Lihat ke Halaman Asli

Saka Wandhana Putri

Mahasiswa Universitas Airlangga

Penerapan Budaya K3 dalam Kehidupan Sehari-hari

Diperbarui: 19 Juni 2022   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sebagian orang berpikir bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) itu hanya diterapkan pada saat bekerja di suatu perusahaan atau industri. Hal tersebut merupakan anggapan yang salah, sebenarnya K3 itu harus menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat bahaya itu tidak hanya berada dalam suatu perusahaan ataupun industry melainkan berada pada setiap proses/aktivitas pekerjaan di kehidupan sehari-hari seperti rumah, sekolah, dll. Lalu apasih Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) itu? Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga dapat tercipta lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Meskipun ilmu K3 berfokus pada tempat kerja, pada dasarnya K3 dapat dilaksanakan dimana saja mengingat tujuan K3 adalah untuk mencegah suatu bahaya, salah satunya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kasus kecelakaan kerja pada tahun 2017 sampai 2019 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 terdapat sebanyak 104.327 kasus kecelakaan kerja  hingga pada tahun 2019 mengalami peningkatan mencapai 116.211 kasus. Sebagian besar kecelakaan kerja terjadi karena dua faktor yaitu faktor manusia dan faktor lingkungan. Faktor manusia merupakan faktor penting yang harus kita pantau. Banyak pekerja yang melakukan kesalahan atau penyimpangan dalam pekerjaan, seperti tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan melakukan pekerjaan di luar kemampuan fisiknya. Selain itu, faktor lingkungan seperti getaran, kebisingan, sikap teman, penerangan, ventilasi yang kurang juga dapat berkontribusi terhadap tingginya risiko kecelakaan kerja. Oleh karena itu, perlu sosialisasi atau peningkatan penerapan budaya K3 untuk mempengaruhi perilaku pekerja, sehingga meminimalkan terjadinya kecelakaan industri dan meningkatkan efisiensi atau produktivitas kerja.

Dalam penerapan budaya K3 dapat kita mulai dari kehidupan sehari-hari seperti di rumah. Rumah merupakan salah satu tempat yeng terdapat banyak sumber bahaya. Contohnya pada saat kita memasak menggunakan benda tajam seperti gunting dan pisau, hal tersebut meningkatkan terjadinya risiko tersayat bahkan terpotong. Untuk mengurangi risiko tersebut kita dapat menerapkan hierarki pengendalian bahaya. Hirarki pengendalian bahaya meliputi eliminasi (menghilangkan sumber bahaya), substitusi (mengganti pisau menjadi alat potong modern dan praktis), modifikasi enginerring, administrasi (meletakkan benda sesuai tempatnya), dan Alat Pelindung Diri dengan menggunakan sarung tangan. Selain itu, kita juga harus menerapakan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).

Dengan adanya penerapaan budaya K3 dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat meminimalisir risiko bahaya yang terdapat di rumah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline