Lihat ke Halaman Asli

Saidatun Nia

Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini; UIN Malang

"Aku Ingin Berkarya, Bukan Membuat Salah"

Diperbarui: 28 Oktober 2020   05:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi anak-anak yang bermain kotor-kotoran. (sumber: pixabay/qimono)

Minggu lalu saya menjumpai keponakan saya sedang mewarnai gambar jagung di rumahnya, ponakan saya mewarnai bersama ibunya (kakak saya). 

Saat mewarnai ada hal nyleneh yang dilakukan keponakan saya, dimana jagung yang diwarnainya berwarna hijau, hitam, merah dan kuning. Akhirnya terjadilah sebuah percakapan yang begitu menarik:

Ibu: "Loh nak, jagungnya kok warna-warni gini, kan ibu sudah bilang biji jagungnya warna kuning dan daunnya warna hijau".

Doi: "Ini kan jagungnya ibu yang busuk kemarin, biji bagian atas warna kuning, bagian tengah hitam dan bagian bawah merah, terus daunnya juga bukan hijau tapi kuning kering".

Kalau dibayangin pasti lucu, dimana si doi bisa membantah argument seorang ibunya dengan fakta yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. 

Memang sebelum doi mewarnai gambar jagung, ia pernah menjumpai jagung hasil panen dari sawah, dan kebetulan jagungnya jamuran atau bisa dikatakan jagungnya tidak tumbuh dengan sempurna, sebagaimana yang diucapka si doi kalau jagungnya busuk, haha.

Lalu apakah ponakan saya tadi salah? Pastinya tidak, karena sebelum ia melakukan keanehan tadi dia melihat terlebih dahulu dan si ibu lupa tidak memberi stimulus yang seharusya di berikan; memberi tahu seharusnya jagung yang sempurna atau yang bagus dan layak itu seperti apa, sedangkan kodrat seorang anak apa yang ia lihat itulah yang akan ia lakukan.

Kalau berbicara mengenai kreativitas apakah yang dilakukan keponakan saya merupakan bagian dari kreativitas? Jawabannya, ya benar. Apa yang dilakukan si doi merupkan bagian dari kreativitas. Mengapa? Karena si doi termasuk golongan anak usia dini.

(sumber gambar: sandiegofamily.com)

Ada apa dengan anak usia dini? Menurut Jumaris, anak usia dini adalah anak yang berada pada fase praoperasional, yang berpikir secara simbolis yang dihadirkan dalam berbagai bentuk fantasi, cara berpikir tersebut merupakan awal untuk menumbuhkembangkan kreativitas anak. 

Fantasi atau imajinasi yang berkembang pada masa pra-operasional terlihat dari berbagai bentuk aktivitas anak, seperti pada waktu bermain, berbicara, maupun melakukan suatu kegiatan lain. Semua hal tersebut merupakan refleksi dari kreativitas anak.

Secara tidak langsung keponakan saya tadi bukan melakukan kesalahan melainkan berkarya melalui imajinasinya. Seharusnya doi tahu kalau warna yang diterapkan kurang benar, hanya saja ia ingin memberikan kesan yang berbeda dari yang lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline