Lihat ke Halaman Asli

PB = Pendidikan Berkarakter ""bukan"" Persatuan Bulutangkis

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kurikulum pendidikan KTSP yang didasarkan pada Pendidikan Karakter Bangsa (Pendidikan berkarakter_red) merupakan satu langkah antsipasi pemerintah atas menurunnya nilai-nilai moral masyarakat yang terjadi dewasa ini. Namun jika ditilik dari asal mula kurikulum pendidikan yang sudah ada, pendidikan berkarakter ini tidak ubahnya seperti jaman kepemimpinan pak Harto yang mengedepankan P4, tata krama, sopan santun, dan PMP pada eranya.

Bolak-balik, maju mundur, dan berubah-ubahnya kurikulum yang kita anut sedikit banyak telah berpengaruh terhadap sistem dan hasil pendidikan di negara kita, setidaknya dengan apa yang bisa kita lihat dalam tatanan masyarakat sekarang ini. Tidak ada yang salah dari sebuah sistem (itu mungkin benar) namun ketika pelaksanaan dan penjalanan sistem itu tidak diawasi dengan serius dan tidak adanya sosialisai yang gamblang dan menyeluruh serta mendalam dari sebuah sistem itu, tentu akan menimbulkan pemikiran dan penalaran yang berbeda-beda.

Dengan adanya Pendidikan Berkarakter (PB) yang mencakup semua mata pelajaran yang diajarkan di dunia pendidikan , sedikit banyak telah merepotkan dan mejadi pembicaraan yang serius di kalangan insan pendidikan. Banyak yang menyambut baik sistem pemerintah yang terbaru ini, namun ada pula yang menganggap ini sebuah pekerjaan yang menyita banyak waktu dan tenaga serta membingungkan. Hal ini tentu diawali dari kurangnya sosialisasi yang gamblang dan mendalam sehingga memunculkan banyak pemahaman yang berbeda.

Apakah ini akan dibiarkan berlanjut dan justru menjadikan sistem yang baru ini hanya akan berjalan dalam dunia impian saja???dan anak bangsa kita akan tetap tercetak dengan pola pendidikan yang selama ini berjalan??????mari kita tilik bersama apa yang dusah kita ajarkan pada anak-anak kita.. sudahkah bekal yang kita berikan mencukupi untuk perjalanan mereka menapaki kehidupan yang sebenar-benarnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline