[caption id="" align="aligncenter" width="453" caption="Ganda Campuran, Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle (Image by badmintonindonesia.org)"][/caption]
Yonex Sunrise Malaysia Master 2015 menjadi turnamen pembuka kejuaraan bulutangkis Internasional di tahun ini. Turnamen yang diselenggarakan di Stadium Perpaduan Kuching, Sarawak, Malaysia ini memulai babak kualifikasi sejak tanggal 13/1/2015 dan babak puncak akan digelar pada Minggu (18/1/2015). Kejuaraan setingkat Grand Prix Gold ini menawarkan total hadiah sebesar USD 120.000 dan menjadi turnamen pertama yang diikuti oleh banyak atlet tanah air. Di hari kelima gelaran pertandingan, Yonex Sunrise Malaysia Master 2015 telah memasuki babak semifinal. Dari sekian banyak Atlet Indonesia yang berjuang di kategori tunggal Putera, Tunggal putri, Ganda putra, Ganda putri dan Ganda Campuran, Hanya empat wakil yang berhasil lolos ke babak semifinal yang akan digelar Sabtu (17/1/2015). Diantaranya adalah 1 Pasangan ganda puteri, 1 pasangan ganda putera dan 2 pasang ganda campuran. Sementara tunggal putera dan putrid telah lebih dahulu kandas di babak penyisihan.
Di nomor ganda Puteri, pasangan Pia Zebadiah Bernadeth/Rizki Amelia Pradipta melaju ke babak semifinal usai menaklukkan rekan senegara yakni Keshya Hanadia/Devi Tika melalui straight game 21-18, 21-14. Tak ada yang spesial dari kemenangan ini mengingat Pia/Rizkie memang jauh lebih unggul dari lawan. Pia/Rizkie yang diunggulkan di peringkat ketiga memang ditargetkan untuk melaju hingga babak semifinal. Langkah mulus Pia/Rizkie pun ditengarai karena tidak bertemu dengan lawan yang cukup tangguh di babak sebelumnya. namun di babak semifinal besok, Pia/Rizki akan berjuang mati-matian karena telah ditunggu oleh unggulan pertama asal Denmark yakni Christinna Pedersen/Kamilia Ryther Juhl. Absennya Tiongkok di turnamen ini, menjadikan duo Denmark tersebut menjadi lawan yang paling tangguh.
Tak hanya Pia/Rizki, pasangan ganda Puteri unggulan Indonesia yakni Greysia polii/nitya Maheswari juga turut tampil dalam turnamen ini. Namun secara mengejutkan, Greysia/Nitya yang diunggulkan di peringkat kedua tumbang oleh ganda Korea non-unggulan Yoo Jung Chae/Kim Joo Won 21-13, 21-18 di babak perempat final. Awal yang kurang baik bagi pasangan peraih emas di Asian Games 2014 ini.
Mengikuti jejak Pia/Rizki, pasangan ganda Putera Ricky Karanda Suwardi/Angga Pratama juga memastikan diri untuk bertarung di babak semifinal setelah di babak perempat final sukses menundukkan seniornya Markis Kido/Agripinna Prima yang diunggulkan di nomor 5 melalui straight game 21-14 21-15. Ricky/Angga yang merupakan pasangan ganda putera baru menjadi satu- satunya ganda Putera Indonesia yang diharapkan mampu meraih gelar juara. Di babak semifinal, Angga/Ricky akan ditantang oleh ganda Putera Jepang Kenta Kazuno/Kazushi Yamada yang juga merupakan pasangan non-unggulan. Sama- sama pasangan non-unggulan, Angga/Ricky tentu saja diharapkan bisa bermain lepas agar maksimal.
[caption id="" align="aligncenter" width="476" caption="Ganda Putri Pia/Rizki (Image by tribunnews.com)"]
[/caption]
Jika di dua nomor tersebut, Indonesia masih berjuang untuk memastikan diri ke babak puncak yang digelar pada Minggu (18/1), maka satu pasangan di Ganda campuran Indonesia dipastikan telah lolos ke babak final. Karena dua pasangan ganda campuran Indonesia akan bertemu di semifinal Turnamen ini. Adalah Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja dan Debby Susanto/Praveen Jordan. Edi Subaktiar/Gloria terbilang cukup gemilang di kejuaraan ini, pasangan muda non unggulan ini berhasil lolos ke semifinal setelah membekuk unggulan ketiga asal Singapura Danny Bawa Crishnanta/ Yu Yan Vanessa dua babak langsung 21-16, 21-15 di perempat final. Sebelumnya pasangan ini juga sukses menaklukkan Unggulan kelima dari Hongkong Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah di babak kedua melalui pertandingan sengit rubber game 21-18, 11-21 dan 23-21.
Berbanding terbalik dengan Edi/Gloria, pasangan Parveen Jordan/Debby Susanto yang memang diunggulkan di tempat kedua pada turnamen ini tidak mendapatkan perlawanan sulit di babak sebelumnya. Keduanya melaju dengan mulus hingga di babak perempat final menang mudah dari ganda Taipei, Chen Hung Ling/Chia Shin Lee 21-15, 21-14. Dalam perang saudara besok, keduanya tentu memiliki peluang yang sama untuk melaju ke babak puncak dan semoga saja bisa tampil sebagai pemenang.
Melihat statistic atlet Indonesia di turnamen awal ini, sepertinya masih pesimistik untuk mengharapkan prestasi yang lebih baik dari setahun yang lalu. Apalagi bila mengamati sektor tunggal, di turnamen kelas dua seperti Yonex Sunrise Malaysia Master 2015 ini saja Indonesia tidak bisa berbicara banyak. Dimana yang turun ke lapangan adalah pemain-pemain pelapis dari tiap negara dan bahkan absennya Tiongkok, harusnya memberi ruang yang lebih lapang untuk atlet Tunggal melaju mudah mencapai prestasi. Sayangnya, Tunggal Putera dan puteri memang sepertinya masih tertidur dan entah sampai kapan akan benar-benar menonjol serta berdiri di podium juara. Padahal negara- negara lain seperti India, Jepang bahkan Malaysia sudah mulai unjuk gigi dengan bangkitnya pemain-pemain muda. Di turnamen Grand Prix Gold seperti ini saja, Sony Dwi Kuncoro, Maria Febe hingga Belaletrix Manuputty tak mampu menyentuh babak semifinal. Cukup disayangkan.
Sebagai awal pemanasan menuju turnamen Superseries, yang setingkat lebih bergengsi tentu saja atlet Indonesia diharapkan mampu menunjukkan performa terbaiknya di Turnamen ini. Sehingga dengan modal awal sebagai pemenang akan menjadi pengaruh yang baik bagi kepercayaan diri di turnamen selanjutnya. Semoga saja, atlet Indonesia mampu menjadi pemenang di turnamen ini. Babak semifinal akan dimulai pukul 09.00 Pagi waktu Malaysia di Stadium Perpaduan, Kuching Malaysia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H