Lihat ke Halaman Asli

Saifu Ainurrofiq

Mahasiswa UIN Malang

Peran Sistem CRM dalam Mendorong Perilaku Adaptif Karyawan untuk Layanan Unggul

Diperbarui: 22 September 2024   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peran Sistem CRM dalam Mendorong Perilaku Adaptif Karyawan untuk Layanan Unggul 


Dalam era digital saat ini, sistem Customer Relationship Management (CRM) telah menjadi salah satu alat strategis yang paling penting bagi perusahaan untuk meningkatkan layanan pelanggan dan operasional. Peran sistem CRM tidak lagi hanya sebatas menyimpan informasi pelanggan, tetapi juga menjadi penggerak utama dalam menciptakan layanan yang lebih personal dan relevan. Artikel berjudul Moving beyond the direct impact of using CRM systems on frontline employees' service performance: The mediating role of adaptive behaviour karya Chen, Ou, Wang, Peng, dan Davison (2019) memberikan pandangan mendalam mengenai bagaimana sistem CRM dapat memengaruhi perilaku adaptif karyawan lini depan dan pada akhirnya meningkatkan kinerja layanan.


Sistem CRM, seperti yang dijelaskan dalam studi ini, tidak hanya berfungsi sebagai alat teknis, tetapi juga memiliki efek psikologis dan operasional yang signifikan bagi karyawan. Data dari sebuah perusahaan keuangan besar di Cina yang digunakan dalam penelitian ini mendukung bahwa penggunaan CRM yang efektif dapat mengubah cara karyawan berinteraksi dengan pelanggan. Perilaku adaptif, yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan pendekatan berdasarkan kebutuhan dan situasi pelanggan, terbukti menjadi komponen penting dalam meningkatkan kualitas layanan. Artikel ini menggunakan data kuantitatif yang valid, termasuk survei yang melibatkan karyawan, pemimpin kelompok, dan manajer pelanggan, untuk menguji hubungan antara penggunaan CRM, perilaku adaptif, dan kinerja layanan.


Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan CRM sering melihat peningkatan efisiensi dan kepuasan pelanggan, tetapi aspek perilaku adaptif karyawan sering diabaikan. Melalui pendekatan teoritis yang kuat dan data empiris yang mendalam, artikel ini memperkenalkan konsep penting bahwa CRM bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga tentang memperkuat keterampilan interpersonal karyawan untuk memberikan layanan yang lebih baik.


***  


Penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2019) memberikan wawasan menarik tentang bagaimana perilaku adaptif menjadi elemen kunci dalam meningkatkan kinerja layanan melalui penggunaan sistem CRM. Berdasarkan data dari perusahaan keuangan di Cina, penelitian ini menunjukkan bahwa sistem CRM tidak hanya mendukung karyawan dalam mengakses data pelanggan, tetapi juga membantu mereka untuk menyesuaikan layanan mereka secara real-time. Dengan menggunakan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM), penulis berhasil menunjukkan bahwa perilaku adaptif karyawan memainkan peran mediasi yang signifikan antara penggunaan CRM dan kinerja layanan. Dalam konteks ini, perilaku adaptif mencakup kemampuan karyawan untuk memahami kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda dan merespons dengan cara yang tepat.


Salah satu temuan menarik dalam penelitian ini adalah tingkat penggunaan CRM yang berkorelasi dengan tingkat adaptasi perilaku karyawan. Dari hasil survei, karyawan yang menggunakan CRM secara intensif dan terintegrasi dalam pekerjaan sehari-hari menunjukkan peningkatan perilaku adaptif hingga 30% lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang hanya menggunakan CRM untuk tugas-tugas dasar. Ini menunjukkan bahwa bukan hanya ketersediaan teknologi yang penting, tetapi bagaimana teknologi tersebut digunakan secara strategis dan mendalam oleh karyawan. Hasil ini selaras dengan penelitian post-adoption IT, di mana penggunaan teknologi yang lebih mendalam (infusion) berpotensi meningkatkan kualitas pekerjaan.


Selain itu, teori coping yang dikemukakan dalam artikel ini juga relevan dalam menjelaskan bagaimana karyawan menggunakan CRM untuk menghadapi situasi kompleks dan beragam dalam interaksi pelanggan. Dengan adanya informasi yang terstruktur dan tersedia melalui CRM, karyawan lebih mampu menghadapi tekanan dari pelanggan yang memiliki kebutuhan spesifik. Coping theory mendukung argumen bahwa CRM, sebagai alat eksternal, membantu karyawan mengatasi stres dalam interaksi pelanggan, meningkatkan kemampuan mereka untuk beradaptasi, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas layanan.


Dari sudut pandang manajemen, temuan ini mengindikasikan bahwa pelatihan intensif dan dukungan berkelanjutan dalam penggunaan CRM sangat penting. Studi ini mengungkap bahwa perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan karyawan tentang penggunaan CRM mengalami peningkatan kinerja layanan sekitar 20% selama periode dua tahun setelah implementasi sistem tersebut. Ini menunjukkan pentingnya dukungan yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa karyawan dapat memanfaatkan CRM secara optimal dan menjadikannya alat yang benar-benar dapat meningkatkan interaksi layanan.


Secara keseluruhan, temuan penelitian ini tidak hanya mendukung pentingnya sistem CRM dalam meningkatkan efisiensi, tetapi juga menyoroti bagaimana sistem tersebut dapat mendukung perilaku adaptif yang lebih baik di kalangan karyawan lini depan. Hasil ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan holistik dalam penerapan teknologi, yang memperhitungkan aspek-aspek perilaku dan psikologis selain dari aspek teknis.


***  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline