Lihat ke Halaman Asli

Sahroha Lumbanraja

TERVERIFIKASI

Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

Mengapa Sensi dengan Bikini dan Budaya Judgemental Kita?

Diperbarui: 12 November 2015   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Elvira Devinamira, Puteri Indonesia 2014, berhasil menjadi 15 kontestan berbusana renang terbaik di Miss Universe 2014 (Kompas.com)"][/caption]Elvira Devinamira menjadi salah satu puteri Indonesia tersukses di ajang beauty pageant yang digelar untuk level Internasional. Dimahkotai sebagai Puteri Indonesia pada tahun 2014, Elvira akhirnya melenggang ke Miss Universe di tahun yang sama untuk mewakili puteri Indonesia. Kiprahnya di ajang ini tak bisa disepelekan, Elvira sukses menjadi Top 15 dengan mengalahkan ratusan perempuan lainnya dari berbagai Negara dan lebih hebatnya lagi, Elvira mencetak sejarah di ajang bergengsi ini dengan membawa pulang satu gelar yakni Best National Costume untuk tampilan spektakulernya dengan mengangkat thema The Chronicle of Burubudur waktu itu.

Popularitasnya mendadak meningkat akan prestasi tersebut di samping merebaknya isu kedekatannya dengan mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad yang sempat menggegerkan media nasional tahun lalu. Gadis ayu kelahiran Surabaya ini memang menjadi pusat perhatian selama setahun terakhir, pasca penampilan Artika Sari Devi di ajang yang sama pada tahun 2005 menjadi Top 15 Miss Universe, wakil-wakil Indonesia yang dikirimkan di sana tak pernah mampu memberikan persaingan dengan kontestan Negara lain. Sehingga puteri-puteri Indonesia sebelumnya di ajang ini hanya sekedar meramaikan dan simbolik saja. Namun dengan pencapaian Elvira, maka Indonesia patut berbangga karena bisa unjuk gigi di ajang ini.

Selang setahun prestasi tersebut, senin lalu (9/11/2015) ada yang menarik dari wawancara Elvira yang membahas mengenai Bikini (baca di Kompas). ‘Foto bikini jangan dilihat bikininya saja,lihat niat baik di baliknya. Puteri Indonesia harus memakai bikini untuk kompetisi dan saya hanya menggunakannya untuk kompetisi saja, apa yang harus dilakukan memang perlu dilakukan’ ujarnya dalam berita tersebut.

Menggunakan busana bikini memang menjadi satu sesi wajib yang harus dilakoni para kontestan di ajang kecantikan ini sejak dulu. Karena memang secara historical ajang ini diawali dengan kompetisi mencari model untuk komersialisasi under wear. Ironisnya, setiap tahun selalu saja tersiar pemboikotan puteri Indonesia di ajang ini namun hanya berlalu begitu saja alias tak pernah mendapat tanggapan apapun.

Budaya timur yang sangat sopan dinilai tidak sesuai dengan konsep bikini yang ada dalam kompetisi ini. Sayangnya the show must go on. Setiap tahun ada petisi penolakan, ajang ini tetap saja berlangsung. Jika Negara berbudaya timur lainnya jarang terdengar kabar pemboikotan sesi bikini di ajang Miss Universe, maka di Negara kita hal ini berlangsung setiap tahun. Singkatnya, bikini masih menjadi topic sensitive yang sangat menarik untuk dibahas sebagian masyarakat, apalagi bertepatan dengan ajang Miss Universe ini.

Jika kita ditanya, apa tanggapan anda dengan wanita berbikini? Atau puteri Indonesia melenggang di catwalk dengan hanya berbikini! Maka akan banyak pendapat sinis yang mengumpat si pemakai bikini, bahkan tanpa melihat fotonya itu bagaimana atau bikini apa yang digunakan! Walau pada akhirnya penasaran juga dengan foto tersebut dan kemudian mengoleksinya (mungkin ya).

Intinya, imej Bikini itu sangat negatif di Negara kita walau itu bagian dari fashion, namun entah mengapa masyarakat sudah terlanjur sensitif atau alergi dengan barang yang satu ini. Karena popularitas bikini lebih besar pula dari koteka, yang justru sudah dipakai sejak dulu oleh leluhur. Dan jika ditanya apa itu koteka? Akan lebih banyak yang tidak tahu, utamanya anak muda sekarang ini. Kembali ke topik, Lalu mengapa tanggapan Elvira kali ini begitu menarik?  

Tanggapan dari puteri Indonesia tersebut memang seakan ingin mencoba membuka cakrawala berpikir masyarakat agar tidak menanggapi sesuatu hal begitu cepat dan setengah-setengah. Mengikuti ajang internasional memang mau tidak mau harus mengikuti aturan yang berlaku pula. Pilihannya adalah melakukannya atau tidak ikut berpartisipasi sepenuhnya. Padahal jika saja bisa berprestasi di sana, tidak diragukan lagi sedikit banyak akan mengharumkan nama negara yang diemban. Seperti prestasinya di ajang ini otomatis membuat negara bangga.

Apa salahnya menggunakan bikini? Salah jika memang berniat untuk menggoda suami orang lain secara frontal. Salah jika berniat untuk menimbulkan perzinahan. Nah, jika dilakukan dengan niat baik hanya menganggapnya bagian dari kompetisi yang positif? Mengapa harus begitu banyak mendapatkan cemoohan? Niat baik Puteri Indonesia untuk mengharumkan nama bangsa di dunia Internasional inilah mungkin yang dimaksudkan oleh Elvira. Bukan sengaja mau pamer tubuh untuk hal negatif, tetapi niatnya hanya sebatas mengikuti aturan kompetisi saja. Rasanya tidak ada yang salah.

[caption caption="Elvira Devinamira dengan Kostum 'The Chronicle of Burubudur' yang memenangkan Best national Costume (aktual.com)"]

[/caption]Berbicara mengenai hal-hal berbau seksualitas dan sensualitas, masyarakat kita memang yang paling abu-abu sikapnya. Di depan begitu merasa tabu dengan porno dan sejenisnya, eh, netizen kita justru salah satu netizen terbanyak pengunjung situs-situs porno di internet. Belum lagi artikel-artikel porno yang ramai pengunjung. Singkatnya, sebagian besar masyarakat jika tidak bisa dibilang semua malu-malu tapi mau tentang topic seks ini. Jika di depan banyak orang akan pasang badan sebagai aktivis yang menolak bikini untuk Puteri Indonesia di ajang Miss Universe, di belakang siapa yang tahu?

Jika tersebar video atau gambar seksi saja pasti dalam waktu singkat akan langsung menjadi viral dan didownload secara massif. Sikap abu-abu masyarakat kita tentang vulgaritas ini kemudian membuat selebritis semacam Luna Maya, cut Tari, Ariel dan sejumlah artis nyambi PSK yang beberapa waktu lalu menjadi berita nasional. Mengapa hingga sekarang mereka masih eksis? Ya karena ada yang menonton mereka. Siapa yang menonton mereka? Jawab sendiri..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline