Lihat ke Halaman Asli

Sahroha Lumbanraja

TERVERIFIKASI

Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

Jangan Takut, Putuskan Pacar Anda Saat...

Diperbarui: 21 November 2015   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Image:mymarriage911.com/"][/caption]Hubungan asmara antara dua orang yang tengah berpacaran memang tidak selamanya berjalan mulus. Ada semacam istilah bahwa kehidupan pernikahan tidak akan semanis saat berpacaran. Maka saat berpacaran tidak juga semanis ketika menjajaki masa pendekatan atau pdkt. Hal ini memang realita, ketika seseorang berusaha mendapatkan hati dari orang yang disukai, maka segala upaya akan dilakukan yang tentu saja disukai orang yang diincar.

Sementara setelah menjadi kekasih, perhatian sebagian besar orang mulai berkurang dan bisa jadi malah hilang ditelan kejenuhan setelah puas mengetahui segala-galanya tentang kekasih. Terlebih bagi mereka yang berlakon palsu atau fake saat menjalani hubungan pacaran, maka jati dirinya yang asli akan terlihat saat menikah. Di sinilah kekecewaan kadang muncul antara kedua pasangan, buruknya lagi rasa kecewa ini bisa berkembang menjadi penyesalan dikarenakan suami/istri ternyata tidak seperti yang dibayangkan selama pacaran.

Maka sebelum terjebak dalam kondisi rumit ini, ada baiknya mengenali pacar atau kekasih secara mendalam sebelum mempercayainya untuk menjadi pasangan hidup selamanya dalam ikatan pernikahan. Jika ikatan pernikahan yang suci berakhir dengan perceraian, tentu saja akan menjadi suatu aib bagi diri sendiri. Sehingga ini akan menjadi persoalan rumit yang seharusnya tidak boleh terjadi.

Berbeda dengan saat berpacaran, mengakhiri hubungan dengan kekasih bukanlah merupakan suatu hal yang akan mempermalukan diri sendiri apalagi keluarga. Namanya masa penjajakan atau pengenalan, wajar jika mudah putus atau berakhir saat tidak ada lagi kecocokan dan kenyamanan antara keduanya. Orang tidak akan langsung bergunjing, apabila anda putus dengan pacar. Berbeda jika anda bercerai, maka tidak bisa dipungkiri akan selalu ada orang yang bergunjing.

Hubungan pacaran memang tidak selalu berakhir denga pernikahan. Semuanya kembali lagi kepada kedua belah pihak apakah masih nyaman dengan hubungan itu atau malah sudah tidak lagi. Sayangnya, walau sudah tidak nyaman lagi, masih banyak orang yang memilih untuk bertahan dengan harapan yang tentu saja bisa berakhir dengan pernikahan bersama pasangannya.

Walau beberapa kali ditipu atau diselingkuhi, tidak sedikit orang yang tetap bertahan dengan alasan yang tidak masuk akal. Akhirnya, orang seperti ini akan menjadi korban yang tersakiti dan tersiksa dalam hubungan. Sikap mengalah yang terus menerus dilakukannya dijadikan senjata bagi pasangannya untuk selalu mengulangi kesalahan yang sama. Orang-orang seperti ini menganggap bahwa sekali mencintai seseorang, maka bagaimanapun Dia harus menjadi jodoh. Ujung-ujungnya, pemaksaan ini akan selalu berujung menyakitkan bagi mereka.

Perasaan cinta memang mampu membutakan mata sebagian orang. Tidak perduli seberapa sakit yang akan dialaminya di depan, banyak orang yang tetap mempertahankan kekasihnya demi cinta, katanya. Maka bukan hal yang mengejutkan, ketika masih ada pasangan pacaran yang kerap bertengkar dan bahkan ‘main fisik’ tetapi tetap mempertahankan hubungannya dan masih banyak lagi alasan konyol lainnya yang secara tidak langsung menunjukkan hubungan tersebut tidak sehat lagi.

Beberapa situasi di bawah ini menjadi alasan tidak logis beberapa pasangan yang tetap mempertahankan hubungannya walau telah ‘menderita’ dengan hubungan tersebut. Alasan-alasan di bawah ini membuat mereka-mereka enggan untuk mengakhiri hubungannya dengan kekasih.

  • Pacaran sudah tahunan, Sayang jika Putus

Ini biasanya banyak dialami oleh kaum Hawa. Ketika sudah menjalin hubungan selama lima tahun lebih dan menghabiskan waktu selama itu maka rasa memiliki akan semakin kuat. Ratusan janji-janji yang telah dibuat selama ini semakin meyakinkan bahwa mereka berjodoh. Sehingga akan mudah memaklumi kesalahan pasangan yang sebenarnya cukup mengganggu. Katakanlah, saat sipacar ketahuan berselingkuh dan kembali meminta maaf, maka akan lebih mudah memaafkannya daripada memutuskannya. Padahal, alasan ini bukanlah hal sepele dalam suatu hubungan. Namun sekali lagi, banyak orang yang takut jika harus putus setelah berpacaran bertahun-tahun. Sudah pacaran 8 tahun, masa harus putus karena kekasih selingkuh?

  • Pacar sudah dikenal keluarga

Bisa jadi ‘doi’ adalah satu-satunya pacar yang anda kenalkan kepada keluarga. Hebatnya lagi, semua keluarga menyukai pribadi kekasih. Namun belakangan anda mulai tidak nyaman dengan sikapnya yang tidak bisa ditolerir. Hal yang harus anda lakukan adalah memutuskannya! Lalu muncul keraguan, bukankah keluarga menyukainya? yang menjalani hubungan adalah anda sendiri, dan bukan keluarga anda. Siapa yang lebih tahu dia di keluarga anda selain anda sendiri? Jika tidak nyaman lagi, apa yang anda tunggu? Keluargapun tak akan langsung mengucilkan anda begitu tahu hubungan putus dengan si dia.

  • Hubungan sudah terlalu dalam

Mode pergaulan anak muda zaman sekarang memang luar biasa bebas hingga tak jarang kecolongan sampai berhubungan badan dengan pacar sendiri. Nah, lagi-lagi ini sering menimpa kaum hawa, ketika kehormatan telah diberikan kepada pacar, maka si pacar perlahan akan berubah dan mulai tidak memperhatikannya. kebanyakan kasus seperti ini. Tak mau ditinggal begitu saja, lalu banyak perempuan yang seperti mengemis cinta walau diperlakukan semena-mena oleh pacarnya. Nah, jika pacar memang tidak memperlakukan anda secara manusiawi lagi, buat apa mempertahankannya? memang anda telah khilaf, tetapi apakah anda mau hidup tersiksa selama hidup anda bersamanya? THINK AGAIN!

  • Ketergantungan Dengan Pacar
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline