Lihat ke Halaman Asli

Sahroha Lumbanraja

TERVERIFIKASI

Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

Fakta menarik Kejuaraan Dunia Badminton 2015, Sukses Ahsan/Hendra dan Liliana Kecewa?

Diperbarui: 19 Agustus 2015   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto: Instagram @natsirLiliyana"][/caption]

Kejuaraan dunia bulutangkis atau Total BWF World Championships 2015 memang telah berakhir dan sukses diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta sejak 10-16 Agustus lalu. Sebagai tuan rumah, Indonesia juga patut berbangga dengan meraih empat medali di turnamen bergengsi yang diprakarsai oleh Federasi Bulutangksi Dunia (Badminton World Federation) ini. Kemenangan Indonesia di tiga nomor diraih oleh Tunggal Puteri, Lindaweni Fanetri dengan Medali Perunggu, pasangan Ganda Puteri Greysia Polii/Nitya Maheswari dengan medali perunggu dan Ganda Campuran, Tontowi Ahmad/Liliana Natsir yang juga mempersembahkan medali perunggu. Menutup pertandingan final yang berlangsung Minggu (16/8) lalu, pasangan Ganda Putera Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sukses menjadi pemenang sekaligus mempersembahkan satu-satunya medali emas untuk Indonesia yang sekaligus membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di Istora. Kemenangan tersebut sekaligus membayar kekecewaan penonton yang harus pasrah menyaksikan tiga wakil kandas di babak semifinal sehari sebelumnya. Padahal mengamati pola permainan, pemain kita cukup membuka harapan lebar untuk tampil lebih jauh.

Event bergengsi untuk cabang olahraga Bulutangkis ini memang telah ditutup secara resmi seiring berakhirnya partai final. Hasil akhir menobatkan Tiongkok sebagai Juara dengan koleksi 3 medali emas di sektor Tunggal Putera (Chen Long), Ganda Puteri (Tian Qing/Zhao Yunlei) dan ganda Campuran Zhang Nan/Zhao Yunlei). Dua gelar tersisa menjadi milik Spanyol di Tunggal Puteri (Carolina Marin) dan tentu saja Indonesia di Ganda Putera. Walau telah berakhir, euphoria kejuaraan dunia masih bergaung di antara penggemar bulutangkis. Lalu apa saja hal menarik yang berlangsung pada turnamen tahun ini? Berikut beberapa fakta menarik seputar kejuaraan dunia yang tahun depan akan absen seiring berlangsungnya Olimpiade Ria De Janeiro 2016.

 

  • Lindaweni Fanetri pecundangi Tai Tzu Ying

Jika anda menyaksikan babak perempat final di sektor Tunggal Puteri, maka akan sangat kagum dengan match antara Lindaweni Fanetri dengan Tai Tzu Ying asal Chinese Taipei. Pemain andalan Taipei ini diunggulkan di posisi 4 dan menghadapi wakil tuan rumah non unggulan. Di atas kertas memang sangat mudah ditebak siapa yang akan memenangkan pertandingan, semua orang pasti memfavoritkan Tai. Pemain muda yang sudah mengoleksi beberapa gelar Superseries hingga BWF Final Superseries 2014 ini diprediksi akan mudah ‘menjinakkan’ pemain sekelas Lindaweni. Membuka babak pertama, Tai memang tampil percaya diri dengan menang 21-14. Bahkan hingga babak kedua, Tai nyaris menang straight game setelah match point 20-14 dari Linda. Namun semuanya keberuntungan belum berpihak kepada Tai, rasanya begitu sulit bagi Tai untuk meraih satu poin saja di pertandingan hari itu. Justru Tai malah melakukan kesalahan sendiri yang pada akhirnya menambah poin bagi Linda. Memanfaatkan kecerobohan Tai, Linda justru makin ‘buas’ dan penuh percaya diri mencetak poin demi poin. Dan sungguh menakjubkan Linda memperpanjang tempo permainan dengan mengamankan babak kedua 22-20. Di babak ketiga, Tai semakin tidak percaya diri apalagi mendengar hysteria penonton di Istora yang tak henti-hentinya meneriakkan nama indaweni. Alhasil Lindaweni menang dengan skor akhir 21-12. Kemenangan ini sekaligus membuat Lindaweni melampaui harapan Tunggal Puteri dengan melaju ke babak semifinal dan berakhir dengan medali perunggu, setelah sekian lama tunggal puteri tidak pernah mendapatkan medali. Selamat Linda!

 

  • Tunggal Puteri Tiongkok makin Terpuruk

Tiongkok memang salah satu gudang atlet tunggal puteri terkuat dalam sejarah bulutangkis dunia. Namun di turnamen kejuaraan dunia tahun ini, bendera Tiongkok tak berkibar di sektor ini. Dan menjadi satu-satunya sektor yang absen dari Tiongkok. Tiga andalannya seperti Wang Shixian dan Wang Yihan kandas di perempat final oleh Carolina Marin dan Saina Nehwal. Sementara Li Xuerui yang menjadi pemain puteri terbaik Tiongkok justru kandas di babak awal. Si sektor Tunggal Puteri, Carolina Marin pebulutangkis Spanyol sukses mempertahankan gelar dan menjadi pebulutangkis tunggal puteri paling ‘gagah’ tahun ini. Kemenangannya juga menjadi angina segar bagi penikmat bulutangkis dari benua Eropa. Baca juga: Tunggal Puteri Tiongkok tak lagi dominan.

 

  • Zhao Yunlei, 2 gelar juara bertahan

Siapa yang tidak kenal dengan jagoan Tiongkok yang satu ini? Zhao Yunlei mengulangi kesuksesannya setahun lalu dengan bermain rangkap di nomor ganda puteri bersama Tian Qing dan Ganda Campuran bersama Zhang Nan. Tahun lalu, dengan pasangan yang sama Zhao sukses membawa dua medali emas sekaligus! Dan tahun ini, wanita tangguh ini juga masih tak mampu dihadang pasangan manapun. Zhao Yunlei bisa jadi salah satu atlet tersukses di cabang olahraga bulutangkis saat ini. Zhao juga yang mengandaskan asa Liliana Natsir/Tontowi Ahmad di semifinal bersama pasangannya yang juga pacarnya, Zhang Nan. Sampai saat ini, Zhao Yunlei/Zhang Nan masih menjadi ganda campuran terkuat di dunia. Sementara bersama Tian Qing, Zhao menjadi peringkat ke tujuh dunia. Pasca meraih gelar juara dunia, otomatis peringkatnya bersama Tian Qing akan melesat.

 

  • Final Ganda Putera yang anti klimaks, Ahsan/Hendra Ganda tersukses

Saat ini Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong, Zhang Nan/Fu Haifeng dan Koo Syung Hun/Shin Baek Cheol memang menjadi ganda putera terkuat di dunia dan paling diharapkan akan bertemu di babak puncak. Sayang, mengikuti draw pertandingan tahun ini pemain-pemain andalan ini justru saling ‘bertempur’ di babak-babak awal. Di perempat final misalnya, Zhang Nan/Fu justru bertemu dengan Lee/Yoo yang berkahir dengan kemenangan unggulan pertama,Lee/Yoo asal Korea. Beranjak ke semifinal, giliran Ahsan/Hendra yang kontra Lee/Yoo. Pertandingan sengit ini akhirnya dimenangkan ganda kebanggaan Indonesia dengan skor 21-17 dan 21-19. Pressure pertandingan hari itu begitu terasa dan sorak sorai penonton di Istora sukses mengantar kemenangan pasangan tuan rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline