Lihat ke Halaman Asli

Situasi Mesir Jangan di Tafsirkan Sebagai Konflik Antara Agama

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ishak Ibrahim, seorang peneliti pada Inisiatif Mesir untuk Hak Pribadi, mengatakan bahwa dia telah mengkonfirmasi tentang serangan pada setidaknya 30 gereja. Fasilitas terkait gereja, termasuk sekolah dan pusat-pusat kebudayaan juga menjadi sasaran.Pada hari Rabu dilaporkan gereja St George di Sohag, sebuah kota di selatan Kairo juga dibakar. Menurut Kantor Berita Timur Tengah, Gereja Pangeran Tadros di Fayoum, di barat daya Kairo, juga diserbu dan dibakar pada Kamis malam.Media-media memberitakan bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok Ikhwanul Muslimin yang mendukung presiden terguling Mohammed Morsi.

Dalia Ziada dari Ibnu Khaldun Center for Development Studies mengatakan kepada CNN, "Ini mengerikan, terjadi hanya dalam satu hari." Sementara Angaelos mengatakan bahwa investigasi tentang serangan terhadap gereja harus menjadi bagian penting penyelesaian di Mesir. Sebab, skala serangan itu bukan semata-mata insiden, melainkan menunjukkan mereka diatur."Kami ingin orang-orang yang telah melakukan serangan dibawa ke pengadilan, karena saya pikir mereka mencoba untuk melakukan sesuatu yang jauh lebih berbahaya," katanya. "Ini bukan hanya tentang gereja yang dibakar, tetapi tentang pembakaran gereja-gereja untuk mengundang respons yang menjadi kekerasan lebih besar. Dan itu adalah permainan yang sangat, sangat berbahaya,” kata Angaelos.

Sekretaris Jenderal WCC, Dr Olav Fykse Tveit dalam suratnya yang ditujukan bagi anggota WCC, terkait dengan situasi yang memprihatinkan di Mesir, di mana terjadi bentrokan yang memakan banyak korban.Dia mengatakan bahwa rakyat Mesir telah melalui saat yang sulit dalam sejarah sejak perubahan politik sejak 2011. Namun, Tveit menambahkan bahwa rakyat Mesir pada kesempatan yang berbeda menunjukkan kemampuan membangun kebersamaan dalam menghadapi masa depan. Dalam keberagaman, rakyat Mesir yakin bahwa dalam masyarakat multi-agama dan multi-budaya, di mana semua pihak bisa bergandengan tangan dalam menghadapi tantangan saat ini untuk masa depan yang lebih baik, kata Tveit. "(Krisis politik dan kekerasan) ini mempengaruhi situasi seluruh Mesir. Namun saya berharap bahwa situasi saat ini tidak ditafsirkan sebagai konflik antara Kristen dan Muslim, " katanya. Dia menambahkan, “Kami percaya bahwa komitmen seluruh rakyat Mesir untuk keadilan dan perdamaian akan membantu mereka untuk mengatasi semua hambatan dan mencapai harapan bersama.”

“Mari kita berdoa untuk semua orang Mesir, semoga Allah memberikan mereka kenyamanan, menyembuhkan luka mereka dan menemani mereka dalam perjalanan mereka untuk keadilan dan perdamaian,” kata dia menutup surat tersebut. (oikoumene.org)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline