Lihat ke Halaman Asli

Saka Tri Utama

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keteladanan Keluarga Nabi Ibrahim

Diperbarui: 15 Agustus 2021   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Demikianlah kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin" QS. Al-An'am : 75. 

Assalamualaikum wr.wb, kembali lagi dengan saya yang telah menulis #sharingknowledge serial nabi Ibrahim di kolom kompasiana. Kali ini saya akan memberikan informasi berupa sharing dan catatan materi yang telah saya ikuti saat kegiatan Kajian Islam Kontemporer yang diadakan oleh lembaga beasiswa Rumah Kepemimpinan. 

Lantas, apa materi #sharingknowledge serial Nabi Ibrahim?. Ya, kajian saat itu fokus membahas keteladanan keluarga Nabi Ibrahim dan ibrah serta hikmah yang perlu kita ambil dan dapat diimplementasikan oleh keluarga kita saat ini. Cuss, langsung aja dibaca materi #sharingknowledgenya, tidak banyak kok hehe. Selamat membacaa!

Nabi Ibrahim adalah bapak dari para anbiya yang akan melahirkan dan mencetak generasi manusia penerus risalah ajaran Islam. Meskipun kita meyakini bahwa nabi-nabi penerus setelah Nabi Ibrahim adalah manusia pilihan terbaik yang Allah SWT. tunjuk untuk dapat menyebarkan risalah Islam. Namun terdapat kekuatan yang sudah dibangun oleh Nabi Ibrahim sejak ia sudah berkeluarga.

Nabi Ibrahim memiliki dua orang istri yaitu Siti Hajar dan Sarah. Kedua istri tersebut sangatlah taat kepada Nabi Ibrahim hingga suatu ketika Nabi Ibrahim harus hijrah dari Mesir ke Makkah dan dari Makkah ke Palestina untuk mencari ridho Allah SWT. Kedua istri tersebut merelakan kepergiannya atas dasar ketaatan kepada Allah SWT.

Kemudian sebagai seorang ayah. Nabi Ibrahim sangatlah terampil dalam mendidik keluarganya khusnya sang anak yaitu ismail. Hal tersebut dapat kita simak pada kisahnya saat Nabi Ibrahim bermimpi untuk menyembelih anak tercintanya Nabi Ismail. Namun, saat sebelum disembelih terjadilah dialog antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, mereka sama-sama mendengar pendapat satu sama lain hingga akhirnya Nabi Ibrahim merelakan untuk menyembelh putranya dan Nabi Ismail ikhlas untuk disembelih. Keduanya dapat menjalankan perintah dengan baik karena kemuliaannya untuk dapat mendekat kepada Allah SWT.

Hikmah yang dapat kita ambil atas peristiwa tersebut adalah kita mengetahui bahwa Nabi Ibrahim adalah seorang Nabi sekaligus pemimpin keluarga. Ia rela meninggalkan Istri dan anaknya demi menjemput ridhonya Allah SWT. Begitu pun Istrinya yang ikhlas ditinggalkan oleh sang suami. Perlu kita tanamkan agar para ayah dapat menjemput ridhonya Allah terlebih dahulu sebelum dapat memimpin sebuah keluarga.

Kemudian, Nabi Ibrahim adalah seorang ayah yang harus dapat memberikan keteladanan kepada sang anak untuk dapat ditiru dan dicontoh halhal baiknya. Sebagai seorang ayah, Nabi Ibrahim tampil sebagai pendidik yang penuh kasih saying, demokratis dan menjadi teladan bagi sang anak serta keluarganya. Mudah-mudahan kita dapat meneladani keluarga Nabi Ibrahih untuk dapat menguatkan dan memperteguhkan ketahanan keluarga muslim.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline