Lihat ke Halaman Asli

Menyikapi Banjir di Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di awal tahun 2014 , Pemerintah Indonesia dapat Kado Spesial dari alam. yaitu kado banjir yang melanda beberapa propinsi di Indonesia. beberapa langkah pun segera diambil oleh pemerintah untuk menerima kado tersebut. Tak jarang membuat para pejabat pemerintah Indonesia  dibuat panik olehnya. Mau tidak mau pemerintah harus memasang kuda-kuda, untuk meyelamatkan rakyatnya dari banjir. Segala usaha pun telah dilakukan, namun tetap saja banjir tidak mau diajak berkompromi. Terpaksa rakyat pun harus rela kehilangan harta dan tempat tinggalnya. sebenarnya permasalah banjir bukan cuma kali ini saja terjadi di negeri yang kaya akan sumber daya alam ini. Setiap awal tahunnya Indonesia selalu dilanda banjir, karena kondisi cuaca pergantian musim ke musim hujan yang kerap kali jatuh pada bulan awal tahun dari pergantian tahun baru masehi. Mungkin masih terekam dalam ingatan, Tahun 2007 silam, tepat pada tanggal 1 Februari Jakarta dan sekitarnya dilanda banjir besar yang berasal dari 13 sungai yang melintasi Jakarta. Di antaranya 13 sungai tersebut ada yang berasal dari Bogor, Puncak, Cianjur ditambah lagi air laut yang pada saat itu sedang pasang. Hingga akhirnya banjir tersebut mengakibatkan sekitar 60%  wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman hingga mencapai 5 meter di beberapa titik lokasi banjir.

Boleh dibilang, banjir untuk di wilayah Jakarta dan sekitarnya tidak separah banjir yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Karena pihak pemerintah Jakarta yang saat ini dipimpin olek Jokowi (Joko Widodo) telah mengambil langkah antisipasi mengurangi curah hujan agar banjir yang terjadi pada tahun 2007 silam tidak terulang kembali. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Jokowi dalam menanggulangi bahaya banjir mulai dari kerjasama dengan tim angkatan Udara menyebarkan garam di udara agar bisa mengurangi curah hujan hingga sosialisasi ke beberapa pejabat kota dan kabupaten yang sungainya mengalir hingga ke wilayah daerah Jakarta. Namun ternyata, sosialisasi tersebut kurang mendapatkan persetujuan dari beberapa pejabat kota/kabupaten dalam hal ini Bupati Kabupaten Bogor, Rahmat Yasin. Menurutnya langkah jokowi seharusnya dilakukan jauh sebelum terjadinya banjir bukan hanya pada saat banjir saja. Karena agak sulit bila perbaikan sungai dalam kondisi hujan deras dan air sungai yang mengalir deras khususnya di Sungai Katulampa yang menjadi perhatian Jokowi saat ini.

Di luar kota Jakarta, beberapa waktu lalu (15 Januari 2014) warga Negara Indonesia sempat digegerkan oleh berita Banjir bandang yang melanda kota Manado, Sulawesi Utara. Menurut warga setempat Banjir ini baru pertama kali terjadi di wilayah itu.  Dan ini merupakan banjir terdahsyat di sepanjang tahun 2013 dan 2014. menurut beberapa pemberitaan beberapa media cetak dan televisi, dilaporkan Banjir ini menelan 6 korban jiwa dan 2 orang dinyatakan hilang.

Menurut Manager Penanganan Bencana WALHI Nasional, Mukri Friatna, bencana tersebut terjadi lantaran kawasan perbukitan dan pergunungan di Manado digundul. Bahkan, tanahnya diambil untuk menutupi pesisir pantai yang akan dijadikan reklamasi perumahan. Sehingga kata dia, kondisi sungai yang menyerupai katapel meluap kedataran rendah yakni ke kawasan kota.

Badan Meteorologi Klmatologi dan Geofisika (BMKG) melansir, banjir bandang yang melanda Provinsi Sulawesi Utara akibat anomali cuaca yang tidak lazim. Berdasarkan hasil analisis BMKG hujan ekstrem di wilayah Manado hingga mengakibatkan banjir bandang disebabkan adanya konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Sulawesi Utara. Curah hujan yang tercatat di beberapa stasiun pengamatan meteorologi tercatat antara 87-215 mm per hari.

Peristiwa banjir ini mengalihkan perharian publik khususnya pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Bapak SBY. Walaupun Pak SBY tidak sempat mengunjungi karena ada jadwal rapat Internal Partainya. Namun Pak SBY  telah mengutus Wakilnya Budiono untuk meninjau lokasi Banjir tersebut. Kunjungan pak Budiono yang berlangsung selama 3 jam itu mendapat berbagai macam komentar. Baik itu  komentar yang bernada kritikan dan dukungan. Namun ada komentar yang menarik dan menjadi PR pemerintah bahwa “Rakyat hanya butuh bantuan dan perhatian serius dari pemerintah bukan sekedar kunjungan”.

Tentunya kita sebagai warga tetap mendukung Pemerintah yang telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah bahaya banjir. Mudahan-mudahan kejadian ini menjadi pelajaran buat kita semua sebagai warga Indonesia yang cinta akan tanah airnya. Dalam kejadian ini tidak ada yang bisa disalahkan.  Memang masing-masing berhak berpendapat dan menyampaikan kritikannya. Tapi hal semacam itu nampaknya kurang memberikan solusi. Mengambil istilah ungkapan Leonardo Davinci yang mengatakan solusi yang tepat mengatasi masalah di muka bumi ini adalah dengan solusi menarik “Benang Merah”. Yaitu Menelusuri penyebab masalah banjir sampai ke akar-akarnya. Kenapa bisa terjadi banjir? Apa factor utama yang mempengaruhi banjir? Semua jawabannya lagi-lagi  kembali kepada manusia itu sendiri. Faktor utamanya ada pada manusianya. Sejauh mana kedekatan dirinya dengan Tuhannya? Seberapa besar kecintaanya terhadap lingkungannya?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline