam berbahasa Indonesia dan mungkin secara
tidak sadar perlahan demi perlahan bahasa Indonesia mulai terkikis dengan
seiring perkembangan zaman dan tentunya dengan perkembangan pemikiran kita
sendiri.Namun kita juga jangan tinggal diam.Kita pun harus melakukan sesuatu
untuk tetap menjaga bahasa Indonesia yang merupakan kebudayaan bangsa secara
turun-temurun agar tidak terkikis habis oleh perkembangan bahasa gaul yang aneh
itu.Jika ada segelintir "kita" yang sudah merusak bahasa Indonesia dengan
penggunaan bahasa gaul maka harus ada pula sosok "kita" yang tetap menjaga
kelangsungan bahasa Indonesia.Setidaknya cukup dimulai dari diri kita sendiri
karena segala sesuatunya harus dimulai dari diri sendiri.Apa yang harus kita
lakukan?Yaitu cukup kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan
tidak menambah-nambahkan dengan bahasa gaul yang aneh itu dalam kehidupan kita
sehari-hari.Jika kita mengaku menghargai dan menghormati perjuangan para
pahlawan bangsa dan pemuda-pemudi kita,jika kita mengakui dan bangga dengan
kebudayaan kita dan jika kita mengaku mencintai Indonesia,maka tunjukkanlah
rasa hormat,bangga dan cinta itu yang sebenarnya kepada Indonesia.Kita tidak
perlu menyiapkan bambu runcing ataupun mengangkat senjata,kita hanya perlu
melestarikan dan menjaga sesuatu yang sudah diperjuangkan oleh para pahlawan
kita.

Indonesia
dan kita adalah dua hal yang sudah menjadi satu dalam ikatan kemerdekaan dan
sumpah suci para pemuda-pemudi kita.Hendaknya kita saling menjaga akan keutuhan
bangsa Indonesia dengan berpegangteguh pada pedoman-pedoman pancasila sebagai
wujud cinta kita.Kini tugas kita adalah bagaimana caranya untuk selalu tetap
menjaga keutuhan bangsa dan budaya Indonesia di masa depan.Ingat ! Semangat
juang kini ada dipundak kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline