Lihat ke Halaman Asli

Empat Kasta dalam Pendidikan

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Empat Kasta dalam Pendidikan

Sebuah wacana yang menarik bagi saya, ketika browsing mencari referensi buat bahan presentasi. eeehh ternyata saya kesasar ke artikel ini http://hurek.blogspot.com/2010/05/4-kasta-pendidikan.html .

Tapi kalau kita mencoba mengulas artikel ini ada benarnya juga sih. Faktanya dalam dunia pendidikan kita banyak kita jumpai praktik-praktik demikian.

Kebanyakan anak-anak yang mengikuti lomba yang bergengsi bahkan keluar negeri itu memang anak-anak yang memiliki latar belakang orang berada, ada sih dari orang kurang mampu tapi mungkin hanya segelintir saja. Mungkin proses pembentukan karakter mereka yang berbeda. Kalau kita lihat pendidikan orang kaya dengan orang miskin tentu sangat berbeda. Orang “miskin/kurang mampu” mereka menitipkan anak-anak mereka kepada sd/madrasah sudah cukup sampai di situ, tak jarang mereka juga tidak tahu apa yang di peroleh anak mereka. Lain halnya dengan orang kaya, mereka rela merogohkocek yang lumayan besar demi memaksimalkan potensi anak mereka seperti menyekolahkan di sekolah yang bertaraf internasional, les ini-itu dan lain sebagainya. Jadi tidak heran jika mereka memiliki kemampuan yang luar biasa. Kalau masyarakat kurang mampu, jangankan ikut lomba bertarafinternasional bisa kuliah di Universitas yang bonafit saja sudah menjadi kebanggaan tersendiri. Di situlah letak paradigma masyarakat yang kaya dengan masyarakat yang kurang mampu.

Kalau kita lihat perkembangan kehidupan di Jepang, seorang ibu rumah tangga “Kyoiku mama” menjadi profesi idaman disana, rata-rata dari mereka lulusan s1/s2, tugas mereka mendidik dan mengurusi anak-anak mereka. mulai bangun, berangkat pulang sekolah, kursus, les, sampai tidur lagi, semuanya dibawah didikan sang ibu.

Para “Kyoiku mama” ini menanamkan kesopanan, kebersihan pada anak mereka, jadi tidak heran jika etos kerja mereka tinggi, disiplin, dan cepat bangkit meskipun terkena tsunami yang sedemikian dahsyat.

Mungkinkah ada hal yang demikian di Indonesia???

Saya harap ada Kyoiku mama - Kyoiku mama baru di negeri tercinta ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline