Lihat ke Halaman Asli

Iriwati

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_218057" align="aligncenter" width="261" caption="dari toko.buku.pustaka-islam.net"][/caption]

Kau bilang bikin buku itu mudah ketika aku mengutarakan bahwa aku punya niatan membuat buku. Mengantarkannya ke penerbit. Kau bilang, bikin buku bukan lagi hal yang istimewa. Bukan lagi karya yang bisa membuat bangga. Karena semua orang bisa membuat dengan mudahnya.

Kau bilang, dulu, kau sudah punya prasasti karya nyata. Darah dagingmu itu. Aku Cuma tersenyum saja menanggapinya. Itu adalah statementmu ketika aku bilang, aku sedang diajak kawan untuk melakukan sebuah proyek membuat buku. Ya, itung-itung prasasti karya nyataku. Meskipun ternyata buku proyek itu tertunda sampai sekarang.

Kau bilang pula, dulu, bahwa kau tak tertarik untuk bergabung dengan komunitasku. Tapi kini, kau seperti ketagihan, malah teman-temanku kini jadi temanmu juga.

Kini, kau seperti iri melihat satu demi satu temanmu berhasil membuat prasasti karya nyata itu. Dan mulut manismu akhirnya mengakui bahwa sebenarnya dirimu pun menginginkan untuk membuat karya itu. Dan aku Cuma tersenyum dengan keinginanmu. Setidaknya sekarang aku tau, hatimu itu iri padaku.

fiktif. agustus 2010

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline