Lihat ke Halaman Asli

Sahroha Lumbanraja

TERVERIFIKASI

Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

Koplaknya Tanggapan Menkes Tentang Bayi Hilang di RSHS

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13959984231431421087

[caption id="attachment_329039" align="aligncenter" width="300" caption="Penampakan Penculik bayi di CCTV (viva.co.id)"]
[/caption]

Kabar penculikan bayi menghiasi pemberitaan media. Kali ini korban adalah pasangan suami istri Toni Manurung dan Lasmaria Boni Manulang, warga Bandung yang terpaksa berduka karena kehilangan bayi yang baru saja dilahirkan. Lasmaria yang bersalin di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (RSHS) pada 25 Maret 2014 tertipu oleh aksi Wanita berjilbab yang lengkap dengan kostum dokter . Dokter wanita gadungan ini mengecoh pasangan ‘ayah-ibu baru’ini dengan mengambil alih memeriksa bayi yang baru lahir dan menyarankan Lasmaria mengganti sarung ke kamar mandi dengan alasan adanya bercak darah di sarung tersebut. Tak disangka akan ditipu, Lasmaria ditemani suaminya menuruti saran tersebut. Ketika kembali dari kamar mandi, dokter gadungan tersebut lenyap bersama bayi mereka. Saat diperiksa ke ruang perawatan bayi, ternyata bayi tersebut tidak ada. Nahasnya lagi, pihak rumah sakit tidak tahu-menahu keberadaan bayi itu.

Kasus penculikan bayi ini menjadi goresan buruk bagi keamanan rumah sakit. Tak berbeda dengan adegan sinetroon yang ditayangkan di televisi, wanita yang menyamar ini sukses menggotong bayi merah itu dari pengawasan pihak rumah sakit. RSHS yang menyadari kesalahan berada di pihaknya mengaku kecolongan akan peristiwa tersebut.

Seperti pengakuan Kepala Humas dan Protokoler RSHS Bandung, Nurul (27/03/2014): "Kita memang kecolongan. Kita perketat pengamanan seperti jam besuk sekarang lebih ketat lagi. Selain itu kita berikan id (kartu identitas) kepada pengunjung namun didata dulu dan KTP-nya harus disimpan. Dokterpun mendapat hal yang sama (viva.co.id)

Ini mengindikasikan bahwa supervise dari RSHS sebelum kasus ini kurang ketat. Kasus penculikan bayi tersebut menjadi bukti konkret. Bagaimana bisa seorang bayi dibawa lari oleh wanita yang berlagak dokter dan lolos dari pengamatan karyawan. Baik kasir atau Costumer Service yang senantiasa berada atau standby di ruangan depan Rumah Sakit. Banyaknya suster atau perawat yang berkeliaran, apa tak mengenal dokter yang bekerja di RSHS tersebut? Tak lupa, kemana saja Satpam saat itu? tapi kasus ini mungkin pertama kalinya terjadi, sehingga selama ini pengawasan tidak terlalu ketat dan berhubung Lasmaria hanya mendapatkan pelayanan umum dan biasa saja jadi kurang diprioritaskan.

Jika Pihak RSHS mengakui kecerobohannya, maka pendapat berbeda dikemukakan oleh petinggi negara yang mengurusi kesehatan. Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi justru memberikan pembelaan kepada RSHS. Dengan menyebut bahwa keamanan RSHS telah memadai, Nafsiah meminta masyarakat untuk tidak menyalahkan RSHS. Menurutnya RSHS telah melakukan hal yang sepantasnya dan bahkan jikapun kebobolan seperti kasus ini, Ia berdalih bahwa penculikan terjadi karena kelihaian penculik. "Kalau mereka terus kebobolan, orang jahatnya memang lihai," (viva.co.id). Lihat beritanya di sini.

Satu kata yang paling pantas untuk menanggapi komentar seorang Menteri tersebut adalah KOPLAK. Komentar Nafsiah ini terkesan sangat awam (bila kata bodoh terlalu kasar), bagaimana bisa seorang menteri memberikan tanggapan sedemikian buruknya menanggapi kasus serius bahkan kasus paling menyedihkan bagi orang tua muda seperti Lasmaria-Toni. Komentar seorang Menteri yang harusnya lebih bijaksana dan menenangkan justru terkesan berdalih menyelamatkan rumah sakit. Kesan dari komentar tersebut seakan-akan kehilangan bayi itu bukan tanggungjawab RSHS lagi. Akan lebih bijaksana jika Nafsiah tidak usah berkomentar atau menyebut bahwa polisi akan berusaha mencari pelaku. Menkes malah membahas Kelihaian penculik bayi. Miris.

Kasus ini tengah diselidiki Tim penyidik Polrestabes Bandung atas laporan Toni Manurung. Beberapa bukti seperti foto pelaku dari rekaman CCTV dan print out kendaraan yang keluar dari RSHS pada tanggal kejadian. Beberapa panti asuhan di Bandung menjadi tempat yang disisir oleh Penyidik. Kita berharap semoga saja bayi ini segera ditemukan dan pasangan suami istri itu kembali berkesempatan menggendong bayi perempuannya. Tentu saja, tak lupa semoga Ibu Menkes bercermin dari komentarnya tersebut agar bisa lebih bijaksana lagi di kemudian hari.

Sebenarnya inilah salah satu yang hilang dari Negara ini. Pemimpin dan penguasa hanya peduli membuat janji-janji manis saat kampanye untuk memanjakan masyarakat. Bagaikan malaikat yang baru, para politisi memberikan perhatian besar kepada masyarakat untuk menjerat agar masuk ke jarring mereka. Pabila sudah menduduki tahta, mereka akan segera lupa dan bahkan tidak mengenal masyarakat lagi. Di tahun Pemilu ini, semoga saja Indonesia melahirkan pemimpin baru dengan jajaran menteri yang juga berbakti untuk rakyat dalam susunan kabinetnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline