Lihat ke Halaman Asli

Saifoel Hakim

Freelancer

Ken Angrok - 17

Diperbarui: 6 Agustus 2023   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Mulai dari Mana?

Ken Angrok nampak duduk di atas batu yang tinggi di bawah sebuah pohon rindang di pinggir jalan raya. Sekitarnya hanya tampak areal sawah yang luas sejauh mata memandang. Ken Angrok terus berpikir mencari tahu dia sebetulnya ada di mana sekarang. Dia sama sekali tidak mengenali daerah ini. Ken Agrok mencoba mengingat kembali kejadian-kejadian yang dialaminya.

Ken Angrok ingat betul ketika dia dipaksa masuk mobil lalu diikat, mulutnya disumbat, dan kepalanya ditutup kain hitam. Dia hanya mendengar kata-kata tegas dari beberapa orang yang mengingatkan agar jangan banyak bergerak dan menyuruhnya diam.

Setelah terasa cukup lama dalam mobil itu, dia rasakan mobil berjalan melalui jalan yang bergelombang. Kemudian berhenti dan menyuruhnya turun. Seseorang menariknya dari depan dan ada juga yang mendorongnya dari belakang seolah mereka ingin agar Ken Angrok berjalan cepat. Dia seperti dipaksa untuk masuk ke sebuah rumah atau ruangan.

Setelah dipaksa duduk, kain hitam yang menutup kepalanya dibuka. Dia ada dalam sebuah ruangan yang hanya diterangi dua buah lilin tepat di atas meja di depannya. Terlihat juga ada kira-kira tiga orang dihadapannya, semuanya menggunakan masker. Wajah dan bentuk tubuh mereka tidak begitu jelas karena sinar lilin di depannya tak bisa mencapai orang-orang yang berdiri agak jauh dari dirinya.

"Ken Angrok, dengar baik-baik apa yang akan saya katakan," seseorang mulai bicara, "Kami semua ini adalah teman, jadi tidak akan membuatmu terluka. Kalo kamu ingin melanjutkan hidupmu, mulai hari ini lupakan masa lalumu!..." Terdengar dering HP ketika orang itu akan bicara lagi.

"Bos Bram!" kata orang yang menerima telepon lalu menyerahkan pada orang yang bicara tadi.

"Baik.., Siap Bos!... Siap!" dia hanya menjawab seperti itu ketika bicara dengan si penelpon.

"Dengar Ken Angrok...," orang itu melanjutkan, "Di sebelahmu sudah ada tas yang berisi barang-barang yang kamu perlukan. Jika ingin selamat dan bertahan hidup, kamu jangan pernah menghubungi siapa pun dan jangan pernah kembali ke rumah atau ke daerah Tumapel sebelum kamu yakin bahwa semua kejadian hari ini sudah dilupakan semua orang. Jangan juga berpikir atau mencari-cari identitas kami. Ingat betul ini!," orang itu mempertegas ucapannya, "Masa depanmu dimulai hari ini!"

"Ken Angrok...," lanjut orang itu sambil memberi aba-aba pada temannya, "kamu akan disuntik untuk membuatmu tidur. Kamu akan terbangun kira-kira 3 jam dari sekarang dalam kondisi tidak terikat dan bebas. Setelah kamu bangun nanti, ingat, langkah yang kamu ambil akan menentukan masa depanmu!"

Dua orang mendekati Ken Angrok, Ken Angrok mencoba meronta-ronta namun sia-sia. Kondisinya terikat dan dipegangi seseorang yang kuat, dia hanya merasakan tusukan jarum di lengannya. Dalam hitungan menit, dia terus berusaha memandangi orang-orang yang ada disekitarnya sebelum semuanya menjadi kabur lalu gelap gulita. Ken Angrok terkulai tak sadarkan diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline