mulutku ingin berkata:
"Ramadan, tetaplah kau di dunia."
"Corona, lenyap kau selamanya!"
dadaku pun ingin bersuara:
"Ramadan, semoga kau ada selamanya."
"Corona, sirna kau sepanjang masa!"
sepasang mataku ingin pula menyapa:
"Ramadan, kau kupandang sepanjang zaman."
"Corona, kau kupincingkan dari sekarang!"
hatiku juga ingin berbisik:
"Ramadan, bersamamu itu asyik."