Lihat ke Halaman Asli

Ketika Nurani Jauh dari Sentuhan Iman

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika Nurani Jauh dari Sentuhan Iman

Dunia ini penuh dengan hingar bingar kemewahan yang menyesatkan.

Sekali saja kau terjerumus, akan sulit bagimu keluar dari jeratan menyakitkan itu.

Realita kehidupan kian mengkhawatirkan.

Tuhan, bukan lagi tempat manusia bersandar.

Mereka lupa, lupa akan Kuasa Illahi Yang Agung.

Mereka terbius dalam jejak nestapa.

Ya, ketika akal sehat tak lagi berfungsi.

Ketika nurani jauh dari sentuhan iman.

Nyawa tak lagi berharga

Harga diri tak lagi mereka miliki

Rasa malu? Sudah mereka buang seakan sampah!

Mereka bertindak sesuai kemauan syaitan, tanpa menimbang kosa kata bijak malaikat.

Kesakitan-kesakitan jiwa semakin membahana dalam perut bumi yang sempit ini.

Dan lagi, sosok wanitalah yang kerap kali menjadi sasaran empuk gangguan rohani mereka.

Hati mereka telah membusuk.

Banyak kalbu berteriak histeris.

Miris sekali, hati bagai tersayat-sayat.

Keprihatinan tidaklah cukup mengubah isi dunia ini menjadi baik kembali.

Hati seakan ingin mengumpat perbuatan keji itu.

PEMBUNUH ! KORUPTOR!

Mereka semua sakit jiwanya.

Kesenangan dunia yang semu kerap kali jadi pemicunya.

Atau dendam yang telah mengakar yang membuat nurani itu kini terbuang?

Ingin sekali memberi tamparan yang mungkin dapat menyadarkan mereka.

Itu pun kalau raga mereka dikendalikan nafsu syaitan? Atau mungkin… mereka sudah menjelma menjadi syaitan yang nyata?

NaudzubillahKetika Nurani Jauh dari Sentuhan Iman

Dunia ini penuh dengan hingar bingar kemewahan yang menyesatkan.

Sekali saja kau terjerumus, akan sulit bagimu keluar dari jeratan menyakitkan itu.

Realita kehidupan kian mengkhawatirkan.

Tuhan, bukan lagi tempat manusia bersandar.

Mereka lupa, lupa akan Kuasa Illahi Yang Agung.

Mereka terbius dalam jejak nestapa.

Ya, ketika akal sehat tak lagi berfungsi.

Ketika nurani jauh dari sentuhan iman.

Nyawa tak lagi berharga

Harga diri tak lagi mereka miliki

Rasa malu? Sudah mereka buang seakan sampah!

Mereka bertindak sesuai kemauan syaitan, tanpa menimbang kosa kata bijak malaikat.

Kesakitan-kesakitan jiwa semakin membahana dalam perut bumi yang sempit ini.

Dan lagi, sosok wanitalah yang kerap kali menjadi sasaran empuk gangguan rohani mereka.

Hati mereka telah membusuk.

Banyak kalbu berteriak histeris.

Miris sekali, hati bagai tersayat-sayat.

Keprihatinan tidaklah cukup mengubah isi dunia ini menjadi baik kembali.

Hati seakan ingin mengumpat perbuatan keji itu.

PEMBUNUH ! KORUPTOR!

Mereka semua sakit jiwanya.

Kesenangan dunia yang semu kerap kali jadi pemicunya.

Atau dendam yang telah mengakar yang membuat nurani itu kini terbuang?

Ingin sekali memberi tamparan yang mungkin dapat menyadarkan mereka.

Itu pun kalau raga mereka dikendalikan nafsu syaitan? Atau mungkin… mereka sudah menjelma menjadi syaitan yang nyata?

Naudzubillah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline