Lihat ke Halaman Asli

Tauladan Rasulullah yang Ditauladani

Diperbarui: 10 Oktober 2017   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saidna Zulfiqar Bin Tahir. Secara pribadi, dalam menyikapi masalah yang menghangatkan rimba persilatan media di tanah air akhir-akhir ini, sejak tudingan penistaan Al-Quran oleh Gubernur DKI hingga terjadinya demonstrasi 4 November 2016 merupakan premature action yang mengabaikan beberapa aspek agamis dan fungsi aparatur. Mengingat kasus ini sementara diproses oleh pihak berwajib maka percayakanlah masalah itu kepada mereka (tidak perlu mengimpotensikan fungsi mereka).  Di lain pihak, saya berharap para Ustadz/Ulama/Kiyai sebagai panutan yang dapat menenangkan, menyejukkan, dan memotivasi ummat justru malah mengeruhkan suasana dan ada pula yang diam menonton.

Terkadang suatu perbuatan yang dinilai ibadah senantiasa ditaklidkan pada Sunnah Rasul yang ada dalam Al-Quran sebagai keperibadian Rasul sebagaimana ungkapan Aisyah ra. Namun terkadang pula Sunnah itu terabaikan dan ditauladangkan di ladang tanpa irigasi. Padahal jika kita kembali menapak sejarah Rasulullah SAW, maka akan ditemukan bagaimana perangai beliau yang senantiasa berfikir dan bertindak dengan sabar dalam arti menyiapkan bahan bakar dan menyusun strategi yang baik guna menyelesaikan masalah, bukan berarti diam/menunggu. 

Rasulullah pun pernah lebih kejam dikatai dan dinistakan melebihi apa yang pak Ahok utarakan. Beliau dicap sebagai seorang penyihir,  orang gila,  mengucapkan mantra dari al-Quran sebagai santet, dan lain sebagainya,  Toh beliau tetap bersabar, dan oleh karna kesabaran itu,  dikenallah beliau di seantero dunia dengan akhlaknya yang mulia, sehingga orang berbondong-bondong memeluk agama Islam. Misalnya, di dalam Al-Quran dikisahkan:

وَقَالُوا يَا أَيُّهَا الَّذِي نُزِّلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ إِنَّكَ لَمَجْنُون

“Mereka berkata: ‘Hai orang yang diturunkan Al Quran kepadanya, Sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila (Surah Al-Hijr: 6).

Tapi apa jawaban dan perintah Allah SWT kepada baginda Rasul:

فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ

Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam (Surah Qaaf: 39)

وَلاَ يَحْزُنكَ قَوْلُهُمْ إِنَّ الْعِزَّةَ لِلّهِ جَمِيعًا هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Janganlah kamu bersedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Surah Yunus: 65)

وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline