Lihat ke Halaman Asli

Sahroha Lumbanraja

TERVERIFIKASI

Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

Hilangnya Acara Budaya Lokal di Televisi

Diperbarui: 4 April 2017   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan Sekedar Wayang Net Tv (image/pbs.twimg.com/)

[caption id="" align="aligncenter" width="572" caption="Bukan Sekedar Wayang Net Tv (image/pbs.twimg.com/)"][/caption] Kekayaan budaya dan tradisi kearifan lokal memang menjadi salah satu kebanggaan Indonesia di mata dunia. Dihuni oleh lebih dari 200 juta Jiwa, yang juga mengukuhkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk terpadat di dunia. Keanekaragaman suku , ras, bahasa dan budayamenghiasi jengkal demi jengkal tanah Nusantara. Kebhinekaan yang kemudian terbungkus satu persatuan atas nama Negara kesatuan Republik Indonesia inilah yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang unik, heterogen namun tetap rukun. Sayangnya, dalam perkembangannya warisan budaya ini tidak terpelihara dengan baik.

Kurangnya sosialisasi penanaman rasa cinta terhadap budaya sendiri serta acuhnya generasi muda terhadap hal-hal yang berbau budaya dan sejarah memicu tergesernya budaya asli bangsa oleh budaya asing. Sebenarnya sah-sah saja jika kita mengadopsi budaya negara lain, toh hidup di zaman globalisasi seperti saat ini memang secara tidak langsung mengharuskan semua penduduk dunia untuk beradaptasi dengan tren terbaru yang bersifat global. Namun demikian, bukan berarti kita harus menyisihkan budaya sendiri untuk menyisakan ruang terhadap masuknya budaya Luar. Dan kemudian akan murka saat negara lain mengklaim suatu ikon budaya negara kita. Kurangnya apresiasi terhadap orisinalitas budaya inilah yang kemudian menjadikan matinya generasi pecinta warisan lokal. Sehingga, tanpa sadar kita akan melupakan budaya sendiri dan lebih mengenal budaya pop yang lebih modern. Stasiun televisi tanah air membuktikannya.

Media memang berperan besar dalam melakukan sosialisasi budaya agar lebih dicintai masyarakat. Televisi sebagai salah satu media kreatif seharusnya mampu memainkan peran penting dalam memelihara warisan budaya agar tetap dikenal dan dicintai masyarakat. Sayangnya stasiun televisi saat ini tidak ada yang berminat menayangkan acara budaya. TVRI mungkin satu-satunya stasiun televisi yang pernah memproduksi acara berbau kebudayaan. Sayangnya televisi pemerintah yang minim penonton ini tidak bisa dikatakan sukses mempromosikan budaya Indonesia. Selain karena tayangannya yang membosankan, acara yang digarappun tidak serius dan terkesan setengah-setengah. Tak heran TVRI bagaikan pepatah Hidup segan mati tak mau.

Sementara itu televisi swasta yang dipercaya menggunakan embel-embel Stasiun Televisi Nasional lebih tidak tertarik lagi dalam menyiarkan program berbau budaya. Jangankan memproduksi acara khusus budaya, menyentuhnya sajapun dengan memasukkan sedikit unsur berbau budaya di acara televisipun tak mau. Mencakup jangkauan nasional, tayangan mereka terpaku pada permasalahan Jakarta saja. Jadilah tayangan televisi nasional betema Jakarta sentries. Selain itu acara hiburan yang seragam tanpa memperdulikan kualitas menghiasi program televisi ini sehari penuh.

[caption id="" align="alignnone" width="300" caption="Ini tiap hari tayang di tv Nasional (image/indiaopines.com)"]

Ini tiap hari tayang di tv Nasional (image/indiaopines.com)

[/caption]

Tren terbaru adalah melejitnya Program serial Bollywood yang di-rerun oleh ANTV. Serial-serial ini jelas sangat atraktif dan berbeda jauh dengan kualitas sinetron Indonesia. Sudah menjadi ciri khas setiap film atau serial India selalu memasukkan unsur budaya di dalamnya. Lihat saja anggunnya para pemeran serial tersebut yang setia menggunakan sari dan kain-kain khas Negeri tersebut. Ide cerita yang dieksplorepun berbau tradisi dan sejarah dari mereka. Dengan bangganya, televisi nasional Indonesia lebih tertarik menayangkan dan memunculkannya daripada menayangkan budaya sendiri. Cara India Memasukkan salah satu ikon budaya di acara-acara hiburan yang lumayan besar di televisi mereka terlihat brilian, hingga semua dunia mengakui kepemilikan sari oleh mereka. Dan semua dunia tahu budaya mereka. Indonesia tentu saja tidak kalah dalam hal kepemilikan warisan budaya. Ada batik, songket, ulos dan berbagai variasi kain-kain indah lainnya. Namun dari segi promosi dan sosialisasi, Indonesia perlu belajar dari India. Jangankan negara luar, mungkin tak sedikit dari kita yang belum tahu Songket itu kain asli dari daerah mana? Dan bagaimana bentuknya?

Beberapa program Film Televisi di Indonesia mungkin beberapa kali ingin menunjukkan budaya dan kekayaan Indonesia. Namun durasinya hanya beberapa menit saja. Dan daerah yang dieksplor dapat ditebak. Jakarta-Bali-Jogja-Jakarta-Bali-jogja lagi dan begitu seterusnya. Hingga orang luar negeri lebih tahu Bali daripada Indonesia. Miris.

[caption id="" align="alignnone" width="576" caption="Motif Kain Songket Batu Bara (image/blogspot.com)"]

Motif Kain Songket Batu Bara (image/blogspot.com)

[/caption]

Baru-baru ini, muncul acara Bukan Sekedar Wayang yang ditayangkan di NET.TV. Acara ini tentu saja kabar baik untuk pecinta budaya tanah air. Didalangi oleh pelawak Sule,acara Bukan Sekedar Wayang menjadi satu-satunya acara budaya yang dikemas dalam bentuk hiburan yang tayang di televisi nasional saat ini. Sayangnya tokoh wayang yang dimunculkan adalah superhero dari komik marvell, seperti Spider Man, Hulk dan sebagainya. Namun demikian acara ini menjadi awal yang baik dan setidaknya telah mengapresiasi salah satu warisan budaya Indonesia, Wayang. Patut diapresiasi!

Bukan hal biasa memiliki kekayaan budaya seperti yang dimiliki bangsa Kita. Sudah selayaknya kita berbangga hati menjadi pewaris keanekaragaman budaya tersebut. Tugas kita adalah menjaga dan memelihara warisan itu agar tetap awet dan menjadi ikon negara yang mampu dibawa ke jendela dunia. Untuk jangkauan nasional, kita tentu saja berharap agar televisi mampu memainkan perannya sebagai informan sekaligus penyebar budaya ke seluruh pelosok negeri dengan memproduksi program-program berbau kearifan lokal. Sehingga warisan tersebut abadi untuk negara kita dan tentu saja tidak dapat diklaim oleh negara lain. semoga saja Televisi nasional mampu melakukannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline