Oleh : Sajida Tuhfa Rufyana
Bahasa inggris merupakan salah satu bahasa asing yang memiliki empat keterampilan utama yaitu, listening, speaking, reading, dan writing. Sebagai bahasa global, bahasa Inggris tentunya terus dipakai untuk komunikasi di seluruh dunia termasuk Indonesia sebagai aspek kehidupan. Hampir diseluruh negara dunia pada kurikulum pendidikannya menyertakan bahasa Inggris sebagai mata pelajaran dasar (Kurikulum Cambridge Lower Secondary, 2022).
seperti di Indonesia, sejak usia muda pelajaran bahasa Inggris telah diperkenalkan di tingkat SMP dan SMA. Yang dimana pelajaran bahasa Inggris menjadi mata pelajaran wajib. Yang diharapkan minimal 6 tahun masa wajib belajar bahasa Inggris, semua siswa sudah bisa menggunakannya sebagai bahasa kedua secara aktif.
Kurikulum Pendidikan Indonesia memasukan bahasa inggris sebagai mata pelajaran wajib, karena menyadari bahwa kemampuan Bahasa inggris pasif atau aktif merupakan modal dasar untuk memasuki era globalisasi. karena dengan menguasai bahasa inggris bangsa kita tidak akan ketinggalan dalam menghadapi globalisasi dan perubahan peradaban dimasa yang akan datang, selain itu dengan menguasai dan terampil berbahasa inggris kita juga bisa bercerita tentang keragaman dan budaya indonesia di dunia internasional (Hidayah, Widha Nur, 2021). Secara nyata tidak bisa dipungkiri, bahwa banyak ilmu-ilmu yang dikembangkan oleh dunia barat. Untuk bisa ikut dalam perkembangan ilmu-ilmu tersebut, mau tidak mau, suka tidak suka, masyarakat harus menguasai bahasa Inggris secara aktif atau pasif.
Namun pada kenyataanya, dengan minimal masa belajar 6 tahun, tidak membuat bahasa Inggris menjadi bahasa kedua dikalangan pelajar Indonesia. Pada empat keterampilan utama tidak sepenuhnya dikuasai. Sehingga ketika memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kekurangan tersebut menjadi branding batu sandungan yang mempengaruhi seorang mahasiswa.
Realita tidak semua orang pandai berbahasa inggris terutama dalam berbicara native. Namun, kemampuan bahasa Inggris pasif artinya hanya terbentur pada rasa percaya diri. Rata sebagian orang pada kenyataannya hanya memahami, tetapi tidak dapat membalas lawan bicara dengan menggunakan bahasa Inggris. Aktif dan pasif selalu menjadi patokan pandai atau tidaknya seseorang dalam penggunaan bahasa Inggris. Hal ini yang selalu membuat pola pikir orang tidak berkembang yang nyatanya baik aktif atau pasif selalu menjadi standar bagi kepercayaan diri seseorang. Seharusnya orang yang pasif juga disebut layak, karna aksinya yang mau berusaha dalam berbicara bahasa Inggris. Karena tidak semua buku-buku penting di dunia kampus menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, mengapa ranah mahasiswa seharusnya bukan lagi bagi pemula, sebab ranah mahasiswa adalah ranah aksi, yang sebagaimana orang-orang hanya tinggal berani menunjukan. Karna universitas adalah tempat branding dalam komunikasi. Komunikasi yang baik dan bijak selalu menjadi hal utama bagi penilaian orang lain. Apalagi jika seseorang dapat berbicara banyak bahasa, dan tidak hanya bahasa Inggris atau bahasa ibu.
Mengenai persoalan tentang kadar kemampuan manusia, dapat diukur dengan kepercayaan dirinya. Karena persoalan percaya diri sangat dilihat benar salahnya. Akan terasa malu apabila berbicara dengan grammar yang salah. Takut dengan acuhan orang lain, atau pesimis sebelum memulai. Padahal, dalam ranah mahasiswa seharusnya bukan lagi memposisikam bagaimana cara belajar bahasa inggris untuk pemula. Akan tetapi bagaimana beraksi dalam berbicara kepada individu lainnya atau dalam suatu kelompok. Yang saat duduk di bangku sekolah sudah di perkenalkan mata pelajarannya. Di era serba digital, ada banyak cara bagi mahasiswa untuk branding diri dalam penggunaan bahasa Inggris baik secara aktif maupun pasif. Dan banyak sekali manfaat yang dapat digunakan untuk mengembangan diri dalam dunia digital yang dipergunakan sebagai bahan belajar penguasaan bahasa Inggris.
Berbicara layaknya seperti native speaker, mungkin terasa jauh lebih sulit dicapai karena butuh pengalaman belajar langsung oleh penutur asli. Walaupun demikian dengan kemampuan berbahasa inggris di level aktif atau pasif, sudah bisa meningkatkan kepercayaan diri seorang mahasiswa. Karena akan membantunya dalam berkomunikasi di banyak lapisan. Hal ini bisa membantu mengembangkan pengertahuan karena mampu memahami buku-buku text book atau jurnal-jurnal dan mendengar kuliah-kuliah umum berpengantar bahasa Inggris. Bahasa Inggris bukan hanya digunakan persoalan gaya kekinian yang terlihat jauh lebih keren. Namun harus dijadikan bahan yang penting untuk memberi nama pada mahasiswa. Bahasa Inggris jauh lebih mudah aksesibilitas literasinya dalam ranah mahasiswa atau jenjang pola pikir menengah atas, yang berlandas teori dan penelitian (Jumaroh dan Aisyah, 2021). Di dalam gempuran era teknologi tentunya akan dikuasai oleh perbendaharaan bahasa Inggris. Sebab teknologi tidak hanya berkembang pada satu negara saja, melainkan seluruh dunia. Oleh karena itu alasan lain seorang mahasiswa seharusnya sudah masuk kedalam kategori bisa, agar dapat menyesuaikan ranah di masanya. Pemahaman bahasa Inggris oleh mahasiswa bisa dijadikan salah satu selling point pada saat kegiatan seperti seminar skala internasional, yang biasanya anak anak aktif dalam berbahasa Inggris akan diminta untuk bergabung. Hal tersebut bisa digunakan sebagai branding diri pada ranah mahasiswa. Selain itu, mahasiswa yang pasif juga dapat ikut untuk meramaikan dengan tujuan perkembangan dan kepercayaan dirinya yang bertambah. Point plus ketika mahasiswa memiliki hasrat yang menyatakan bahwasanya pentingnya memiliki skill dalam berbahasa inggris adalah dipergunakannya untuk selling point ke dua dalam dunia kerja. Akan memepermudah dunianya dalam mendapatkan pekerjaan.
Mengarah pada topik kepercayaan diri, sangat berhubungan dengan kemampuan bagi setiap orang. Akan terlihat lebih susah ketika orang tidak memiliki kepercayaan diri dalam mengembangkan skill yang seharusnya di kembangkan di era teknologi. Ketika seseorang bisa menunjukan kapabilitasnya maka akan mencerminkan karakter positif. Semua yang telah di bicarakan mengenai pentingnya memiliki kemampuan bahasa lain harus bisa dikaji bagaimana latar belakang nya. Apakah dia adalah seorang yang mempunyai basic atau tidak, jika memiliki basic baik aktif atau pasif artinya kesempatan jauh lebih besar menggarapnya untuk namanya lebih maju. Pembelajaran ini penting, bukan hanya soal akademik tapi persoalan bagaimana orang lain bisa memiliki skill. Skill yang dikembangkan sangat mempunyai besar kesempatan baik bagi mahasiswa sekarang atau saat setelah menjadi seorang lulusan. Contohnya memiliki banyak teman atau networking internasional. Zaman sekarang perbanyak relasi bukan hanya di lingkup terdekat saja, tetapi di lingkup global. Bagaimana caranya orang bisa bertukar pikiran, bagaimana cara orang bisa masuk dalam dunianya. Kemudian pentingnya kemampuan Bahasa inggris itu, akan memeberikan kesempatan berkarir diluar negeri. Jika seseorang sudah mengembangkan skill inggrisnya sejak lama akan memepermudah untuk belajar di luar zonanya. Berbicara Bahasa inggris perlu digaris bawahi, bukan hanya digunakan pada orang orang yang sesuai pada jurusan saja. Karana pada dasarnya semua orang bisa melakukam lintas karir, maka dari itu kemampuan Bahasa inggris sudah seharunya orang-orang kuasain. Ketika sudah bisa menguasai Bahasa inggris, akan mempermudah dalam karirnya seperti seorang penerjemah, padahal sebelumnya adalah seorang arsitek.
Manfaat mengembangkan kemampuan berbahasa inggris sebagai nilai tambah atau velue suatu kampus dan diri sendiri (Setyowati, Luluk, 2019). Jika mahasiswanya mau dan bisa untuk memberikan skill nya atas nama kampus. Karena, kampus baik disebabkan oleh mahasiswanya yang berkembang. Seperti adanya pertukaran mahasiswa antar negara. Pasti orang yang akan dipilih adalah orang yang memiliki kemampuan dalam Bahasa inggrisnya atau Bahasa asing (Program Pertukaran Pelajar (Student Exchange Program) untuk Pelajar Indonesia, 2021). Orang yang mampu berbahasa Inggris akan mampu mempelajari bahasa asing lainnya. Oleh karena itu diharapkan seluruh mahsiswa sudah dapat menguasai Bahasa inggris walaupun hanya pasif, tapi mempunyai kesempatan yang sama dengan orang orang yang native speaker. Selain itu, bisa meningkatkan harga diri bangsa, apabila terpilih menjadi pembicara di dunia internasional, karena mampu menerjemahkan keinginan bangsa kepada bangsa luar.
Mengetahui cukup signifikannya manfaat berbahasa inggris terutama Ketika memasuki dunia kampus, maka perlu sekali dicari cara atau pola ajar yang efektif agar tujuan pembelajaran mencapai targetnya. Mahasiswa Indonesia Sebagian besar masih gagap berbahasa inggris dikarenakan sejak sekolah dasar menjadikan bahasa Inggris hanya sebagai pelajaran untuk mendapat nilai. Bahkan dijadikan pelajaran yang tidak disukai sejajar dengan pelajaran matematika. Target terampil berbahasa inggris tidak diutamakan terampil, artinya mampu mempergunakannya diluar kelas, tidak hanya sebatas pencapaian nilai saja.