sumber gambar: kolom.abatasa.co.id
Me time saya sebagai mommies pertengahan tahun ini lebih banyak saya gunakan dengan membuka Kompasiana hingga lewat tengah malam. Sedang kangen-kangennya sama Kompasiana, hehehe..
Baru dua minggu saya kembali ke taman Kompasiana setelah dua tahun mati suri , benar-benar vakum bahkan password untuk login saja saya sudah lupa. Syukurlah saya menemukan catatan passworditu tersimpan di hape lama saya.
Saya awali dengan mengganti photo profile dan memulai menulis sebuah cerpen picisan, untuk teman lama saya. Sudah lama juga tidak merasakan sensasi menekan publish! Rasanya gimana gitu… lama-lama saya rindu dengan teman lama, koq sepi yah? biasanya mereka menyapa, ahh..saya lupa itu kan dua tahun lalu!
Mengobati kerinduan saya pun menyambangi lapak-lapak berniat menyapa mereka. Tetapi yang saya temukan adalah banyak diantara mereka sudah tidak aktif, ada seorang teman yang dulu langganan HL tetapi kini lapaknya kosong semua artikelnyaunpublish, bersih tak bersisa! Wualah kenapa musti begitu yah, walau sudah tidak aktif bukankah artikel itu masih bisa dibaca dan membawa manfaat bagi orang yang membacanya? sungguh sayang sekali.
Saya rindu dengan mbak Bernizca dengan karya kontemporernya, mbak Zee-zee dengan dudulsnya, bang Eluna dengan catatan hariannya yang inspiratif, Mas Rey Prameshwara dan mbak Venus dengan puisi indahnya,Mas Nugroho Sapto dengan kehidupannya di Negeri Sakura, mbak Hilda dengan artikel tajamnya dan masih banyak lagi, rata-rata tulisan terakhir mereka antara tahun 2012-2013.
Kini hanya tertinggal seorang teman, mbak Ida Ratna Isaura yang selalu menginbox untuk menyemangati saya tetap menulis dan menulis.
Tapi kenyataannya sekarang saya merasa seperti anak sekolah yang tinggal kelas.Memasuki taman kompasiana menemukan dan banyak membaca beberapa artikel yang luar biasa dari wajah-wajah baru. Akhirnya membuat saya mulai tertarik mengenal sosok si penulisnya. Memandangi fotonya dan membaca info tentangnya.
Dari situ, sayapun mulai ngeadd beberapa teman – teman baru yang tulisannya mulai dari yang STD hingga yang membuat saya melongo. Walau setelah menjadi temannya belum tentu saya akan rajin memberikan komentar-komentar bukan karna saya tidak tertarik dan terlalu sombong untuk memberi komentar, melainkan tulisan itu terlalu bagus sampai saya bingung mau berkomentar seperti apa.
Setelah dua tahunkini kompasiana dibanjiri kompasianer yang hebat, kritis, smart dan kreatif. Mbak Ellen Maringka , Mas Elde, Pak Gustaaf, Pak Ben Baharuddin, pak de Kartono yang ganteng dan mapan (katanya sih) dan beberapa lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Kompasianer –kompasianer hebat!
Mulai cara membuat judul artikel hingga isinya yang berbobot. Terlihat sekali gaya menulis yang mengalir tanpa beban, berani ,actual, lugas, jujur dan terasa manis. Saya suka itu!
Sekali lagi hanya bisa melongo dan geleng-geleng kepala, terkesima dengan artikel demi artikel yang saya baca. Berlama-lama membacanya hingga saya lupa untuk pulang ke rumah iyaah pulang ke lapak saya sendiri.
Oh my…ternyata setelah puas membaca banyak artikel hebat, dan pulang ke rumah, saya menyadari betapa lapak saya begitu mengenaskan, hahahaha…!!! Rasanya habis mati suri dua tahun, eehhh.. pengen mati lagi sajaaa..toh saya cukup senang dan bahagia sebagai pembaca, silent reader!
Mungkin lebih baik saya menjadi pembaca saja dari pada ikut menulis yah? hahaha..karena saya memang kurang berbakat menulis.
Akhirnya saking malunya dengan tulisan sendiri, beberapa tulisan saya di jaman baheula saya deleted!
Di sisi lain saya bangga dengan Kompasiana yang semakin maju, berkualitas, tampilan kerennyabikin saya pangling, apalagi para kompasianernya! Wooow sumpah amazing dweh!!!
