Lihat ke Halaman Asli

Sahiyatul Mahbubah

Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Menjadi Lifelong Learner, Gimana Caranya?

Diperbarui: 23 September 2022   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kira-kira apa yang terlintas di pikiran atau benak kita saat mendengarkan kata belajar? Jenuh? Bosan? Melelahkan? Mungkin tiga kata itulah yang bisa menggambarkan tentang belajar itu seperti apa. Mayoritas orang mengingingkan untuk bisa segera mengakhiri pendidikannya karena dari mereka berpendapat bahwa kegitan belajar itu membosankan atau ada juga yang mengatakan kurang menyenangkan. Kebanyakan dari seorang pelajar ingin menghidari aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena mereka merasa hal itu kurang menyenangkan dan menjadi beban bagi mereka seperti banyak tugas yang harus diselesaikan, tugas menumpuk, ujian dan ulangan di setiap minggu bahkan setiap akhir semester, dan sebagainya.

kita semua pasti pernah mengenyam pendidikan formal, dan ada juga yang berkesempatan melanjutkan ke sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, bahkan perguruan tinggi dengan derajat yang berbeda-beda. Kesempatan belajar di sekolah formal tidak lebih dari sekedar bisa belajar. Namun tidak jarang ilmu yang diperoleh hanya dipahami di sekolah. Ketika Anda lulus, hanya beberapa pengetahuan yang masih diingat dan digunakan. Bahkan, kebanyakan dilupakan.

Mengarungi arus kehidupan membutuhkan banyak pengetahuan, jadi menjadi pembelajar seumur hidup di luar sekolah formal hanyalah modal bertahan hidup. Bukan hanya belajar, tetapi pola pikir belajar sepanjang hayat atau bisa disebut lifelong learning.

Apa itu lifelong learning?

Lifelong learning merupakan suatu mindset dimana kita mengejar ilmu, belajar, mengembangkan diri karena timbulnya rasa keinginan dari diri kita sendiri dan kita senang melakukannya. Biasanya selama kita belajar disekolah, mungkin ada masa dimana kita merasa malas atau nggak suka belajar. Penyebabnya bisa berasal dari pelajaran yang terlalu sulit dan tidak kita sukai, terlalu malas atau bahkan gurunya kurang menyenangkan. Nah, karena kita sudah merasa malas atau susah, itu menghalangi kita untuk suka dengan proses belajar itu. Sedangkan di lifelong learning ini intinya kita belajar untuk mengembangkan diri atau belajar akan suatu hal yang baru karena kita suka atau mendapatkan kepuasan pribadi.

Menurut laman pendidikan, Belajar sepanjang hayat (lifelong learning) adalah upaya seseorang untuk terus belajar secara berkelanjutan, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan diri, kemampuan kerja, dan daya saing. Belajar sepanjang hayat juga berarti menciptakan dan memelihara semangat belajar untuk pengembangan pribadi dan profesional. Belajar sepanjang hayat harus dilakukan secara sadar, menikmati setiap proses belajar, agar termotivasi untuk terus berkembang.

Pembelajaran sepanjang hayat dirancang untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang dunia di sekitar kita, tidak dibatasi oleh hambatan sekolah formal. Pola pikir belajar sepanjang hayat menjadi penting saat ini karena hanya mereka yang ingin terus belajar dan terus berkembang yang dapat menavigasi teknologi yang bergerak cepat saat ini. Oleh karena itu, belajar sepanjang hayat dapat memberi Anda kesempatan untuk menjadi lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup Anda.

Bagaimana menjadi pembelajar seumur hidup (lifelong learner)?

Inilah beberapa hal yang kita butuhkan dalam perjalanan untuk menjadi pembelajar seumur hidup, diantaranya yaitu:

  • Niat yang kuat. Sebagai manusia, kita harus punya niat yang kuat karena dari niat itu tadi kita bisa menumbuhkan semangat dan dorongan untuk melakukan sesuatu yang ingin kita lakukan. Dengan adanya niat itu juga bisa membuat kita lebih yakin untuk terus berusaha melakukan hal-hal positif versi diri kita masing-masing.
  • Tujuan. Disini tujuan kita untuk menjadi lifelong learner juga penting karena dari tujuan itu kita bisa mengetahui apa yang ingin kita capai disetiap proses belajar yang kita lalui. Selain itu, kita bisa mengembangkan diri kita menjadi pribadi yang lebih unggul dan berkualitas.
  • Prioritas. Prioritaskan praktik belajar sepanjang hayat dengan menyisihkan setidaknya setengah jam setiap hari untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keahlian yang ingin atau perlu kita kuasai.
  • Kontinu. Cara terbaik untuk memperoleh keterampilan adalah dengan melatihnya berulang-ulang. Beberapa keterampilan membutuhkan waktu lama untuk diperoleh dan akhirnya sempurna. Misalnya, seorang musisi kelas dunia mengasah keterampilannya 8 jam sehari.
  • Rasa ingin tahu. Keingintahuan adalah wadah yang sempurna untuk belajar dan rahasia kejeniusan. Kembangkan kreativitas kita melalui pertanyaan penasaran untuk menemukan solusi dan alternatif masalah. Einstein mengatakan bahwa mengajukan pertanyaan (sebagai rasa ingin tahu) dan imajinasi lebih penting daripada kecerdasan.
  • Fokus. Jika kita ingin belajar dengan baik, maksimalkan konsentrasi kita. Tetapkan tujuan, dengarkan baik-baik, singkirkan gangguan kecil, dan latih teknik pelatihan mental untuk meningkatkan konsentrasi.
  • Melihat dari perspektif yang berbeda. Banyak orang melihat apel jatuh, tetapi hanya Newton yang menemukan hukum gravitasi dari peristiwa tersebut. Melihat sesuatu yang unik membuat kita tertarik dan bertekad untuk mengejar ide tersebut hingga membuahkan hasil.

Dari itu semua yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mengontrol diri kita sendiri dari rasa malas atau bosan ketika belajar. Dan kita tidak boleh memaksakan diri kita, intinya kita belajar harus dalam keadaan senang, tenang dan nyaman supaya nantinya kita bisa mendapatkan apa yang ingin kita capai dari setiap proses belajar itu sendiri. Nikmati dan enjoy di setiap prosesnya dan kita harus yakin bahwa yang kita lakukan itu akan membuahkan hasil entah itu dimasa sekarang atau dimasa yang akan datang. Sekian dari saya semoga bermanfaat....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline