Lihat ke Halaman Asli

Saifoel Hakim

Freelancer

Ken Angrok - 7

Diperbarui: 25 Juli 2023   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi

Kelahiran Ken Angrok

Tangis jabang bayi laki-laki itu begitu kuatnya seperti memecahkan keheningan malam. Tak kurang dari 5 orang tenaga medis membantu Ken Endok melahirkan anaknya. "Bu..., ini bayi ibu, laki-laki, sehat, dan utuh tak kurang suatu apa," kata dokter yang memimpin para tenaga medis sambil menunjukkan bayi itu pada Ken Endok.

"Terimakasih Dokter...," jawab Ken Endok yang masih lemas tak bertenaga.

"Ibu masih harus istirahat, jangan banyak bergerak dulu. Ibu mengalami pendarahan yang cukup banyak.... Sementara bayi ini akan di rawat dulu di ruang bayi sambil menunggu pemulihan Ibu."

"Baik dokter...," Ken Endok melirik sebentar bayinya, dia seperti melihat cahaya meliputi anaknya.

Ketika Ken Endok sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, bayangan Gajah Para muncul dibenaknya. Bayangan itu seperti menatap dingin kepadanya. Rasa sesal itu kembali mengalir di hatinya. Matanya berkaca-kaca. Hari ini, kelahiran anaknya itu seperti tak membuatnya bahagia ataupun sedih. Terasa datar dan biasa saja. Justru bayangan sosok Gajah Paralah yang muncul kembali, membangkitkan lagi rasa penyesalannya yang dalam. Pikiran Ken Endok pun berputar kembali pada hari-hari selama masa kehamilan.

***

Lima hari setelah Gajah Para mengusirnya, Ken Endok dan Ibunya memberanikan diri kembali datang ke rumah Gajah Para. Mereka berencana untuk mencoba lagi bicara dengan Gajah Para. Rumah itu tampak sepi, pintu depan sedikit terbuka dan lampu-lampu masih menyala walau hari sudah sangat siang. Tak ada jawaban apa pun dari dalam rumah ketika mereka mengetuk pintu atau memanggil Gajah Para. Mereka pun memaksa masuk.

Diluar dugaan, mereka menemukan Gajah Para terbaring di kamar dengan tubuh yang terlihat lemas dan wajahnya pucat. "Maasss..., kenapa mas?!" teriak Ken Endok sambil mencoba memeluk Gajah Para. Seketika Ken Endok merasakan suhu tubuh Gajah Para yang panas tinggi. "Ayo kita ke dokter Mas...," teriak Ken Endok sambil mencoba membangunkan Gajah Para. "Aku akan minta bantuan tetangga...," kata ibunya terlihat panik dan beranjak keluar.

Dalam pelukan Ken Endok, tubuh yang lemas dan demam tinggi itu bicara pelahan, "Dik..., maafkan aku Dik, aku yang salah...,"

"Mas..., kita ke dokter dulu sekarang, ndak usah mikir yang lain-lain dulu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline