Hari Buruh Sedunia tidak berlaku bagi rakyat Papua. Hal ini terbukti dari tidak adanya rencana aksi demo di kota-kota yang ada di provinsi Papua, selain recana demo peringatan Hari Aneksasi Papua. Apakah ini indikasi kapitalis Papua membungkam buruh dengan isu aneksasi ?
Setiap tahun, seluruh penjuru dunia merayakan Hari Buruh Sedunia (May Day) yang jatuh pada tanggal 1 Mei. Perayaan itu dilakukan oleh para buruh itu sendiri, maupun lembaga-lembaga sosial masyarakat (LSM) yang berperan sebagai pembela kaum buruh, termasuk para aktivis mahasiswa selaku kaum intelektual.
Hari Buruh Sedunia memang harus diperingati dan dirayakan agar jasa para buruh tidak terlupakan oleh kaum konsumen maupun ivestor, sehingga mereka tidak semena-mena terhadap para buruh.
Namun uniknya, pada tanggal 1 Mei 2013 ini, para aktivis mahasiswa maupun aktivis LSM di Papua sama sekali tidak berminat untuk merayakan Hari Buruh Sedunia. Meskipun mereka berencana melakukan aksi demo pada siang ini (Rabu 1/5/2013), tapi bukan dalam rangka memperingati Hari Buruh, namun memperingati Hari Aneksasi Papua. Dari tahun ke tahun, Hari Buruh Sedunia (May Day) tidak pernah diperingati dan dirayakan oleh para buruh, aktivis mahasiswa maupun LSM di Papua.
Entah apa yang ada di benak mereka sehingga menganggap Hari Aneksasi Papua lebih utama dibanding Hari Buruh Sedunia ? Atau ini sebuah strategi kaum kapitalis di Papua yang bertujuan untuk membungkam suara buruh dengan mengalihkannya ke tema aneksasi ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H