[caption id="" align="aligncenter" width="570" caption="Ilustrasi//head4success.com"][/caption]
Setelah mulai menjajaki bangku perkuliahan, memang saatnya perubahan pola pikir ke arah yang lebih dewasa. Keadaan mulai berubah dari kuantitas yang cukup tinggi untuk pergaulan di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dihiasi dengan hang out dan menghabiskan waktu di tempat-tempat yang seru maka di masa kuliah perlahan berubah ke arah yang lebih serius lagi. Baik mahasiswa maupun mahasiswi mulai mengerti cara merencanakan masa depan dan arah karir yang diinginkan. Hal ini tentu saja mudah bagi mereka yang sudah menemukan Jurusan yang sesuai dengan yang diharapkan sedari lama. Tetapi tahukah anda, tidak sedikit mahasiswa yang ternyata tidak menyukai jurusan yang diambilnya dan baru sadar lebih menyukai bidang lain. Seperti sifat dasar manusia yang sangat dinamis, kapan saja bisa berubah saat mengetahui sesuatu yang berbeda dengan yang dimilikinya. Alhasil mahasiswa-mahasiswa ini terperangkap dalam jebakan pikiran sendiri yang membuat mereka tak menghargai lagi jurusan yang diambilnya karena dianggap tidak sesuai passion dan karir yang diinginkan. Akhirnya masa perkuliahan yang harusnya seru dan menjadi kesempatan menggali potensi diri seluas-luasnya, dilalui dengan terpaksa dan tidak sepenuh hati. Jika suah tidak mencintai apa yang dikerjakan, maka waktu akan berlalu begitu saja dan akhirnya tamat dari Universitas tanpa kesan apapun.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjebaknya mahasiswa dalam kondisi seperti ini. Diantaranya:
1.Jurusan Pilihan Orang Tua
Untuk yang satu ini memang terdengar kuno, namun percaya atau tidak masih banyak orang tua yang ngotot hendak kuliah kembali dengan memakai raga anaknya. Orang tua seperti ini biasanya telah merencanakan pendidikan anakanya secara spesifik bahkan sejak kecil, hingga tak perduli dengan keinginan anaknya. Inilah yang berpotensi membuat sebagian anak akhirnya terjebak dalam kondisi di atas. Pada akhirnya, si anak/mahasiswa akan menjalani masa kuliahnya dengan setegah hati. Masih bagus jika sampai wisuda, nah bagaimana pula jika berhenti di tengah jalan saat Ia berada di titik jenuh?
2.Terinspirasi dengan Kesuksesan Orang di bidang lain
Banyaknya orang sukses yang mengisahkan perjalanan karirnya kepada public memang sanggup mengubah pola pikir masyarakat. Mahasiswa yang membaca buku mimpi sejuta dollar milik Merry Riana mungkin saja ingin seperti wanita tersebut dan berharap di bidang yang sama dengannya.setelah melihat orang sukses di satu bidang, maka akan timbul keinginan untuk memperdalam ilmu tersebut. Akhirnya banyak mahasiswa yang berhenti dari studinya dan kembali mengulang perkuliahan dengan jurusan yang diinginkan. Namun bukankah telah sia-sia waktu yang dihabiskan sebelumnya?
3.Terlalu Percaya dengan Haters
Ini yang kadang terjadi dengan mahasiswa yang kurang percaya diri. Ketika anda mengatakan Jurusan anda Sastra Jawa/Batak/Bahasa Indonesia di saat teman-teman anda mengambil Kedokteran, Engineering atau Akuntansi maka mungkin anda akan merasa kecil sendiri hingga akhirnya kehilangan integritas diri. Sebenarnya ini tak boleh terjadi, mahasiswa harusya percaya dengan potensi diri. Namun kebanyakan mereka malah minder dan kurang menghargai diri sendiri sehingga semangat untuk berhasil memudar. Bisa jadi timbul penyesalan mengapa mengambil jurusan itu.
Lalu apa solusinya? Sekarang coba berpikir, berapa persen mahasiswa yang setelah lulus akhirnya bekerja di bidang yang sama yang dipelajarinya di Universitas? Apa semua mahasiswa akuntansi akan menjadi akuntan? Bahkan mahasiswa kedokteran saja takkan semua menjadi dokter? Kembali lagi karena kampus tak menjamin mahasiswanya menjadi praktisi di jurusan yang dipelajari selama di kampus. Lalu perlukah anda parno dengan jurusan yang anda ambil saat mimpi anda bekerja di bidang yang sama? TIDAK!!!
Faktanya adalah apa yang anda pelajari di kampus, tidak barang tentu menjadi apa yang diinginkan oleh perusahaan pemberi kerja. Seberapa banyak teori yang anda hapalkan di kampus, sebagian besarnya malah tak akan berguna di dunia kerja. Buktinya kebanyakan perusahaan sekarang mencari calon karyawan yang mau belajar manajemen internal untuk tamatan baru. Artinya, bekerja di Perusahaan akan kembali menjadi lembaran putih bagi calon karyawan. Kabar baiknya adalah, banyak perusahaan sekarang yang membuka kesempatan bagi fresh graduate dari segala jurusan asal memenuhi kualifikasi akademis. Jadi bagi mahasiswa yang merasa tidak memiliki kesempatan untuk bekerja di bidang lain bisa berbenah memperbaiki diri di jurusan apapun yang telah dijalani. Dengan kuliah sepenuh hati, maka akan mendapatkan Indeks Prestasi yang tinggi. Dengan demikian saat di seleksi, tawaran anda di mata para pemberi kerja akan semakin tinggi.
[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Image//wordpress.com"]
[/caption]
Tenang saja, di zaman sekarang tak hanya mahasiswa Pendidikan yang bisa menjadi Guru. Tak hanya Mahasiswa Engineering yang akan menjadi Teknisi. Semuanya dari jurusan apapun bisa, asalkan memiliki semangat untuk belajar dan pintar menjual diri. Masih galau salah jurusan? Cape deh!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H