Lihat ke Halaman Asli

Gantung di Monas dan Sumpah Pocong

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kasus Wisma atlet semakin liar, Anas Urbaningrum (AU) sebagai ketua umum Partai Demokrat (PD) nampaknya makin kesal karena jadi bulan-bulanan media tentang keterlibatannyadi kasus ini, adalah beberapa saksi menyapaikan bahwa AU mengatur/memberikan sejumlah uang kepada pemilik suara untuk pemenangan AU baik diputaran pertama maupun putaran kedua.

Setelah didesak wartawan benar tidaknya keterlibatan AU di wisma atlet AU memberikan kepastian bahwa beliau tidak terlibat dan jika terlibat beliau siap digantung di Monas.

Tidak kalah denagan AU, Muhammad Nazaruddin(MN) menyatakan statemen yang disampaikannya yang selalu menyatakan AU terlibat benar adanya dan beliau menantang AU untuk pembuktian uji nyali dengan ‘sumpah pocong’.

Mengapa dua orang ini yang dulunya adalah sahabat karib yang selalu bersama, seruntung serantang-terus bersitegang, mungkin ini karena lambannya proses hukum menangani kasus ini.

Sebagai masyarakat awam saya melihat AU akan termakan ucapannya sendiri, bukankah ucapan beliau tersebut tidak akan terhapus dan terus akan diungkit-ungkit media, bagaimana jika AU benar-benar terlibat dengan minimal dua alat bukti ?

Beranikah AU meladeni MN untuk melakukan sumpah pocong ?

Meskipun AU belum menanggapi tantangan MN tersebut tetapi bisa ditebak AU tidak akan melayaninya tentu dengan pernyataan yang argumentative, missal itu cara kampungan atau sumpah pocong tidak ada dasar hukumnyada sebagainya.

Kalau itu yang dipilih AU, public semakin yakin bahwa AU memang terlibat adanya, kita tunggu saja dan yang tidak kalah pentingnya tentang proses hukum itu sendiri makin berlarut-larutnya kasus ini semakin tidak jelas arahnya mungkin saja benar ada beberapa pengamatyag mengatakan kasus ini akan dilokalisir dan tidak akan sampai menyentuh Anas Urbaningrum, benarkah ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline