Lihat ke Halaman Asli

Maaf, Jangan Baca dan Berkomentar di Tulisan Ini

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Maaf, jangan baca dan berkomentar di tulisan ini..

Serius judul diatas sengaja saya pilih karena memang tulisan ini tidak layak dibaca apalagi di komentari, hanya ingin menuangkan kegundahan hati tentang apa yang terjadi di negeri, tulisan ini hanya untuk catatan saja, kemungkinan nanti setelah dipos hanya ada dua yang baca pertama saya kedua admin, kalau Admin pastilah karena akan melihat apakah tulisan ini karya orang lain, copas atau bukan.

Dengan judul diatas paling tidak meringankan beban saya tidak perlu mencari kata-kata yang memikat pembaca, untuk apa,? toh ga ada yang mau baca,, hehehe

Tulisan ini juga tidak akan saya share ke twitter dan facebook serta youtube juga Google+ apalagi  blogspot karena memang tidak layak dibaca..

Hari ini gara-gara sidang Isbat dan Muhammadiyah berbeda pendapat hanya saya SENDIRI yang berpuasa dikantor.... hahahaha enak ketawa khan ga ada yang baca....

Gara-gara sidang Isbat dan Muhammadiyah juga keluarga saya 'pecah' , saya dan anak sulung puasa hari ini, sementara isteri dan anak-anak puasa besok.....

Ada yang membuat saya tertawa sendiri jika asyik beselancar didumay, sering ditegur isteri :

"kenapa tertawa sendiri kaya orang githu...." hahahaha lagi-lagi puas tertawa khan ga ada yang baca.....hahahahaha

Saya tertawa terpingkal-pingkal waktu mengikuti jalannya sidang Isbat kemarin, sebelumnya saya sudah menduga ketukan menteri agama jatuh pada tgl 10 Juli, bukankah diinternet sudah banyak informasi tersebar tentang hal ini, ?

Mengapa sidang Isbat lucu dimata saya,?

Ada beberapa saksi yang sudah disumpah (Ingat kata 'beberapa') berarti lebih dari satu orang, saksi ini sudah MELIHAT HILAL dan bersedia disumpah dengan nama Allah SWT tetapi...tetapi...tetapi... tidak sedikit pun tergerak hati bapak menteri agama untuk paling tidak menghargai kesaksian ini, kesaksian dianggap saksi palsu, 'mustahil terlihat jika dibawah 2 derajat' gitu mungkin dalam pikiran bapak Suryadharma Ali, peristiwa ini sama terkekehnya saya waktu menonton video youtube tentang Komisi 8 ricuh dengan mahasiswa di Australia, waktu itu ada mahasiswa yang minta alamat email resmi komisi VIII DPR-RI, lalu dijawab alamat emailnya adalah komisi8.com terang saja ini email ngawur dan beliau-beliau tadi ternyata tidak tahu apa itu email,,,hahahahha puas tertawa khan tidak ada yang bakal baca......hahahaha

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline