[caption id="attachment_329386" align="aligncenter" width="300" caption="indowebster.com"][/caption]
Tayangan Televisi merupakan salah satu media hiburan paling banyak digunakan dan dimanfaatkan. Beraneka ragam program acara menghiasi jadwal televisi setiap harinya di berbagai stasiun tv. Walaupun sudah hampir tergeser dengan fasilitas yang ditawarkan oleh gadget-gadget canggih, namun eksistensi televisi sebagai kotak segi empat berisi sejuta hiburan masih bertahan. Benar saja, televisi senantiasa memiliki aneka hiburan yang berbeda seperti musik, film,serial tv hingga talkshow dan komedi yang disajikan secara lebih komplit dalam bentuk audio-visual. Berbagai tayangan memiliki kategori penonton tertentu seperti A= Anak, R= Remaja, D=Dewasa hingga SU=Semua Umur, walau kini sudah mulai kabur pengkotakannya. Tetapi masih ada secuil tayangan yang memang jelas memiliki nilai-nilai batas sesuai kategorinya. Hanya saja membutuhkan pengamatan dan filter yang baik untuk memilih tayangan yang layak. Anak-anak sebagai salah satu pemirsa televisi tentu saja menjadi bagian yang paling harus diawasi dalam pemilihan tontonan. Tak bisa dipungkiri, anak-anak masih rentan untuk meniru apa yang dilihatnya. Jadi jelas, orangtua harus selektif mengawasi konten yang ditonton anak-anak.
Pada umumnya, Film kartun atau animasi adalah tontonan paling aman untuk anak-anak. Walau tak semua, namun sebagian besar film kartun memang layak ditonton oleh semua umur. Ceritanya yang sederhana dan memunculkan karakter superhero seperti robot cerdas hingga karakter-karakter lucu lainnya menjadi pemikat untuk mudah dinikmati anak-anak. Kartun seperti Spongesbob Squarepants, Doraemon, Shinchan, Upin&Ipin, Dora The Explorer hingga Ninja Hatori adalah tayangan luar negeri yang diadopsi oleh televisi-televisi Indonesia. Animasi-animasi ini sukses menjadi pilihan utama anak-anak Indonesia.
Dari beberapa serial animasi tersebut, Upin dan Ipin adalah salah satu animasi paling popular dalam negeri. Tokoh-tokoh seperti Upin, Ipin, Kak Ross, Opah, Tok Dalang, Ehsan, Fizi, Mei-mei menjadi popular di kalangan anak-anak. Tak hanya itu, orang dewasapun tak sedikit yang menyukai animasi buatan Malasya ini. Berlatar sebuah perkampungan sederhana, kehidupan sosial perkampungan dipertunjukkan oleh anak belia yatim piatu yang kembar, Upin dan Ipin. Keduanya diasuh oleh neneknya (Opah) bersama kakaknya (Ross) yang ditakuti karena galak. Hidup dengan sederhana, Upin dan Ipin sangat bersahaja dan menikmati gaya hidup pedesaan bersama tean-teman sepermainannya. Kampung mereka yang bernama Kampung Durian Runtuh dihuni oleh masyarakat yang majemuk,maka Upin dan Ipinpun hidup harmonis bersama teman-temannya yang berbeda Suku dan kebangsaan. Mei-mei yang keturunan Tiongkok digambarkan sebagai teman perempuannya yang lucu dan cerdas, Jarjit Singh,seorang India yang gemar membuat humor dan pantun, Ehsan, ketua kelas yang suka menyendiri, cerewet dan suka makan, Fizi (sepupu Ehsan) yang suka mengejek orang lain, dan Mail yang ahli berdagang. Upin dan teman-temannya bersekolah di Tamn kanak-kanak bernama Tadika Mesra. Sekolah yang juga biasa saja dengan seorang Ibu Guru. Berbagai pengalaman pertama seperti cabut gigi, membaca,jujur dan bertanggungjawab dipelajari anak-anak tersebut di Tadika Mesra.
Upin dan Ipin memang animasi yang tampil berbeda dari biasanya. Jika kebanyakan animasi anak-anak mengambil tema keajaiban yang digambarkan bagaikan dongeng dengan superhero-superhero yang menakjubkan membela kebenaran. Upin dan Ipin malahan menunjukkan kehidupan yang bisa dibilang tertinggal di masa sekarang. Jika anak-anak sekarang sudah diperhadapkan dengan banyaknya kegiatan ‘serius’ dalam kesehariannya, katakan saja seperti les piano, les matematika, balet dan sebagainya Upin-Ipin masih mempertunjukkan kehidupan anak-anak yang tengah menikmati masa cerianya. Sepulang sekolah bermain permainan tradisional, akrab bersosialisasi dengan teman-temannya hingga santun berhadapan dengan orang dewasa, seperti Tok Dalang yang sesekali mereka jumpai.
Animasi Upin Ipin meraih sambutan meriah dari penontonnya dan banyak penghargaan. Diantaranya Festival Film Internasional Kuala Lumpur 2007sebagai Animasi Terbaik, Anugerah Shout! 2009sebagai Best On-Screen Chemistry, World Brand Congress 2010, India sebagai Brand Leadership Award dan Malaysia Book of Records (2011) sebagai Animasi Paling Terkenal. Ditayangkan di 14 televisi negara-negara Asia dan di Indonesia pada tahun 2009, Upin dan Ipin masih tetap eksis sebagai serial striping di Jadwal MNCTV hingga sekarang. Walau ceritanya kadang-kadang diulang, tetapi sepertinya tak menyurutkan Pemirsa untuk menyaksikan animasi ini.
Upin dan Ipin memang sangat layak ditonton oleh anak-anak. Banyaknya pesan-pesan positif yang disampaikan dalam animasi ini menjadi alasan kuat untuk merekomendasikannya. Melalui animasi Ini, penonton diajarkan untuk memandang hidup secara sederhana dan senantiasa bersyukur. Upin-ipin yang telah menyadari dirinya seorang yatim-Piatu yang bahkan tak mengenal ayah-Ibunya tak pernah tampak murung. Keduanya terlihat tegar walaupun tak seperti teman-temannya yang lain. Animasi ini juga mengajarkan kemandirian dan tidak bermanja-manja kepada anak, Upin-Ipin tak pernah digambarkan merengek minta ditemani tidur atau bermalas-malasan ketika makan obat saat sakit. Lebih jauh lagi, Upin-Ipin mengajarkan kejujuran dan saling mengasihi sesama. Bahkan serial ini juga mengajarkan usaha kepada anak-anak jika ingin mendapatkan sesuatu (hadiah), tak seperti Doraemon yang melulu mengharapkan kantong ajaib. Tenggang rasa dan Toleransi juga menjadi poin paling kuat yang disebarkan dalam serial ini.
Secara keseluruhan Upin dan Ipin memang hanya sebuah cerita sederhana dan sangat umum. Cerita yang diangkat juga notabene adalah kehidupan anak-anak sehari-hari. Tetapi justru inilah yang menjadikan animasi ini mudah dicerna anak-anak yang menyaksikannya. Terlepas dari negara apa yang memproduksinya, Animasi Upin-Ipin memang sangat direkomendasikan untuk ditonton anak-anak yang kini kebanyakan bermanja-manja dengan segudang fasilitas. Walau anak-anak kota menganggap Upin-Ipin hanya ada dalam televisi, tetapi anak-anak pedesaan tentunya berfikir berbeda. Karena cerita ini memang benar-benar ada dalam kehidupan pedesaan. Maka tak heran, tiap kali menonton animasi ini Penulis selalu bernostalgia dan lumayan terlampiaskan rasa rindi kampung halaman. Semoga suatu saat kita punya animasi yang berkualitas seperti ini.
Momen paling mengharukan adalah saat ulang tahun, nenek Upin-Ipin memberikan hadiah foto ayah dan Ibu mereka:
Berikut cuplikannya: http://www.youtube.com/watch?v=x0Hvsv7k9LY
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H