Lihat ke Halaman Asli

Apakah Tuhan Perlu Dibela?

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

APAKAH TUHAN PERLU DIBELA?


Tanya: Apakah Tuhan perlu dibela?

Jawab: Tentu saja tidak. Tuhan Mahakuasa kok dibela.

Tanya: Jadi?

Jawab: Saya tak membela Tuhan kok.

Tanya: Maksudnya?

Jawab: Saya membela diri, mempertahankan isi sistem kognitif dan afektif saya. Membela keyakinan dan nilai-nilai yang saya muliakan.

Tanya: Apakah harus?

Jawab: Tentu saja selalu begitu. Jangankan Tuhan yang kau yakini dan muliakan,  penulis dan tokoh idola, penyanyi dan selera musik saja pasti kau bela kok. Iya kan? Memangnya penting mana?

Tanya: Lho?

Jawab: Lha lho lha lho! Pertanyaanmu itu yang keliru. Mestinya kau tanya dirimu sendiri, apakah memang Tuhan ada dalam sistem kognitif, afektif dan mewujud dalam perilakumu atau sekedar di mulutmu.

Tanya: Kesimpulannya?

Jawab: KEJUJURAN adalah juga keberanian bertindak seturut pengakuan keberimananmu. Bela keyakinanmu kepada Allah. Bela keyakinanmu kepada Yesus. Bela keyakinanmu kepada Hyang Widhi. Bela keyakinanmu kepada karma.

Tanya: Kalau tidak?

Jawab: Niscaya kau jadi contoh terbaik arti MUNAFIK.

Tanya: Terus?

Jawab: Lakukan dengan kewenangan berkeabsahan kalau bisa. Atau dengan lisan dan tulisanmu kalau tidak bisa. Bila tak mampu juga, setidaknya kau melakukan dalam hati.

Tanya: Kalau pakai pentungan, golok sambil menakut-nakuti?

Jawab: Kau tak menyimak frase "kewenangan berkeabsahan" ya?

Tanya: O ... begitu ya?

Jawab: Ya, begitu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline