Lihat ke Halaman Asli

Saiful Ahmad

Wiraswasta

Presiden Ini Membela Non Muslim

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada zaman sesudah nabi Muhammad wafat Pemerintahan dipegang seorang Khalifah (kalau sekarang Presiden). Pada masa Khalifah Umar bin Khattab r.a., ada Gubernur Mesir yang bernama Amr bin ‘Ash. Dia berniat untuk membangun sebuah masjid di daerah yang masih dalam kekuasaannya. Namun keinginannya itu terbentur dengan adanya rumah yang harus digusur, dan rumah tersebut ternyata dimiliki oleh seorang Yahudi tua. Gubernur Amr bin ‘Ash lalu memanggil orang Yahudi itu dan meminta agar dia mau menjual tanahnya. Akan tetapi orang Yahudi itu tidak berniat untuk menjual tanahnya. Kemudian gubernur Amr bin ‘Ash memberikan penawaran yang cukup tinggi dengan harga jauh diatas harga pasaranAkan tetapi tetap saja orang Yahudi itu menolak untuk menjual tanahnya. .Gubernur Amr bin ‘Ash kesal dan akhirnya karena berbagai cara telah dilakukan dan hasilnya buntu, maka sang gubernur pun menggunakan kekuasaannya......dengan memerintahkan bawahannya untuk menyiapkan surat pembongkaran dan akan menggusur paksa lahan tersebut. Sementara si Yahudi tua itu tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis. Kemudian Yahudi itu berniat untuk mengadukan kesewenang-wenangan gubernur Mesir itu pada Khalifah Umar bin Khattab..Akhirnya orang Yahudi itu pergi ke Madinah untuk mengadu kepada Khalifah Umar bin Khattab. Begitu tiba di Madinah, orang Yahudi itu merasa takjub, karena Khalifah Umar bin Khattab tidak memiliki istana yang megah.bahkan dia diterima Khalifah Umar bin Khattab hanya di halaman Masjid Nabawi di bawah naungan pohon kurma.Selain itu penampilan Khalifah Umar bin Khattab amat sederhana untuk ukuran pemimpin yang memiliki kekuasaan begitu luas.“Ada keperluan apa kakek datang ke sini, jauh-jauh dari Mesir?” tanya Umar bin Khattab. Setelah mengatur detak jantungnya karena berhadapan dengan seorang khalifah yang tinggi besar, ramah dan penuh wibawa, si kakek itu mengadukan kasusnya. Dia bercerita pula tentang bagaimana perjuangannya untuk memiliki rumah itu,.di mana dia sejak muda bekerja keras sehingga dapat membeli sebidang tanah dan membuat gubuk di atas tanah tersebut. “Akan tetapi, wahai Khalifah Umar, sungguh sangat menyedihkan. Harta satu-satunya yang aku miliki sekarang telah sirna, karena telah dirampas oleh Gubernur Amr bin ‘Ash”, kata orang Yahudi itu tanpa rasa takut. Laporan tersebut membuat Khalifah Umar bin Khattab marah dan wajahnya menjadi merah padam. Yahudi itu diminta untuk mengambil tulang belikat unta dari tempat sampah, lalu diserahkannya tulang itu kepada sang Khalifah. Khalifah Umar bin Khattab kemudian menggores tulang tersebut dengan huruf alif yang lurus dari atas ke bawah dan di tengah goresan itu ada lagi goresan melintang menggunakan ujung pedang, lalu tulang itu pun diserahkan kembali kepada orang Yahudi Lalu berpesan: ”Bawalah tulang ini baik-baik ke Mesir dan berikanlah kepada Gubernur Amr bin ‘Ash”, jelas Khalifah Umar bin Khattab. Si Yahudi itu kebingungan ketika diminta untuk membawa tulang yang telah digores dan memberikannya kepada Gubernur Amr bin ‘Ash. Gubernur Amr bin ‘Ash yang menerima tulang tersebut, langsung tubuhnya menggigil kedinginan serta wajahnya pucat pasi. Saat itu juga Gubernur Amr bin ‘Ash mengumpulkan rakyatnya membangun kembali gubuk yang reot milik orang Yahudi itu. “Bongkar masjid itu!”, teriak Gubernur Amr bin Ash gemetar.Orang Yahudi itu merasa heran dan tidak mengerti tingkah laku Gubernur. “Tunggu!” teriak orang Yahudi itu. “Maaf Tuan, tolong jelaskan perkara pelik ini. Berasal dari apakah tulang itu?Apa keistimewaan tulang itu, sehingga Tuan berani memutuskan untuk membongkar begitu saja bangunan yang amat mahal ini. Sungguh saya tidak mengerti!”, kata orang Yahudi itu lagi..Gubernur Amr bin Ash memegang pundak orang Yahudi sambil berkata: “Wahai kakek, tulang ini hanyalah tulang biasa dan baunya pun busuk.“Mengapa ini bisa terjadi. Aku hanya mencari keadilan di Madinah dan hanya mendapat sebongkah tulang yang busuk. Mengapa dari benda busuk tersebut itu gubernur menjadi ketakutan?” kata orang Yahudi itu penasaran. “Tulang ini merupakan peringatan keras terhadap diriku dan tulang ini merupakan ancaman dari Khalifah Umar bin Khattab. Artinya, apa pun pangkat dan kekuasaanmu suatu saat kamu akan bernasib sama seperti tulang ini, karena itu bertindak adillah kamu seperti huruf alif yang lurus, Adil di atas dan adil di bawah. Sebab kalau kamu tidak bertindak adil dan lurus seperti goresan pada tulang ini,maka Khalifah tidak segan-segan untuk memenggal kepala saya”, jelas Gubernur Amr bin ‘Ash. Orang Yahudi itu tunduk terharu dan terkesan dengan keadilan agama Islam. “Sungguh agung ajaran agama Tuan. Sungguh aku rela menyerahkan tanah dan gubuk itu. Bimbinglah aku dalam memahami ajaran Islam!”.Akhirnya orang Yahudi itu mengikhlaskan tanahnya untuk pembangunan masjid dan dia sendiri langsung masuk agama Islam.

Bila kita berkaca dijaman sekarang, sungguh jauh berbeda.... banyak kekuasaan dijadikan alat untuk berbuat sewenang wenang.. Semoga saja Presiden kita nantinya adalah orang yang sangat menghargai pemeluk agama lain..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline