Lihat ke Halaman Asli

Sebaiknya Jangan Pak Agum yang Pimpin Kongres PSSI kedua di Solo

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13100401321838583164

Ada peristiwa penting tanggal 9 Juli besok pertama Freez kompasiana terbit perdana dan yang kedua kongres PSSI di Solo. Untuk urusan pertama mungkin hanya diketahui di kalangan terbatas saja, namun untuk urusan kedua yakni kongres PSSI di Solo bisa mencuri banyak perhatian karena akan berdampak luas apabila deadlock lagi. Menghindari deadlock seperti kongres pertama, sebaiknya figur seperti pak Agum janganlah memimpin kongres, apalagi PSSI Provinsi Jawa Barat tetap mengusung George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai pasangan calon Ketua Umum PSSI dan Wakilnya dalam Kongres PSSI di Surakarta, Sabtu, 9 Juli 2011. Hari ini Kamis, 7 Juli 2011 Ketua Pengurus Daerah PSSI Jawa Barat Toni Aprilani mengatakan :"Karena sampai sekarang ya seperti itulah amanat para Pengurus Cabang (PSSI kabupaten/kota) kepada kami tetap mencalonkan George Toisutta. Belum ada perubahan”. Toni mengakui selama ini terus disebut-sebut bahwa peluang Toisutta-Arifin sudah tertutup untuk dicalonkan dalam kongres. Namun, ia masih mengharapkan badan Sepak Bola Dunia (FIFA) besok akan mengeluarkan keputusan akhir. "Kan bisa saja menjelang kongres atau ketika kongres baru dibuka, muncul radiogram dari FIFA kepada PSSI bahwa George Toisutta, misalnya, bisa dicalonkan dalam kongres. Kalau itu terjadi, Pak Agum Gumelar (Ketua Komite Normalisasi) kan sudah janji akan langsung melaksanakannya," katanya. Pernyataan Toni mengindikasikan kongres nanti masih tetap berjalan alot, kalau Pak Agum yang memimipin kongres kemungkinan besar deadlock akan kembali terulang, kecuali memang deadlock yang diinginkan Komite Normalisasi. Disamping pemimpin kongres saya juga melihat properti seperti pengeras suara bisa disediadakan satu-satu kepada peserta sehingga tidak terkesan ribut hanya untuk berebut pengeras suara. Contohlah sidang DPR, peserta yg mau intrupsi diatur, jangan yg intrupsi orangnya itu-itu saja, beri kesempatan peserta yang lain, sehingga bagaimanapun kerasnya debat pemimipin sidang tetap bisamengendalikan floor, tidak dengan face yang pucat dengan tangan yang gemetar kemudian mengetukkan palu kuat-kuat menutup kongres secara sepihak. Memimpin sidang atau kongres memang harus punya seni tersendiri, saya tidak melihat kemampuan itu dari Pak Agum Gumelar yang saya hormati. Majulah PSSI semoga Kongres besok  di Solo berjalan sukses, aaamin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline