Adib (nama samaran) adalah teman sekelas pada saat saya duduk dibangku SMA kelas satu. Dia salah satu korban bullying dilingkungan sekolah saya. Kenapa dia jadi target bullying ? Mungkin karena Adib anak cowok yang lemah, pendiem, lugu, selalu menerima dan tidak membalas ketika diejek, dicaci maki oleh teman - temannya. Sebenenarnya Adib seorang siswa yang pandai dan rajin berangkat ke sekolah, ketika semakin bertambah banyak teman - teman Adib yang suka nge-bully dirinya dan semakin kelewatan meraka mengolok - olok si adib. Disitulah Adib mulai merasa tidak nyaman berada dilingkungan sekolahnya, dia mulai jarang masuk sekolah sampai orang tua Adib dipanggil karena jarangnya dia masuk sekolah. Kelas 2 Adib memutuskan untuk pindah sekolah, ya mungkin karena dia sudah tidak tahan terhadap fenomena bullying yang dririnya alami. Saat saya kelas 3 saya mendapat kabar bahwa si adib berhenti sekolah dikarenakan dilingkungan sekolah barunya tersebut, dia mendapat kasus yang sama yaitu menjadi target bullying teman-temannya, hedeeeeh !.
Fenomena bullying mungkin sudah tidak asing di kehidupan sehari - hari kita. Fenomena ini sudah menjadi budaya bangsa kita bahkan sudah mendunia. Dari data National Mental Health and Education Center tahun 2004 di Amireka diperoleh data bahwa bullying merupakan bentuk kekerasan yang umumnya terjadi dalam lingkungan social antara 15% dan 30% siswa adalah pelaku bullying dan korban bullying. Dari kita kecil sampai saat ini, pasti kita sering melihat aksi banyak orang termasuk kita suka mengejek - ejek dan mengolok - olok teman kita sendiri dalam kehidupan kita sehari - hari baik di ruang lingkungan social kita (diskusi, organisasi, kampus, dll). Hal tersebut sampai saat ini dianggap hal yang lumrah, biasa. Padahal perilaku tersebut sudah termasuk bentuk perilaku bullying, tetapi kita tidak menyadarinya. Maka dari itu pahamilah bentuk - bentuk perilaku bullying agar kita dapat menekan sekecil mungkin dampak negative dari fenomena bullying.
Definisi Bullying
Bullying dikategorikan sebagai perilaku antisosial atau misconduct behavior (Jenkins, 1995; Morton 1999), dengan menyalahgunakan kekuatannya kepada korban yang lemah, secara individu atau kelompok dan biasanya terjadi berulang kali (Smith Cousins, & Stewart, 2005; Mongold 2006)
Bullying dapat dilakukan secara verbal, psikologis dan fisik (Kim, 2006). Bentuk perilaku tersebut dikatakan sebagai salah satu bentuk delinkuensi (kenakalan anak) karena perilaku tersebut melanggar norma masyarakat, dan dapat dikenai hukuman oleh lembaga hukum (Thorton, 1992)
Secara umum bullying dapat diartikan sebagai sikap agresi dari seseorang atau kelompok dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental.
Yook cusss mari kita stop budaya bullying, katakan tidak untuk bullying ! hhaha. Apasih manfaat nge-bullying buwat kita, nggak ada kan. Sebagai pelaku bullying, mungkin hanya rasa puas sesaat yang didapat atau hanya untuk pelampiasaan suatu masalah kalian??? Sudah nggak jaman guys pelampiasan ke hal - hal negative seperti nge-bullying, ketimbang melampiaskan amarah kita ke orang yang nggak berdosa mending kita lampiaskan untuk berkarya guys, malu dong jika kita hanya punya bakat nge-bullying orang saja, nggak punya karya/prestasi yang bisa dibanggakan dalam diri kita, mau jadi apa kita nanti, kriminal? Hhaha nggak dong. Dan tau nggak guys apa dampak bagi anak korban bullying? Para korban bullying kita guys biasanya mengalami guncangan jiwa hingga mengalami depresi, prestasi akademis menurun drastis, malas pergi kesekolah, menjadi penakut, sering marah-marah, mudah tersinggung, sering berbohong, menarik diri dari pergaulan dan bahkan banyak yang mencoba bunuh diri. Sadar atau tidak kita ini sudah menghancurkan/mensuramkan masa depan dan hidup mereka guys, sadis nggak tuh. Yook sekali lagi stop budaya bullying mulai dari sekarang!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H