Sementara menjadi silent reader, saya mengamatilapak demi lapak kompasianer lainnya, artikel serta komen-komennya.
Naah..di kolom komentar seringkali saya jumpai kompasianer yang suka nitip link artikelnya. Ada yang minta dibaca, minta divote dan dikomentari. Dan bahkan ada pula yang ujug-ujug memberi link blog pribadinya, tanpa sapaan atau keramahan dari si kompasianer.
Perilaku Kompasianer memang sangat beragam seperti halnya artikel yang diposting. Sangat beragam! Ada yang tiap hari posting suka ngomentari acara tv, ada yang spesialis politik dan beberapa kanal lainnya. Sehari bisa posting 2 artikel. Wooow bukankah mereka orang yang sibuk? lah kapan nulisnya? koq sempat yah?Kereeen kompasianer sekarang lebih aktif!
Ada yang menarik dari temuan saya, sebuah artikel yang pengunjungnya banyak, komentarnya banyak rata-rata rentang waktu dari posting artikel satu dengan postingan berikutnya relative dekat.
yang saya maksudkan pengunjung di sini adalah teman-teman kompasianer sendiri.
Sedangkan artikel dengan pengunjung sedikit, komentar sedikit atau bahkan tidak mendapat komentar dari pengunjung , postingan artikel berikutnya rentang waktunya cenderung jauh atau lama.
Kemudian saya mencoba menarik benang merah, bahwa jumlah angka berapa kali dibaca, berapa jumlah komentar, dan berapa jumlah voted yang didapat adalah sebuah Reinforcement positif bagi Kompasianer! Amati saja ada tipe-tipe kompasianer yang dibela-belain suka nitip link di kolom komentar, untuk apa mereka lakukan itu? yuupz…agar tulisannya dibaca! cukup sederhana bukan?
Reinforcement positif ini membuat Kompasianer lebih semangat menyajikan artikel yang lebih baik lagi.
Lalu bagaimana dengan kompasianer yang artikelnya jarang mendapat pengunjung, apalagi komentar?
bagi yang tidak mau atau enggan memberi komentar, silahkan cukup membuka artikelnya dan membacanya. Saya menyadari adakalanya kita tidak mood memberi komentar apa terhadap artikel yang menurut kita setelah membacanya ternyata isinya tidak menarik.
Jangan pelit-pelit berkunjung ke lapak teman kompasianer yang kurang popular. Karena tanpa kita sadari kunjungan kita sangat berarti bagi mereka loh! Dan saat mbak dan mas sekalian membaca tulisan saya ini tolong jangan merasa, “ ahh ga penting! koq hanya saya yah yang di suruh membaca ? yang lain bagaimana, masa saya saja?”
Ingatlah sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit loh. Saya ditambah mbak dan mas sekalian kompasianer pastilah akan meningkatkan jumlah angka berapa kali sebuah artikel terbaca.
Mbak dan Mas Kompasianer yang popular dengan artikel yang amazing… kita semua di sini untuk sharing and connecting bukan? Yuuk yang sudah mahir menulis, tidak salahnya menyemangati kompasianer yang belum mahir menulis, kita di sini sama-sama belajar dan berbagi banyak hal.
Yaah caranya dengan membuka artikel mereka, paling hanya3-5 menit, tapi trust me…itu sangat berharga dan ngefek bangeeedd bagi mereka looh! Dan ke depan semoga akan memacu mereka untuk menghasilkan artikel-artikel yang lebih berkualitas lagi!
Mbak dan Mas Kompasianer, jangan lupakan bahwa kebahagiaan yang paling mendasar , dan paling sederhana bagi seorang Kompasianer adalah:
Artikelnya ada yang baca dan mendapat komentar dari kompasianer lain adalah sebagai bonusnya!
Seamazing apapun sebuah artikel tidak akan bermaknanya bila di situ tidak ada kehadiran seorang Pembaca.
Taman Kompasiana…meski saya tidak mampu menulis serta menyajikan artikel yang mendapatkan tempat di hati pembacanya , namun Kompasiana bagi saya adalah sebuah another home sweet home…
Thanks to Kompasiana dengan para Kompasianeryang semakin hebat dan kereeen, semoga lebih down to earth ya… hehehe…Piiiisss...^^
salam
Ann^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H