Minggu itu kami, mahasiswa baru, mengikuti ekstrakurikuler-wajib bola voli. Pemanasannya berupa senam.
Karena teriknya mentari dan terlalu lamanya senam, kami mengeluh. Bahkan, ada yang nyeletuk, "Enaknya senam cium telinga saja, Kak!"
"Siapa yang bilang tadi!" bentak senior.
Satu dari kami menunjukkan jarinya ketakutan. Senior memintanya memeragakannya.
"Sulit, Kak," katanya celingukan. Tapi, senior tetap memaksanya meski impossible.
Lima menit, baru dia bisa. Caranya: tubuh tegak, membungkuk dengan tangan menyentuh kaki, lalu disentuhkan ke telinga. Terakhir, tegak lagi.
Kami menertawai senam langka itu. Sialnya, senior malah memerintahkan kami menirukannya dengan komando temanku.
Yah, nasib!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H