Lihat ke Halaman Asli

Makna Sebenarnya dari Idul Fitri

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Frasa Idul Fitri berasal dari bahasa Arab. Keduanya merupakan nomina, yaitu `Id dan al-Fitr. Kata id sendiri sudah masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dengan lema sebagai berikut:

1id n hari raya; perayaan: salat --

Demikian juga nomina fitri.

1fit·ri Ar a 1 berhubungan dng fitrah (sifat asal); 2 berhubungan dng berbuka puasa. Guna mendapatkan pengetahuan yang lebih luas tentang makna nomina `id ini, silakan simak kutipan dari Kamus Arab-Inggris karangan Hans Wehr berikut: Para penceramah, termasuk para ustaz, kiyai atau pemuka agama Islam tidak sedikit yang mengupas frasa Idul Fitri sebagai "kembali kepada fitrah, kembali kepada kesucian". Mereka mengira nomina `id merupakan bentuk derivatif  dari verba `a:da ya`u:du yang berarti kembali: Dari gambar di atas, bentuk nomina dari verba `a:da hanya tiga buah, yaitu `aud, `audah, dan ma`a:d. Nomina id merupakan bentuk nomina sejak awal (dari sononya sudah berbentuk nomina, bukan bentuk derivatif). Sementara itu, kata fitri itu sendiri sama sekali tidak ada hubungannya dengan kesucian. Asal kata fitri dalam frasa Idul Fitri adalah al-fitr yang dalam kamus Hans Wehr dijelaskan sebagai berikut: Bunyi /i/ dalam kata fitri harus dibedakan apakah berasal dari Idul Fitri atau bentuk adjektiva dari nomina fitrah: Kata fitri dalam KBBI seperti tercantum di atas diberi dua makna, yaitu: 1 berhubungan dng fitrah (sifat asal); 2 berhubungan dng berbuka puasa. Makna pertama merupakan adjektiva dari nomina fitrah, sedangkan makna kedua berasal dari kata al-fitr 'fast breaking = berbuka puasa'. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan, makna Idul Fitri adalah Hari Raya Berbuka Puasa, dan bukannya "Hari Kepada Fitrah/ Kesucian". Kata fitri, baik bentuk adjectiva dari nomina fitrah maupun dari kata al-fitr, sama sekali tidak mengandung makna kesucian. Dengan demikian, ungkapan Hari Nan Fitri yang sering kita lihat dalam berbagai iklan selama bulan Ramadan adalah ungkapan yang menyesatkan (ditinjau dari segi linguistik).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline