Lihat ke Halaman Asli

Sahroha Lumbanraja

TERVERIFIKASI

Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

Dia Tak Seromantis Mantan… Stop it Now!

Diperbarui: 28 November 2015   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi/informationng.com"][/caption]Bagi mereka yang sukses dalam hubungan asmara dengan hanya menjalani satu kali berpacaran, memang patut berbangga diri. Ketika cinta pertama menjadi pacar pertama dilanjutkan menjadi suami/istri pula, alangkah indahnya dunia percintaan mereka. Jika suami atau istri yang sekarang adalah orang pertama yang mengenalkan rasa cinta kepada anda, berarti anda adalah satu dari sedikit orang yang bisa dibilang the most successful couple in love history.

Bagaimana tidak? Anda dan Pasangan sama-sama beruntung menikmati madu cinta untuk pertama kalinya. Tidak ada orang lain dalam kehidupan percintaan anda, yang tentu saja perlakuan cinta begitu utuh dengan pasangan, sama-sama belajar dan mengenali hal-hal baru bersama. Intinya hidup jauh lebih indah dan rasa galau seperti banyak dialami anak muda sekarang hanya kemungkinan kecil anda alami.

Kisah percintaan seperti ini memang menjadi idaman bagi banyak orang yang memadu asmara, sayang hanya sedikit yang mampu mewujudkannya. Bisa dibilang ini sudah merupakan satu dongeng yang langka terjadi di tengah kehidupan anak muda di era ‘galau’ ini.

Kenyataannya pola pergaulan anak muda sekarang lebih dekat dengan labilitas yang membuat mereka begitu mudah dalam mengakhiri hubungan dan memulai hubungan baru lagi. Ada sejuta alasan mengapa orang muda berpacaran. Beberapa diantaranya adalah demi status agar terhindar dari Jomblo yang mengarah pada tuduhan tidak laku, lalu alasan lainnya adalah karena tidak ingin terlalu larut dalam kesedihan akibat diputus kekasih terdahulu, gengsi jika mantan kekasih duluan berpacaran dan seabrek alasan lainnya. Maka tak sulit bagi mereka untuk melompat dari satu hubungan ke hubungan yang baru atau malah banyak anak muda yang menjalani dua hubungan pacaran sekaligus.

Untuk mereka-mereka ini, hubungan pacaran bukan lagi sesuatu yang sakral. Ada juga semacam kebanggaan tersendiri jika bisa memiliki banyak kekasih di waktu yang bersamaan dan tak sedikit yang besar kepala apabila telah memiliki banyak mantan kekasih artinya telah berpengalaman dalam dunia percintaan.

Berbeda dengan mereka yang baru sekali berpacaran, terkesan lebih tulus dan akan mencoba mencari permasalahan hubungannya dengan merundingkan berdua. Mereka ini biasanya akan lebih menerima kekurangan dari pasangannya. Sementara mereka yang sudah berkali-kali menjalin hubungan akan lebih banyak memikirkan solusi dari permasalahannya sendirian dan mulai membuka referensi percintaannya sebelumnya. Lalu tindakan selanjutnya yang tidak bisa dicegah adalah membandingkan kekasih dengan mantan-mantan terdahulu.

Di titik ini, pada umumnya kebaikan mantan akan muncul semua ke permukaan dan menenggelamkan kebaikan pacar yang sekarang. Tiba-tiba hanya keburukan dari pacar yang akan terlintas di pikiran. Semua hal yang dilakukan pacar pun tiba-tiba akan salah dan bisa ditebak akhirnya akan terjadi pertengkaran hebat yang akan merusak hubungan. Masuknya nama mantan yang kemudian dibawa-bawa dalam hubungan yang sekarang tentu saja menyakitkan bagi pasangan, sehingga kata PUTUS menjadi akhir dari hubungan.

Salah siapa?

Siapa yang suka dibanding-bandingkan? Jika hewan bisa berbicara, rasanya kutu, kecoa atau ‘cacing’ akan protes bila tahu dirinya dianggap menjijikkan berbeda dengan kucing yang dibilang manis. Apalagi dengan manusia? Seorang anak saja tak mau dibanding-bandingkan dengan kakak atau adiknya sekalipun. Terlebih dalam hubungan pacaran, mana ada laki-laki yang mau dibanding-bandingkan dengan mantan pacar? Tetapi tidak bisa dipungkiri, mereka yang sudah menjalani lebih dari satu hubungan pasti akan susah menghilangkan sifat ini.

Terlebih di moment-moment saat si pacar sedang menyebalkan atau tidak sesuai dengan keinginan hati. Contohnya mantan anda bisa jadi adalah seorang yang sangat bagus memorinya sehingga hampir mengingat semua tanggal penting anda berdua. Seperti one Month Anniversary, tanggal pertama kali kencan dan sebagainya. Sementara pacar anda sekarang lebih cuek dan bahkan tak mengingat hari jadi satu tahun bersama dengan anda. Sudah pasti anda langsung menyimpulkan bahwa Mantan jauh lebih baik daripada si pacar.

Padahal yang memutuskan anda untuk berpacaran dengan yang sekarang adalah anda sendiri dan anda tidak menyadari bahwa karakter setiap orang berbeda-beda. Di titik ini, anda baru saja telah menjadi manusia serakah yang bahkan tak menghargai sifat dari orang lain yang sudah anda pilih menjadi kekasih. Apa lagi yang telah anda lakukan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline